a Gambar 21. Diagram se
perjumpaan pohon.
Terlihat pada Ga owa jawa untuk beristir
aktifitas makan hanya 7 perjumpaan lebih domin
aktifitas mulai terjadi p dibanding pohon tetangga
saat aktifitas makan. P menyebabkan primata ini
posisi tajuk lain, dimana
5.1.1.6 Kerapatan Poh
Kerapatan pohon berbanding dengan kuad
menunjukkan owa jawa kerapatan pohon per he
kerapatan pohon cender Gambar 15 dimana seba
130 cm.
1 2
3 1
5 1
6 5
2 13
8
Frekuensi perjum
Sosial Makan
Ist
Klasifikasi Posis
a b
sebaran data a frekuensi perjumpaan dan b paan owa jawa pada tiap bentuk aktifitas di kla
Gambar 21 a pada posisi tajuk 1-2, total perjum stirahat sebanyak 15 kali, sedangkan total perjum
a 7 kali pada posisi tajuk yang sama. Untuk akt inan pada posisi tajuk 3 lower canopy.
Perge di pada posisi tajuk pohon yang semakin tinggi
ngganya. Pada posisi tajuk 4, owa jawa lebih se Posisi tajuk yang relatif tinggi dibanding pohon
a ini menghabiskan waktu makan yang lebih lam na rata-rata waktunya adalah selama 6,2 menit Ga
ohon
pohon per hektar didapatkan berdasarkan luas unit c kuadrat jarak rata-rata pohon ke pusat kuadran.
a cenderung dijumpai dan beraktifitas di habitat hektar yang rendah. Diduga pada vegetasi ti
nderung menjadi semakin rendah. Hal ini dit baran diameter pohon di CAGT berada pada sela
4 5
7 1
jumpaan
Istirahatdiam
1 2
3 2,18
17,93 16,15
14,38 21,05
40
5,41 46,66
29,53
Lama waktu perjumpaan
Sosial Makan
Istirah
osisi Tajuk Klasifikasi Posisi Tajuk
b lama waktu klasifikasi profil
umpaan aktifitas rjumpaan untuk
aktifitas sosial, rgeseran bentuk
ggi secara relatif sering dijumpai
pohon lain diduga lama dibanding
Gambar 21b.
unit contoh per ha Sebaran data
tat dengan kelas tingkat pohon,
ditunjukan pada elang antara 27-
4 5
40,51
2,16
paan menit
irahatdiam
uk
Frekuensi perjumpaan kerapatan pohon 111-353 bata
perjumpaan cenderung linear semakin tinggi kerapatan pohon
Rekapitulasi sebaran data terse
a
Gambar 22. Diagram sebara perjumpaan owa
Dari gambar di atas t jawa relatif tinggi pada dua se
pohonha. Hal ini menunjuk kerapatan pohon antara 111 hi
juga mempunyai hubungan de yang mempunyai banyak caba
dijumpai sebagai tempat owa bentuk tajuk yang miskin caba
yang dekat satu dengan yang beraktifitas pada kerapatan pohon
Untuk sebaran data pe bentuk aktifitas, pola sebaran
kerapatan 111-353, owa jawa
111-353 354-595
596-837 838-1079
28 15
3 1
Frekuensi Perjumpaan
Klasifikasi Kerapatan Pohonh
an tertinggi sebanyak 28 kali terdapat pada batang per ha Gambar 22a. Pola sebaran data fr
ar dengan pola sebaran data lama perjumpaan, pohon owa jawa semakin jarang dan lama dij
rsebut ditunjukkan pada gambar berikut ini:
b
baran data a frekuensi perjumpaan dan b lama owa jawa pada klasifikasi kerapatan pohon per hekt
s terlihat perjumpaan dan lama waktu perjumpa selang kerapatan pohon, 111-353 pohonha dan 354
unjukkan lebih dari 87 perjumpaan berada pada hingga 595 pohon per hektar. Kerapatan pohon
dengan bentuk tajuk pohon , dimana pada bentuk abang dengan bentuk cenderung membulat lebih
a jawa beraktifitas Gambar 18. Pohon-pohon bang pada saat pengamatan di lapangan mempuny
ng lain. Hal ini diduga menyebabkan owa jwa pohon per ha yang tinggi.
perjumpaan dan lama waktu perjumpaan berda ran data relatif linear di antara keduanya. Pada
wa dijumpai di seluruh bentuk aktifitas, yaitu
079 1080-1322
2
an
111-353 354-595
596-837 838-1079 1080
104,3 63,44
14,55 3,28
10
Lama Waktu Perjumpaan menit
nha Klasifikasi Kerapatan Pohonha
da selang frekuensi
n, dimana dijumpai .
ma waktu hektar.
paan owa n 354-595
ada selang hon diduga
ntuk tajuk bih banyak
hon dengan unyai jarak
jwa jarang
berdasarkan ada selang
u aktifitas
080-1322
10,39
sosial, makan dan istirah beserta dengan durasinya
a Gambar 23. Diagram se
perjumpaan pohon per ha
Gambar 23 mem menurun pada peningkat
dijumpai pada selang 8 aktifitas sosial dan istirah
owa jawa relatif lebih terutama pada selang ker
5.1.1.7 Kerapatan Taju