Tabel 13. Jumlah Penduduk di Kabupaten Bogor Tahun 2003 - 2008 Tahun
Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Jiwa 2004
3,436,690 2005
3,475,861 1.14
2006 3,757,546
8.10 2007
4,251,838 13.15
2008 4,330,749
1.86
Sumber : Dinas Kependudukan Kabupaten Bogor, 2008 Ket
: Data sampai dengan bulan Agustus 2008
7.1.2. Faktor Ekonomi
Krisis ekonomi berkepanjangan yang terjadi sejak tahun 1997 hingga kini belum pulih 100 persen walaupun sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun
menyusul terjadinya krisis-krisis lainnya seperti krisis politik dan krisis kepemimpinan nasional. Namun upaya pemerintah untuk memulihkan
perekonomian nasional pasca krisis ekonomi 1997 pun terus bergulir dari semua potensi bangsa yang ada terus dikerahkan untuk mencapai pemulihan tersebut.
Salah satu indikatornya adalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM. Kenaikan harga BBM ini sedikit banyak akan memicu kenaikan harga produk
yang diakibatkan kenaikan biaya transportasi. Meskipun kondisi perekonomian belum pulih sepenuhnya, akan tetapi
kondisi sekarang lebih baik dibandingkan pada saat mengalami krisis sebelumnya. Letak Kabupaten Bogor yang mengelilingi seluruh wilayah
Kotamadya Bogor, karena letaknya, Kabupaten Bogor menjadi penghubung antara Kota Bogor dengan DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara. Selain itu,
Kabupaten Bogor juga menjadi penghubung alternatif Bandung dengan Jakarta, karena letaknya berbatasan dengan Ibukota Negara, maka Bogor merupakan
hinterland wilayah penyangga bagi Jakarta. Hal ini merupakan potensi yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Selain
letaknya yang strategis pemerintah Kabupaten Bogor juga memprioritaskan pembangunan sektor industri yang ditunjang oleh sektor pertanian.
Salah satu industri yang banyak didirikan di Kabupaten Bogor yaitu industri AMDK. Pengaruh langsung yang dirasakan oleh perusahaan adalah
peningkatan biaya produksi, transportasi, bahan baku dan upah kerja akibat kenaikan harga BBM dan melemahnya nilai tukar rupiah. Kondisi seperti ini akan
menurunkan daya beli masyarakat sehingga perlu diantisipasi oleh perusahaan, misalnya menjaga harga jual produk tetap stabil sehingga dapat bersaing dengan
para pesaingnya. Meskipun demikian daya beli masyarakat yang turun tidak berpengaruh terhadap penurunan daya beli terhadap produk AMDK.
7.1.3. Faktor Alam