Gabungan dari kelima kekuatan inilah yang sebenarnya menentukan potensi laba akhir dalam suatu industri, dimana potensi laba dalam bentuk hasil
laba atas modal yang telah diinvestasikan dalam jangka panjang.
3.1.6. Matriks Internal Factor Evaluation IFE dan Matriks External Factor Evaluation EFE.
David 2004 mengemukakan bahwa pembuatan matriks IFE merupakan alat perumusan strategi untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dari suatu usaha, dan matriks ini juga memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan
di antara bidang-bidang ini, sedangkan matriks EFE membuat ahli strategi meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi,
lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan.
3.1.7. Matriks Internal-Eksternal IE
Gabungan kedua matriks tersebut menghasilkan matriks Internal- Eksternal IE. Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal
perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat atau divisi unit
bisnis yang lebih detail Rangkuti, 2006. Penjelasan secara spesifik mengenai strategi yang terdapat pada
sembilan sel matriks IE adalah : 1. Strategi Pertumbuhan. Direncanakan untuk mencapai pertumbuhan, baik
dalam penjualan, asset, profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan menurunkan harga, mengembangkan produk baru,
menambah kualitas produk atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalkan biaya
sehingga meningkatkan profit.
2. Penetrasi Pasar. Berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar yang sudah ada lewat usaha pemasaran yang
lebih gencar. 3. Pengembangan Pasar. Strategi memperkenalkan produk atau jasa yang ada
ke wilayah geografi baru. 4. Pengembangan Produk. Strategi yang mencari peningkatan penjualan
dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. 5. Integrasi ke Belakang. Strategi yang mencari kepemilikan atau kendali lebih
besar pada perusahaan pemasok. 6. Integrasi ke Depan. Strategi yang memperoleh kepemilikan atau
meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer. 7. Integrasi Horizontal. Merujuk kepada strategi mencari kepemilikan dari atau
kendali yang lebih besar atas perusahaan pesaing.
3.1.8. Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Kekuatan Strengths dan Kelemahan Weaknesses intern perusahaan serta Peluang Opportunities dan Ancaman
Threats dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan. Analisis SWOT merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategi yang
menggambarkan kecocokan paling baik di antara mereka. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan
dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Fokus mendasar pertama dalam analisis SWOT yaitu peluang situasi
penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan dan ancaman situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
Fokus mendasar kedua adalah identifikasi kekuatan sumberdaya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar
yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan dan kelemahan keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang
menghambat kinerja perusahaan intern Pearce Robinson, 1997. Menurut David 2002 faktor-faktor kunci eksternal dan internal
merupakan pembentuk analisis SWOT. Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe
strategi, yakni strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O, dan strategi W-T. 1. Strategi S-O
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. 2. Strategi S-T.
Strategi ini merupakan penerapan strategi perusahaan dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasai ancaman. Dimana dalam penilaian
strategi S-T ini perusahaan memberikan gambaran kekuatan yang dimiliki dan diiringi dengan mengamati kemungkinan ancaman yang dihadapi.
3. Stratefi W-O Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada. Penilaian strategi W-O dilakukan dengan mengidentifikasikan kelemahan yang terdapat pada perusahaan,
kemudian memanfaatkan peluang yang mungkin diperoleh. 4. Strategi W-T
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat bertahan dengan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman.
Penilaian strategi W-T dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan yang terdapat pada perusahaan dan menghindari segala ancaman yang dapat
mempengaruhi perusahaan.
3.1.9. Matriks QSPM