Ekologi dan Penyebaran Budidaya

Sirih dapat juga dipanjatkan langsung pada pohon hidup yang sudah ada seperti pohon aren, pohon pinang, atau pohon kelapa. Bila sandaran sudah berakar baik, pada permulaan musim hujan dibuat lubang sekitar sandaran. Stek sirih ditanam sepanjang dua buku dan sisanya diikatkan pada tiang sandaran. Cara lain ialah dengan memotong sulur panjang yang sudah dewasa pada pangkalnya, daunnya dihilangkan, kemudian sulur ini dibagi menjadi 3 atau 4 bagian dan ditanam secara mendatar. Setelah stek itu berakar, biasanya cukup tiga sulur saja yang dibiarkan tumbuh dan memanjat keatas. Dengan pemeliharaan yang cukup baik, sirih akan bertahan selama bertahun-tahun dengan tetap memberikan hasil yang cukup baik. Dari ketiak daun akan tumbuh cabang dan ranting yang menggantung dan bagian inilah yang akan dipanen. Bila tanaman telah berumur satu tahun, panen dapat dimulai. Produksi tertinggi akan diperoleh apabila sirih telah mencapai ujung sandarannya. Yang dipanen adalah daun yang berasal dari sulur yang menggantung sebanyak 3 atau 4 ruas. Panen dilakukan pada waktu pagi sekali ketika daunnya masih segar. Bila tanaman telah terkena cahaya matahari, warnanya akan berubah menjadi kuning kehijauan dan bila dikunyah terasa lebih pedas. Bila sirih tumbuh di tempat yang teduh, daunnya berbentuk panjang, lemas, berwarna hijau segar dan tidak begitu pedas. Di samping pengaruh cahaya matahari, macam pupuk juga mempengaruhi rasa daun. Dianjurkan untuk menggunakan pupuk kotoran ayam, karena sifatnya dingin dan daun yang dihasilkan berwarna kuning muda. Jika digunakan pupuk kotoran kuda, sapi atau kerbau, daunnya berwarna kuning tua. Sulur yang telah dipanen diikat dan dikemas dalam keranjang. Cara lain ialah dengan melepas daun dari sulurnya, kemudian tiap 25 lembar diikat menjadi satu. Untuk dikirim ke tempat lain, daun dibungkus dengan daun pisang dan bila perlu dibungkus lagi dengan pelepah pisang gedebok Depkes RI, 1980.

2.1.6 Kandungan Kimia

Daun sirih mengandung banyak minyak atsiri yang terdiri dari hidroksi kavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metil eugenol, karvakrol, terpinen, seskuiterpen, fenilpropan, tanin Depkes RI, 1980. Sirih mengandung 1-4,2 minyak atsiri; hidroksikavicol; 7,2-16,7 kavicol; 2,7-6,2, kavibetol; 0-9,6 allypyrokatekol; 2,2-5,6 karvakol; 26,8- 42,5 eugenol; eugenol metil eter; 4,2-15,8 eugenol metil eter; 1,2- 2,5 p-cymene; 2,4–4,8 cineole; 3-9,8 caryophyllene; dan 2,4-15,8 cadinene. Selain itu, sirih juga mengandung estragol, terpennena, seskuiterpena, fenil propana, tanin, diastase, gula, dan pati Hariana, 2008.

2.1.7 Khasiat dan Kegunaan

Khasiat daun sirih adalah sebagai anti sariawan, anti batuk, dan antiseptik Depkes RI, 1980. Selain itu juga sebagai antiradang, karminatif, dan menghilangkan gatal. Efek zat aktif eugenol daun untuk mencegah ejakulasi, mematikan jamur Candida albicans yang merupakan penyebab keputihan, antikejang, analgetik. Tanin daun untuk mengurangi sekresi cairan pada vagina, pelindung hati, antidiare, dan antimutagenik Standar of ASEAN, 1993 dan Hariana, 2008. Daun sirih mempunyai efek sebagai antibakteri karena mengandung banyak senyawa fenol sehingga dapat membunuh kuman- kuman penyebab penyakit. Secara tradisional, daun sirih memang disebutkan sebagai obat sariawan namun belum diketahui bagaimana mekanisme kerjanya, sebagai antibakteri atau berfungsi lain. Karvakrol bersifat sebagai desinfektan dan anti jamur sehingga bisa digunakan untuk obat antiseptik pada bau mulut dan keputihan. Zat lainnya yaitu eugenol dan metil eugenol yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada gigi Depkes RI, 2000.

2.1.8 Efek Farmakologi

Piperis Folium mempunyai efek sebagai antibakteri karena kandungan kimia Piperis Folium mengandung banyak senyawa fenol dapat membunuh kuman-kuman penyebab penyakit. Sehingga dengan matinya bakteri akan sembuh penyakit yang disebabkannya dan akan hilang pula bau yang ditimbulkannya. Peranan Piperis Folium dalam pengobatan kerusakan gigi adalah sebagai antibakteri walaupun tidak menutup kemungkinan tambahan peranan bau khas kandungan kimia Piperis Folium menutupi bau yang tidak enak akibat pembusukan di mulut. Bau mulut tidak hanya disebabkan oleh kerusakan pada gigi, namun juga dapat disebabkan oleh organ tubuh bagian dalam, seperti lambung.

Dokumen yang terkait

Formulasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Secara Granulasi Basah

3 53 89

Formulasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Secara Granulasi Basah

9 71 88

PENGARUH KADAR PVP K-30 TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) dengan BASIS MANITOL

1 7 23

Formulasi tablet hisap ekstrak etanol gambir (uncaria gambir roxb) dengan variasi konsentrasi polyvinyil pyrrolidone (PVP) sebagai peningkat dan pengaruhya terhadap kadar CD4 dalam darah

7 34 113

Uji Efek ekstra etanol daun sirih (piper betle L) terhadap penurunan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang diinduksi kafeina

8 113 84

Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) Menggunakan Metode Kempa Langsung Dengan Variasi HidroxypropilI Cellulose (HPC-SSL-SFP) Sebagai Pengikat

7 37 109

PENGARUH VARIASI KADAR GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.).

0 1 19

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.).

0 0 19

PENGARUH VARIASI KADAR POLIVINIL PIROLIDON (PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK PENGARUH VARIASI KADAR POLIVINIL PIROLIDON (PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.).

0 0 15

PENDAHULUAN PENGARUH VARIASI KADAR POLIVINIL PIROLIDON (PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.).

0 0 18