Nutrien nitrat, amonia, ortofosfat

13 Sedimentasi dan eutrofikasi pengkayaan nutrien merupakan salah satu penyebab utama degradasi ekosistem terumbu karang di dunia Ginsburg 1993 in McClanahan 1997. Menurut McClanahan 1997, beberapa jenis karang seperti jenis Pocillopora, Favia, dan Montipora menunjukkan penurunan ukuran koloni pada kondisi perairan yang mengandung sedimentasi yang tinggi. Sedimentasi pada perairan juga dapat mempengaruhi keberadaan unsur hara yang terdapat pada perairan tersebut. Menurut Supriharyono 2007, unsur-unsur hara yang terikat pada sedimen tersebut dapat merangsang pertumbuhan alga di perairan karang. Selain itu, sedimen yang kaya akan unsur hara akan menyebabkan peningkatan kesuburan di perairan sekitar terumbu karang dan mempercepat laju pertumbuhan makroalga. Rachmawati 2001 menggolongkan laju sedimentasi kedalam tiga kategori, yaitu kecil, bila laju kurang dari 10 mgcm 2 hari, memberikan dampak dalam penurunan regenerasi, kelimpahan, dan keragaman spesies. Termasuk kedalam kategori sedang bila laju sedimentasi 10-50 mgcm 2 hari, dapat dianggap berbahaya karena terjadi proses destruktif secara besar-besaran. Bila laju telah melebihi 50 mgcm 2 hari dapat menimbulkan kematian komunitas karang dan kerusakan terumbu karang.

2.4.6. Nutrien nitrat, amonia, ortofosfat

Perairan karang biasanya mengandung nutrien anorganik yang rendah Grover 2003. Nitrat dan amonia adalah sumber utama nitrogen untuk produktivitas primer perairan laut Codicpoti 1989 in Grover 2003. Kisaran konsentrasi nitrogen pada perairan karang sebesar 0,3- , μmolL nitrat, dan sebesar - ,4 μmolL amonia Bythell 1990 ; D’Ellia Wiebe 1990 ; Furnas 1991 in Grover 2003. Menurut Grover 2003, karang keras memiliki kemampuan untuk mengawetkan unsur hara dengan mengakumulasikan sisa-sisa metabolisme dari binatang induk karang. Unsur hara ini dimanfaatkan zooxanthellae terutama apabila perairan sekitarnya miskin unsur hara Muscatine 1973 in Supriharyono 2007. Dengan adanya kemampuan dalam mengawetkan unsur hara ini, maka ekosistem terumbu karang tidak membutuhkan masukan nutrien yang lebih besar Charpy 2001. Nitrat dapat dihasilkan oleh oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan Effendi 2003. Amonia merupakan salah satu senyawa kimia yang bersifat racun bagi biota perairan jika jumlahnya berlebihan di perairan. Kadar amonia yang tinggi bisa menjadi indikasi adanya pencemaran bahan organik. Sumber amonia di perairan adalah pemecahan nitrogen organik protein dan urea dan nitrogen anorganik yang terdapat 14 di dalam tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan organik tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati oleh mikroba dan jamur. Tinja dari biota akuatik yang merupakan limbah aktivitas metabolisme juga banyak mengeluarkan amonia. Sumber amonia yang lain adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfer, limbah industri, dan domestik. Amonia juga dapat dihasilkan dari proses denitrifikasi nitrat pada kondisi perairan yang kurang oksigen. Amonia dan garam- garamnya bersifat mudah larut dalam air. Avertebrata air lebih toleran terhadap toksisitas amonia dari pada ikan Effendi 2003. Fosfor merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan tingkat tinggi dan alga, sehingga unsur ini menjadi faktor pembatas bagi tumbuhan dan alga akuatik serta sangat mempengaruhi tingkat produktivitas perairan. Ortofosfat merupakan salah satu bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan akuatik. Keberadaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan nitrogen di perairan dapat menstimulir ledakan pertumbuhan alga di perairan Effendi 2003. Nilai parameter lingkungan yang baik untuk pertumbuhan karang berdasarkan baku mutu yang ditetapkan oleh MENKLH 2004 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Baku mutu air laut untuk biota laut Parameter Satuan Baku Mutu a. Fisika Kecerahan Kekeruhan Suhu b. Kimia Salinitas Amonia total NH 3 -N Fosfat PO 4 -P Nitrat NO 3 -N m NTU O C PSU Mgl Mgl Mgl 5-10 5 28-30 33-34 0,3 0,015 0,008 Baku mutu berdasarkan Kep.51MENKLHI2004 Nutrien yang tinggi di perairan dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman dan alga pada perairan tersebut juga meningkat, sehingga hal ini dapat menyebabkan terganggunya kehidupan dan pertumbuhan karang. Peningkatan kesuburan di perairan sekitar terumbu karang dan mempercepat laju pertumbuhan makroalga. Biomassa makroalga yang besar dapat menutupi karang sehingga memiliki efek seperti halnya penutupan karang oleh partikel sedimen yang besar Rachmawati 2001. 15 Pengaruh dari alga terhadap organisme karang dimulai dari peningkatan nutrien pada perairan terumbu karang. Hal ini memberikan pengaruh terhadap struktur dan fungsi komunitas karang Tomascik Sander 1987; Wittenberg Hunte 1992 in Tanner1995. Salah satu hipotesis yang berkaitan dengan peningkatan nutrien adalah seiring dengan peningkatan nutrien, pertumbuhan alga akan meningkat. Hal ini memungkinkan alga bersaing dengan organisme karang ataupun organisme sessile Birkeland 1977,1988; Pastorok Bilyard 1985 in Tanner 1995.

2.5. Laju Kalsifikasi Karang