42
Gambar 15. Diagram alir percobaan penelitian
3.5.2 Analisis Parameter Uji
Parameter uji dalam penelitian ini terdiri dari parameter mutu utama yang antara lain kadar metil ester karena menunjukkan besarnya perubahan reaktan TG
menjadi metil ester. Dalam penentuannya dibutuhkan nilai bilangan asam, dan kadar gliserol total. Selain itu, keberhasilan produksi biodiesel dilihat dari tingkat
viskositasnya karena tujuan transesterifikasi adalah memperoleh ester dengan kekentalan yang menyerupai bahan bakar solar. Hasil analisis parameter uji
tersebut dibandingkan dengan standard mutu biodiseel yang dipersyaratkan yaitu SNI 04-7128-2006 untuk mengetahui apakah mutu biodiesel yang dihasilkan telah
memenuhi persyaratan yang ditentukan. Pemanasan awal
RBDPO TG sampai T50,55,60,65,atau 70°C
30 menit, T 110
o
C Suhu 90
Pengeringan Pencucian
Pemisahan ME dan GL Pengendapan
Transesterifikasi Pompa static-mixer on
Pemanasan MeOH
KOH
T=f{50,55,60,65,70°C} }
Sampling dan Analsis mutu SNI
04-7182-2006
43
3.5.3 Kinetika Reaksi
Proses transesterifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak sawit TG dengan MeOH dengan rasio molar 1 : 11,5, sedangkan KOH digunakan sebagai
katalis dengan jumlah 1 dari berat minyak sawit. Metanol diberikan dalam jumlah berlebih agar reaksi transesterifikasi selalu mengarah ke kanan persamaan
17. Berdasarkan persamaan tersebut jumlah minyak yang direaksikan adalah 11 liter, metanol 5,5 liter dan KOH 100 gram. Perlakuan suhu transesterifikasi terdiri
dari proses yang dilakukan pada suhu 50, 55, 60, 65, dan 70
o
C. Perhitungan jumlah reaktan berdasarkan rasio molar di atas disajikan dalam lampiran 11.
TG MeO ME GL
……...………………..…….[17]
Pompa sirkulasi static-mixer dioperasikan pada kecepatan maksimum yaitu 1,25 mdetik. Pengukuran laju aliran dilakukan secara manual dengan mengukur
jumlah volume per menit dibagi dengan luas penampang pipa. Posisi pengukuran kecepatan alir reaktan atau biodiesel disajikan dalam Gambar 13. Sampel diambil
dengan jumlah 2 sampel pada selang waktu 1, 5, 10, 15, 20, 30, 40, 50, 55, 60, 65, 70 dan 90 menit. Sampel ditampung dalam glass jar untuk kemudian
diendapkan settling hingga terbentuk 2 lapisan bagian atas biodiesel kasar dan bagian bawah dalah gliserol kasar. Biodiesel kasar kemudian dicuci dan
dikeringkan serta dianalisa sesuai standard SNI 04-7128-2006 untuk biodiesel. Pengujian dilakukan untuk beberapa parameter mutu antara lain untuk: gliserol
bebas dan total gliserol dengan metoda uji AOCS: Ca 14-56, kandungan metil ester biodiesel, angka asam AOCS: Cd 3-63, angka penyabunan AOCS: Cd 3-
25, dan viskositas. Standard Biodiesel SNI No. 04-7182-2006 untuk perhitungan kandungan metil ester disajikan dalam persamaan [18]
ME ww 100 A A
. G A ………………………….[18]
di mana: A
s
: angka penyabunan biodiesel ditentukan berdasarkan dengan metode AOCS Cd 3-25 mg KOHg biodiesel
A
a
: angka asam biodiesel ditentukan berdasarkan dengan metode AOCS Cd 3-63, mg KOHg biodiesel
G
ttl
: gliserol total dalam biodiesel ditentukan berdasarkan dengan metode AOCS Ca 14-56 ww
44 Selama proses pengolahan dilakukan pengambilan sampel hasil untuk
dianalisis. Pengukuran dilakukan untuk selang waktu 1, 5, 10, 15, 20, 30, 40, 50, 55, 60, 65, 70, 80, dan 90 menit. Tujuan pengukuran hasil adalah untuk
mengetahui waktu yang diperlukan proses transesterifikasi untuk mencapai kandungan metil ester standard 96,5 ww. Posisi pengambilan sampel untuk
masing-masing percobaan baik reaktor static-mixer dan blade agitator disajikan dalam Gambar 16. Parameter mutu metil ester dianalisa dengan menggunakan
metoda uji bioddiesel SNI 04-7128-2006. Pada Gambar 15 disajikan flow proses pembuatan biodiesel secara keseluruhan.
3.5.4 Analisis Kehilangan Panas