37 Menurut Rachmawati 2001, kecepatan arus dan turbulensi memiliki pengaruh
terhadap morfologi dan komposisi taksonomi ekosistem terumbu karang. Pada daerah yang terkena gelombang yang cukup kuat, pertumbuhan karang akan membentuk
masif atau bercabang dengan cabang yang sangat tebal dan ujung yang datar. Sedangkan pada perairan yang tenang, akan terbentuk koloni yang berbentuk
memanjang dan bercabang dengan cabang yang lebih ramping.
4.1.6. Nutrien nitrat, amonia, dan ortofosfat
Nutrien merupakan salah satu faktor pembatas kehidupan biota perairan. Nutrien yang sangat penting keberadaanya pada suatu perairan adalah nitrogen N
dan fosfor P. Nitrogen dalam perairan dapat berupa nitrat NO
3
-N dan amonia NH
3
- N, sedangkan fosfor dalam perairan dapat berupa ortofosfat PO
4
-P. Nitrat merupakan salah satu nutrien senyawa yang penting dalam sintesa
protein hewan dan tumbuhan. Konsentrasi nitrat yang tinggi diperairan dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme perairan apabila didukung
oleh ketersediaan nutrien. Ortofosfat merupakan salah satu bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan akuatik. Keberadaan fosfor secara
berlebihan yang disertai dengan keberadaan nitrogen dapat menstimulir ledakan pertumbuhan alga di perairan Effendi 2003. Grafik kandungan nitrat, amonia, dan
ortofosfat rata rata pada perairan Pulau Karya disajikan pada Gambar 19, Gambar 20, dan Gambar 21.
Gambar 19. Grafik kandungan nitrat NO
3
-N rata-rata n=3 pada perairan Pulau Karya
0.032 0.013
0.073
0.001 0.01
0.02 0.03
0.04 0.05
0.06 0.07
0.08
April 2009 Mei 2009
Juni 2009 Juli 2009
m g
l
Periode Pengamatan
38 Berdasarkan grafik kandungan nitrat pada Gambar 19, kandungan nitrat NO
3
- N rata-rata pada perairan Pulau Karya menurun pada bulan Mei, kemudian meningkat
lagi pada bulan Juni dan turun lagi pada bulan Juli. Peningkatan kandungan nitrat pada bulan Juni 2009 diduga disebabkan oleh pergantian musim, dari musim barat menjadi
musim timur yang menyebabkan arus dan gelombang pada perairan Pulau Karya menjadi lebih besar. Peningkatan arus dan gelombang dapat menyebabkan proses
difusi oksigen dari udara ke dalam perairan dapat terjadi lebih besar, sehingga kandungan oksigen pada perairan menjadi lebih tinggi. Adanya kandungan oksigen
yang tinggi pada suatu perairan dapat menyebabkan proses nitrifikasi amonia menjadi nitrat, sehingga kandungan nitrat pada bulan Juni 2009 menjadi lebih tinggi.
Menurut Supriharyono 2007, sedimentasi perairan dapat meningkatkan kandungan unsur hara pada suatu perairan, karena sedimen tersebut membawa unsur
hara. Berdasarkan hasil yang diperoleh, peningkatan laju sedimentasi setiap bulan pengamatan pada perairan Pulau Karya tidak mempengaruhi kandungan nitrat pada
perairan tersebut, bahkan kandungan nitrat pada perairan tersebut cenderung menurun. Dapat disimpulkan bahwa sedimen pada perairan tersebut tidak membawa
unsur hara, sehingga tidak mempengaruhi nilai kandungan nitrat pada perairan tersebut. Berdasarkan baku mutu air laut untuk biota laut Kep.51MENKLHI2004,
kandungan nitrat pada perairan Pulau Karya tidak melebihi baku mutu untuk biota laut, sehingga keberadaan nitrat pada perairan ini tidak mempengaruhi untuk
kehidupan karang.
