12 Terumbu karang umumnya tumbuh pada kedalaman 25 m atau kurang. Pada perairan
yang jernih, kedalaman tersebut dapat bertambah hingga lebih dari 40 m, namun jarang ditemukan tumbuh dengan baik pada kedalaman lebih dari 50 m Rachmawati
2001. Hal ini menerangkan mengapa struktur ini terbatas hingga pinggiran benua- benua atau pulau-pulau Nybakken 1992.
2.4.4. Arus
Arus diperlukan dalam proses pertumbuhan karang dalam hal menyuplai makanan berupa mikroplankton. Arus juga berperan dalam proses pembersihan dari
endapan-endapan material dan menyuplai oksigen yang berasal dari laut lepas. Oleh karena itu, sirkulasi arus sangat berperan penting dalam proses transfer energi
Dahuri 2003. Arus berperan dalam pemindahan nutrien, larva, dan sedimen. Sampah juga dapat berpindah dengan bantuan arus yang membawanya ke tempat lain.
Karenanya kecepatan arus dan turbulensi memiliki pengaruh terhadap morfologi dan komposisi taksonomi ekosistem terumbu karang Rachmawati 2001.
Rachmawati 2001 menyatakan bahwa gelombang yang cukup kuat akan menghalangi pengendapan sedimen pada koloni karang. Struktur terumbu karang
yang masif, cukup kuat menahan gelombang yang besar. Pada daerah yang terkena gelombang yang cukup kuat, bagian ujung sebelah luar terumbu akan membentuk
karang masif atau bentuk bercabang dengan cabang yang sangat tebal dan ujung yang datar. Sebaliknya pada perairan yang lebih tenang, akan terbentuk koloni yang
berbentuk memanjang dan bercabang dengan cabang yang lebih ramping.
2.4.5. Kekeruhan dan sedimentasi
Kekeruhan dan sedimen juga merupakan faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan karang. Kekeruhan air dapat megurangi penetrasi atau
intensitas cahaya di dalam air Supriharyono 2007. Pengaruh sedimentasi terhadap pertumbuhan binatang karang dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Sedimen dapat langsung mematikan binatang karang apabila sedimen tersebut ukurannya cukup besar atau banyak sehingga menutupi polip karang Bak 1978 in
Supriharyono 2007. Pengaruh tidak langsung adalah melalui turunnya peneterasi cahaya matahari untuk fotosintesis, dan banyaknya energi yang dikeluarkan untuk
menghalau sedimen tersebut, yang berakibat turunnya laju pertumbuhan karang Pastorok Bilyard 1985 in Supriharyono 2007. Ketika laju sedimentasi di perairan
karang tinggi, laju pertumbuhan karang biasanya rendah Supriharyono 2007.
13 Sedimentasi dan eutrofikasi pengkayaan nutrien merupakan salah satu
penyebab utama degradasi ekosistem terumbu karang di dunia Ginsburg 1993 in McClanahan 1997. Menurut McClanahan 1997, beberapa jenis karang seperti jenis
Pocillopora, Favia, dan Montipora menunjukkan penurunan ukuran koloni pada kondisi perairan yang mengandung sedimentasi yang tinggi. Sedimentasi pada
perairan juga dapat mempengaruhi keberadaan unsur hara yang terdapat pada perairan tersebut. Menurut Supriharyono 2007, unsur-unsur hara yang terikat pada
sedimen tersebut dapat merangsang pertumbuhan alga di perairan karang. Selain itu, sedimen yang kaya akan unsur hara akan menyebabkan peningkatan kesuburan di
perairan sekitar terumbu karang dan mempercepat laju pertumbuhan makroalga. Rachmawati 2001 menggolongkan laju sedimentasi kedalam tiga kategori,
yaitu kecil, bila laju kurang dari 10 mgcm
2
hari, memberikan dampak dalam penurunan regenerasi, kelimpahan, dan keragaman spesies. Termasuk kedalam
kategori sedang bila laju sedimentasi 10-50 mgcm
2
hari, dapat dianggap berbahaya karena terjadi proses destruktif secara besar-besaran. Bila laju telah melebihi 50
mgcm
2
hari dapat menimbulkan kematian komunitas karang dan kerusakan terumbu karang.
2.4.6. Nutrien nitrat, amonia, ortofosfat