Menurut Ditjen Cipta Karya 1991 jenis peralatan pewadahan dapat dilihat dari sumber sampahnya sebagaimana disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 . Sumber dan Jenis Peralatan Sampah
No Sumber Sampah
Jenis Peralatan Volume
1. Daerah Perumahan
- Kantong Plastik
40 sd 60 liter -
Bin plastiktong 40 sd 60 liter
2. Pasar
- Bintong sampah yang dipasang
secara permanen 50 sd 60 liter
- Bin plastik yang ada tutupnya dan
memakai gerobak 120 sd 240 liter
- Gerobak sampah
1 m3 -
Container dari Arm roll 6 sd 10 m3
3. Pertokoan - Kantong
Plastik Bervariasi -
Bin plastiktong 50 sd 60 liter
- Bin plastik dengan roda
120 sd 240 liter 4. PerkantoranHotel
- Container 1
m3 -
Container besar 6 sd 10 m3
5. Tempat Umum, Jalan dan
Taman -
Bin plastiktong yang dipasang secara permanen
50 sd 60 liter -
Bin plastik dengan roda 120 sd 240 liter
Sumber : Ditjen Cipta Karya, 1991.
2.6.3. Pengumpulan
Proses pengumpulan sampah yang dilakukan dari rumah ke rumah sumber menuju ke tempat Pembuangan Sementara TPS atau transfer depo,
dapat menggunakan gerobak sampah selanjutnya dari Tempat Pembuangan Sementara TPS atau transfer depo sampah tersebut kemudian diangkut ke truk
menuju ke Tempat Pembuangan Akhir TPA. Menurut Tchobanoglous, Theinsen dan Virgil 1993 sistem pengumpulan
sampah pada dasarnya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : 1.
Hauled Container System HCS Yaitu sistem pengumpulan sampah diangkut ke tempat pembuangan,
dikosongkan dan dikembalikan ke lokasi semula atau beberapa lokasi lain. 2.
Stationery Container System SCS Yaitu sistem pengumpulan sampah dimana Kontainer penyimpanan sampah
adalah tetap remain di titik penimbulan sampah. Untuk lebih jelasnya operasional persampahan mulai dari timbulan sampah
sampai diangkut ke lokasi pembuangan akhir disajikan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Skema Kegiatan Operasional Persampahan.
2.6.4. Pengangkutan
Kegiatan pengangkutan merupakan kegiatan operasional yang dimulai dari sumber sampah atau Transfer DepoTPS ketempat pengolahanTempat
Pembuangan Akhir. Frekuensi pengangkutan ini dapat bervariasi. Menurut Sinulingga 1999 untuk daerah-daerah menengah ke atas Frekuensinya lebih
sering dibandingkan dengan daerah lainnya, misalnya dua kali sehari. Sedangkan untuk kawasan lainnya satu kali sehari tetapi hendaknya dipahami apabila kurang
dari satu kali sehari menjadi tidak baik karena sampah yang tinggal lebih dari satu hari dapat mengalami proses pembusukan, sehingga menimbulkan bau yang tidak
sedap. Bentuk atau pola pengangkutan bergantung pada jenis peralatan yang
digunakan menurut Ditjen Cipta Karya 1991 dapat berupa : 1.
Pengangkutan Dengan Sistem Transfer Depo. Kegiatan pengangkutan berupa :
a. Persiapan kendaraan di pool kendaraan dan perjalanan ke Transfer Depo.
b. Kegiatan pemindahan sampah ke Truck dan pengangkutan ke TPA.
PEMINDAHAN DAN PENGANGKUTAN
PENGOLAHAN
PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH
PEWADAHAN
PENGUMPULAN TIMBULAN SAMPAH
c. Pembongkaran sampah di TPA dan perjalanan kembali ke transfer Depo
pertama. Hal ini dapat disajikan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Sistem Pengangkutan dengan Transfer Depo
2. Pengangkutan Dengan Sistem Kontainer.
Kegiatan pengangkutan berupa : a.
Persiapan di pool kendaraan Load Haul dan perjalanan ke lokasi dengan membawa penuh gerobak kontainer kosong dibawa.
b. Sampai dilokasi, kontainer kosong ditukar, kontainer penuh diangkut dan
dibawa ke TPA. c.
Kegiatan pengosongan kontainer di TPA. Setelah kontainer kosong dan dibersihkan dibawa ke lokasi kontainer penuh lainnya dan seterusnya.
Jenis kendaraan yang dipakai adalah Arm Roll Truck.
Gambar 2.3. Sistem Pengangkutan Dengan Kontainer.
POOL Transfer Depo
TPA
Transfer Depo
POOL KONTAINER 1
TPA
KONTAINER 2
KONTAINER 3
Kontainer Isi Kontainer Kosong
Kontainer Kosong
Perhitungan waktu pengangkutan dilakukan bersamaan dengan perhitungan jarak, pengamatan rute pengangkutan dan frekuensi pengangkutan.
Waktu pengangkutan sampah dapat dihitung sebagai berikut : Tchobanoglous, Theisen dan Virgil, 1993
T =
Dimana : T = Waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan sampah per trip jam
P = Waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan sampah per trip jam S = Waktu yang dibutuhkan untuk pembuangan sampah per trip jam
H = Waktu yang dibutuhkan untuk proses haul sampah per trip jam W = Factor off route faktor waktu meliputi waktu yang dihabiskan selama
pengoperasian atau waktu yang tidak berguna seperti: perbaikan kerusakan kendaraan, kemacetan jalan dan sebagainya.
2.6.5. Efisiensi