Gambar 20. Grafik kandungan amonia NH
3
-N rata-rata n=3 pada perairan Pulau Karya
0.200
0.120 0.087
0.104
0.000 0.050
0.100 0.150
0.200 0.250
April 2009 Mei 2009
Juni 2009 Juli 2009
m g
l
Periode Pengamatan
39 Amonia merupakan salah satu senyawa kimia yang bersifat racun bagi biota
perairan jika jumlahnya berlebihan di perairan Effendi 2003. Berdasarkan grafik kandungan amonia NH
3
-N pada Gambar 20, terlihat kandungan amonia menurun pada bulan Mei dan Juni, kemudian meningkat pada bulan Juli. Penurunan kandungan
amonia pada bulan Juni 2009 diduga disebabkan karena adanya proses nitrifikasi, yang mengoksidasi amonia menjadi nitrat, sehingga kandungan nitrat menjadi
meningkat, dan kandungan amonia menjadi berkurang pada perairan tersebut. Berdasarkan baku mutu air laut untuk biota laut Kep.51MENKLHI2004, baku
mutu kandungan amonia untuk biota laut sebesar 0,3 mgl. Berdasarkan dari hasil analisis yang diperoleh, kandungan amonia pada perairan Pulau Karya sebesar 0,087-
0,200 mgl. Kandungan amonia pada perairan ini tidak melebihi baku mutu, sehingga tidak mempengaruhi kehidupan karang pada perairan tersebut.
Gambar 21. Grafik kandungan ortofosfat PO
4
-P rata-rata n=3 pada perairan Pulau Karya
Berdasarkan grafik kandungan ortofosfat PO
4
-P pada Gambar 21, terlihat peningkatan kandungan ortofosfat pada bulan Mei dan Juni 2009, kemudian menurun
pada bulan Juli. Nilai kandungan ortofosfat pada perairan Pulau Karya sebesar 0,008- 0,030
mgl. Berdasarkan
baku mutu
air laut
untuk biota
laut Kep.51MENKLHI2004, baku mutu ortofosfat laut sebesar 0,015 mgl. Kandungan
ortofosfat pada bulan Mei dan Juni melebihi baku mutu. Menurut Effendi 2003, jumlah kandungan ortofosfat yang berlebihan pada suatu perairan dapat menstimulir
ledakan pertumbuhan alga pada perairan tersebut.
0.013 0.018
0.030
0.008 0.000
0.005 0.010
0.015 0.020
0.025 0.030
0.035
April 2009 Mei 2009
Juni 2009 Juli 2009
m g
l
Periode Pengamatan
40 Adanya nutrien yang mencukupi untuk kehidupan alga menyebabkan alga yang
terdapat di perairan dapat tumbuh subur, sehingga pertumbuhan fragmen karang mejadi terganggu. Adanya nutrien yang terkandung dalam perairan tersebut dapat
menyebabkan alga dan tumbuhan air lainnya dapat tumbuh pada perairan tersebut, sehingga menimbulkan persaingan antara tumbuhan air dan karang untuk
memperebutkan unsur hara, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan karang. Selain itu, adanya alga yang terdapat pada tubuh fragmen karang menyebabkan polip
karang tertutup, sehingga dapat menyebabkan kematian karang. Biomassa makroalga yang besar dapat menutupi karang sehingga memiliki efek seperti halnya penutupan
karang oleh partikel sedimen yang besar Rachmawati 2001. Pada ekosistem terumbu karang, peran alga sangat beragam, tergantung dari
jenis alga tersebut. Menurut Luning 1990 in Efendi 2009, peran tersebut dikelompokkan kedalam empat bagian besar, yaitu sebagai dinoflagellata
endosimbiotik Symbiodinium, sebagai pengebor yang berbentuk thallus filamen, sebagai coralline algae, dan sebagai tumbuhan yang berdiri sendiri umumnya
makroalga. Makroalga menghambat pertumbuhan karang dengan menginvansi jaringan karang hidup, serta berkompetisi ruang, cahaya, dan nutrien. Dari empat
peran tersebut, hanya yang sebagai endosimbiotik dan sebagai coralline algae saja yang menguntungkan bagi karang, sedangkan kedua peran yang lain dapat
mengganggu pertumbuhan karang.
4.2. Tingkat Pencapaian Pertumbuhan dan Laju Pertumbuhan Karang