10
2.4. Faktor-faktor Pembatas Kehidupan Karang
Terumbu karang di dunia tersebar hanya pada daerah 32
o
LU sampai 32
o
LS, dimana garis lintang yang mengelilingi bumi ini merupakan batas maksimum bagi
karang untuk dapat tumbuh dengan baik. Organisme pembangun karang hanya dapat hidup di perairan yang dangkal dimana terdapat sinar matahari yang cukup, sehingga
memberi kesan bahwa cara hidup mereka seolah-olah seperti tumbuhan Hutabarat Evans 1985. Selain itu, karang pembentuk terumbu juga dapat tumbuh dengan baik di
daerah-daerah tertentu dimana sedimentasi sedikit dan terhindar dari arus dingin Suharsono 1996.
Karang membutuhkan karakteristik lingkungan perairan yang spesifik untuk dapat tumbuh dan hidup dengan baik. Rachmawati 2001 menyatakan bahwa
terdapat parameter utama yang berpengaruh terhadap keberadaan terumbu karang, yaitu suhu, salinitas, cahaya matahari, kekeruhan dan nutrisi. Adapun faktor-faktor
lain yang mempengaruhi yaitu sedimentasi, sirkulasi arus dan gelombang, kedalaman perairan Dahuri 2003 ; Nybakken 1992. Faktor-faktor fisika dan kimia yang
mempengaruhi kehidupan karang dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Faktor-faktor fisik yang bekerja pada polip karang Nybakken 1992.
2.4.1. Suhu
Suhu air merupakan faktor penting yang menetukan kehidupan karang. Menurut Wells 1995 in Supriharyono 2007 suhu yang baik untuk pertumbuhan karang
adalah berkisar antara 25-29
o
C. Berdasarkan Dirjen PHKA 2008 suhu optimal untuk pertumbuhan karang sebesar 26-30
O
C, dan menurut baku mutu air laut untuk biota laut Kep.51 MENKLH 2004 suhu optimal untuk pertumbuhan karang sebesar 28-
11 30
O
C. Karena sifat hidup ini ekosistem terumbu karang umumnya tumbuh di daerah tropis, walaupun ada diantaranya yang dapat hidup di daerah sub-tropis seperti di
perairan Bemuda, perairan sebelah selatan Jepang, dan perairan sebelah selatan Afrika Selatan Supriharyono 2007.
Nybakken 1992 menyatakan bahwa hampir semua terumbu karang di dunia hanya ditemukan pada perairan yang dibatasi oleh permukaan yang isoterm 20
o
C. Karang hermatipik dapat bertahan selama beberapa waktu pada suhu agak dibawah
20
o
C, tetapi menurut Wells 1957 in Nybakken 1992 tidak ada terumbu karang yang mampu berkembang pada suhu tahunan dibawah 18
o
C. Terumbu karang dapat mentoleransi suhu sampai kira-kira 36-40
o
C, studi yang dilakukan oleh Coles Jokiel 1978 dan Neudecker 1981 in Supriharyono 2007 mengenai pengaruh limbah
suhu, menjelaskan bahwa perubahan suhu secara mendadak sekitar 4-6
o
C di bawah atau diatas ambang batas dapat mengurangi pertumbuhan karang, bahkan dapat
mematikannya Supriharyono 2007.
2.4.2. Salinitas
Menurut Nybakken 1992, Karang hermatipik tidak dapat bertahan pada salinitas yang menyimpang dari salinitas normal, yaitu 32-35 PSU. Adanya aliran
sungai yang bermuara ke perairan pantai menyebabkan penurunan salinitas pada perairan pantai, sehingga hal ini dapat mempengaruhi kehidupan karang sehingga
pertumbuhannya menjadi tidak normal. Nilai salinitas dapat menurun hingga 20 PSU ataupun dapat naik melebihi 50 PSU secara temporal Rachmawati 2001. Namun
demikian, ada juga terumbu karang yang dapat hidup pada perairan yang memiliki kadar salinitas yang tinggi, yaitu sebesar 42 PSU seperti di Teluk Persia, wilayah Timur
Tengah Nybakken 1992.
2.4.3. Intensitas cahaya matahari