Tabel 11. Hasil Uji Kesukaan Terhadap Aroma Tablet
Responden Formula A
10 Formula B
15 Formula C
20
1 S
S S
2 S
S S
3 S
S S
4 S
S S
5 S
S S
6 S
S S
7 N
N N
8 N
N N
9 N
N N
10 N
N N
11 N
N N
12 N
N N
13 N
N N
14 N
N N
15 N
N N
16 TS
TS TS
17 TS
TS TS
18 TS
TS TS
19 TS
TS TS
20 TS
TS TS
Jumlah SS
: - SS
: - SS
: - S
: 6 S
: 6 S
: 6 N
: 9 N
: 9 N
: 9 TS : 5
TS : 5 TS : 5
STS : - STS : -
STS : - Keterangan : SS
: Sangat suka S
: Suka N
: Netral TS
: Tidak suka STS
: Sangat tidak suka
5.1.7 Uji CD4 Tabel 12.
Persentase CD4 dalam Limfosit
CD4 dalam Limfosit Panelis
Sebelum Sesudah
1. 27
31 2.
31 34
3. 33
33 4.
33 35
5. 34
38 6.
37 40
Kontrol + 30
33 Kontrol -
34 31
Keterangan : Kontrol positif : Panelis diberikan Imboost
®
Force Kontrol negatif : Panelis tidak diberikan perlakuan
Grafik Persentase CD4 dalam Limfosit
Gambar 2. Grafik Persentase CD4 dalam Limfosit
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Kontrol -
Kontrol +
relawan 1
relawan 2
relawan 3
relawan 4
relawan 5
relawan 6
Sebelum Sesudah
5.2 Pembahasan
Daun sirih Piper betle L. yang digunakan dalam penelitian uji efek imunomodulator ini diperoleh dari satu tempat pembibitan di Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan adanya variasi kandungan kimia tumbuhan yang terlalu besar karena kondisi iklim
dan lingkungan Depkes RI, 2000. Untuk memastikan
kebenaran tanaman
maka dilakukan determinasi tanaman dan hasilnya menunjukkan bahwa tanaman tersebut adalah Sirih Piper betle L. dari familia piperaceae.
Dalam proses penyiapan tanaman, daun sirih yang sudah dicuci cukup dikeringkan dengan diangin-anginkan tanpa dilakukan perajangan karena
dikhawatirkan kandungan minyak atsiri dan kandungan kimia yang lain akan berkurang dengan perajangan Gunawan dan Sri Mulyani, 2004. Simplisia yang
telah kering kemudian dilakukan penyerbukan. Serbuk simplisia daun sirih kemudian dimaserasi menggunakan pelarut etanol 70.
Untuk mengekstraksi serbuk sirih, metode yang digunakan adalah metode maserasi. Metode maserasi dipilih karena dapat memisahkan zat-zat aktif yang
terdapat dalam serbuk sirih secara sempurna sehingga diperoleh senyawa-senyawa yang terkandung di dalam tanaman, selain itu penggunaan metode ini didasarkan
pada keuntungan yang diberikan baik dari segi efisiensi waktu, pengerjaan dan peralatan yang sederhana serta tidak merusak zat-zat yang tidak tahan dengan
pemanasan Depkes RI, 2000. Karena pada metode maserasi ini dilakukan secara berulang sampai diperoleh filtrat yang jernih, diharapkan kandungan kimia dapat
tertarik lebih banyak.