Suhu Reaksi Waktu Reaksi

15 penghitungan waktu reaksi dimulai saat suhu bahan secara keseluruhan telah mencapai 70 o C

2.2.1.5 Tekanan Reaksi

Metil ester dapat direaksikan dalam kondisi tekanan rendah dan tinggi. Secara komersil produksi biodiesel dari minyak nabati dilangsungkan pada tekanan rendah guna mengurangi biaya pengolahan dan keamanan dan umumnya dilakukan pada tekanan atmosfir. Proses produksi biodiesel dengan tekanan tinggi dapat dilangsungkan di atas tekanan 100 bar pada suhu 250 o C dengan kelipatan 7 hingga 8 molar ekses dalam keberadaan katalis basa Gerpen dan Knothe, 2005. Tekanan reaksi yang tinggi ini juga bisa dilakukan pada transesterifikasi tanpa katalis yang dilakukan pada tekanan 8,09 MPa dan suhu optimal 350 o C Kusdiana dan Saka, 2000. Keuntungan penggunaan tekanan tinggi dalam proses transesterifikasi adalah bahan baku yang mengandung lebih 20 FFA dapat diolah tanpa perlakuan pendahuluan serta dapat menghasilkan gliserol kandungan tinggi dapat dihasilkan sebagai hasil samping Kusdiana dan Saka, 2000 Kusdiana dan Saka, 2000. Pendekatan yang diusulkan Mittelbach dan Junek 1986 yaitu penggunaan tekanan rendah merupakan rekomendasi yang sudah banyak diterapkan dan berhasil dilakukan dalam mengolah biodiesel.

2.2.1.6 Jenis Katalis

Untuk mencapai hasil atau rendemen yang maksimum, transesterifikasi biasanya dilangsungkan dengan keberadaan katalis baik katalis basa alkali ataupun asam. Katalis basa yang sering digunakan adalah NaOH dan KOH. Katalis NaOH sering digunakan karena lebih reaktif dan murah. Katalis dari kompon logam, silikat, dan enzim atau biokatalis seperti enzim lipase bisa juga digunakan dalam sintesis biodiesel. Jumlah optimum alkali basa yang baik digunakan berkisar anatar 0,5-1,0 dari berat minyak nabati Fredman et al., 1984. Katalis asam bisa juga digunakan untuk proses produksi biodiesel. Transesterifikasi dengan katalis asam lebih lambat dari katalis basa. Katalis asam cocok untuk proses trigliserida dengan kandungan asam lemak dan kandungan air 16 yang tinggi Aksoy et al., 1988. Contoh katalis asam yang sering digunakan adalah H 2 SO 4 disajikan lebih lanjut dalam sub Bab 2.2.2.

2.2.2 Penggunaan Katalis

Katalis dalam proses produksi biofuel misal esterifikasi atau transesterifikasi merupakan suatu bahan misal basa, asam atau enzim yang berfungsi untuk mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi actifation energy, Ea dan tidak mengubah kesetimbangan reaksi, serta bersifat sangat spesifik. Sebenarnya proses produksi bisa berlangsung tanpa katalis akan tetapi reaksi akan berlangsung sangat lambat, membutuhkan suhu yang tinggi dan tekanan yang tinggi pula. Umumnya untuk mencapai hasil yields ester yang memuaskan dalam kondisi reaksi yang sedang, produksi biodiesel dilakukan dengan keberadaan katalis yang meliputi katalis basa alkali, asam termasuk katalis bahan transisi logam, dan katalis enzim. Menurut perbedaan fase dengan reaktan, katalis dapat dibagi menjadi katalis homogen yang memiliki fase yang sama dengan reaktannya dan katalis heterogen yang berbeda fase dengan reaktannya contohnya, katalis padat pada campuran reaktan cair. Katalis heterogen menyediakan permukaan luas untuk tempat reaksi kimia terjadi. Agar reaksi terjadi, satu atau lebih reaktan harus tersebar pada permukaan katalis dan teradsorb ke dalamnya. Setelah reaksi selesai, produk menjauh dari permukaan katalis padat. Seringkali, perpindahan reaktan dan produk dari satu fase ke fase lainnya ini berperan dalam menurunkan energi aktivasi Mittelbach dan Remschmidt, 2004.

2.2.2.1 Katalis Basa

Kelebihan keuntungan penggunaan katalis basa adalah kondisi operasi dapat dilakukan dalam kondisi reaksi sedang mild seperti tekanan dan suhu rendah 1 atm, suhu 60-65 o C , molar rasio yang rendah 1 dari jumlah minyak nabati, memberikan waktu reaksi yang relatif cepat sekitar 1 jam, dan memberikan efek korosi yang rendah terhadap peralatan pengolahan bisa digunakan jenis bahan logam berkarbon carbon steel reaktor. Kelemahan