Faktor aktivitas manusia Faktor biologis

16 digolongkan berdasarkan penyebab kerusakannya, yakni aktivitas manusia secara langsung, dan tidak langsung, faktor biologis, dan faktor fisik.

2.6.3. Faktor aktivitas manusia

Menurut Ikawati et al. 2001, kerusakan terumbu karang yang disebabkan oleh ulah manusia antropogenik merupakan penyebab terbesar kerusakan terumbu karang. Hal ini disebabkan ketidaktahuan manusia akan manfaat dan fungsi terumbu karang. Beberapa jenis kegiatan manusia yang berdampak secara langsung dalam kerusakan terumbu karang menurut Herianto 2007 seperti aktivitas penambangan karang, pengeboman karang, penggunaan sianida atau potas, penangkapan ikan dengan bubu, penangkapan ikan dengan muroami, jangkar perahu, serta adanya kegiatan pariwisata perairan. Kegiatan yang bedampak secara tidak langsung yang menyebabkan kerusakan terumbu karang seperti proses sedimentasi yang merupakan hasil dari kegiatan penambangan di laut ataupun dari daratan yang terbawa oleh sungai ke laut. Selain itu, adanya pencemaran limbah perkotaan dan minyak bumi yang dapat memasok nutrisi yang berlebih ke laut sehingga dapat memicu pertumbuhan alga tertentu secara cepat blooming algae yang dapat menganggu kehidupan karang Herianto 2007.

2.6.2. Faktor biologis

Menurut Herianto 2007, faktor biologis yang dapat merusak ekosistem terumbu karang seperti adanya predasi dari predator yang bersifat aktif dan agresif untuk mendapatkan makanan, sehingga dapat menghambat atau mematikan pertumbuhan karang yang lainnya. Selain adanya predasi, penyakit yang disebabkan oleh bakteri juga dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang. Jenis penyakit yang sering ditemukan pada terumbu karang seperti white band disease, black band disease, dan vibrio AK-1. White band disease ditandai dengan adanya warna putih pada sebagian koloni karang, sedang sebagian lagi berwarna normal. Black band disease ditandai dengan warna hitam pada jaringan karang yang sedang terserang atau berwarna putih jika karang telah mati bleaching. Penyakit vibrio AK-1 terjadi jika bakteri ini terdapat pada suhu lingkungan yang naik diatas normal. Kerusakan akibat bakteri ini ditandai dengan memutihnya jaringan karang, akan tetapi warna putihnya biasanya berupa bercak-bercak yang tidak merata. Proses bio-erosi juga merupakan salah satu penyebab kerusakan terumbu karang. Bio-erosi disebabkan oleh terdegradasinya kapur kerangka tubuh karang 17 CaCO 3 yang disebabkan oleh organisme lain baik secara kimiawi maupun mekanis Herianto 2007.

2.6.3. Faktor fisik