23
2.2.2.3 Katalis Enzim
Katalis enzim memberikan kemampuan untuk : 1 penggunaan berulang- ulang hingga 50 kali tanpa kehilangan potensi katalitiknya, 2 penggunaan
metanol yang sedikit. 3 katalis enzim bisa mengkonversi metil ester pada suhu, tekanan, dan pH sedang, 4 hasil reaksi memberikan proses purifikasi lebih
mudah, 5 mutu gliserol yang tinggi sebagai by product, 6 menunjang pencegahan kerusakan lingkungan mengurangi limbah cair, 7 dilakukan dalam
satu tahap proses, dan 8 bisa mengolah feedstock dengan keasaman yang tinggi tanpa perlakuan awal Choo dan Ong, 1986; Mittelbach, 1990; Nelson et al.,1996;
Wu et al.,1999; Fukuda et al., 2001; Ban et al.,2001 Kekurangannya terkait dengan waktu transesterifikasi yang lama,
berlangsung pada pH tertentu, cocok dengan pelarut tertentu, dan kandungan air tertentu, harga katalis yang mahal, efisiensi reaksi rendah, enzim membutuhkan
imobilisasi dan membutuhkan penambahan air 10 wt sehingga yield ester turun drastis, serta enzim mudah untuk non aktif dalam minyak phospolipid,
sehingga minyak nabati harus dilakukan degumming Choo and Ong, 1986; Nelson et al.,1996; Wu et al.,1999; Fukuda et al., 2001; Ban et al.,2001
Katalis enzim akan mudah mengubah FFA menjadi FAME dengan konversi yang cukup seperti untuk bahan baku minyak jelantah Fukuda et al.,
2001. Alkoholisis enzimatis masih memerlukan biaya lebih tinggi dibandingkan katalis basa. Enzim lipase sering digunakan sebagai katalis, dan hasil dari proses
ini adalah gliserol yang terbentuk dapat dengan mudah digunakan tanpa proses yang rumit serta FFA dalam minyak dapat dengan mudah dikonversi menjadi
metil ester. Sebagai perbandingan dari proses katalis basa dan enzimatis dapat
dilihat dalam Tabel 4.
24
Tabel 4. Perbandingan Metode katalis lipase dan alkali dalam pengolahan
biodiesel
Parameter Katalis basa
Katalis lipase
Suhu reaksi 60 – 70
o
C 30 – 40
o
C FFA dalam bahan
saponified products metil ester
Air dalam bahan bereaksi
tidak ada pengaruh Hasil metil ester
normal lebih tinggi
Recovery glyserol
sulit mudah
Purifikasi metil ester berulang
tidak ada Biaya produksi
murah relatif mahal
Sumber : Fukuda et al., 2001
2.2.2.4 Transesterifikasi non-Katalis