Pengobatan Skizofrenia Pengertian Pemasungan

2.4.4. Pengobatan Skizofrenia

Menurut Kaplan Sadock 2010 prinsip Terapeutik pada penggunaan obat antipsikotik pada skizofrenia seyogianya mengikuti lima prinsip utama: 1. Klinisi sebaiknya secara cermat menentukan gejala target yang akan diobati. 2. Obat antipsikotik yang telah bekerja dengan baik dimasa lalu bagi seorang pasien sebaiknya digunakan kembali. 3. Lama minimum percobaan antipsikotik adalah 4 sampai 6 minggu pada dosis adekuat. Bila percobaan tidak berhasil, obat antipsikotik yang berbeda, biasanya dari kelas yang berbeda, dapat dicoba. 4. Secara umum, penggunaan lebih dari satu obat antipsikotik pada satu waktu adalah jarang namun pada pasien yang resisten pengobatan dapat di kombinasi dengan obat lainnya. 5. Pasien sebaiknya dipertahankan pada dosis obat efektif yang serendah mungkin. Dosis rumatan seringkali lebih rendah daripada yang digunakan untuk mencapai pengendalian gejala selama episode psikotik. 2.5. Pemasungan

2.5.1. Pengertian Pemasungan

Di Indonesia, kata pasung mengacu kepada pengekangan fisik atau pengurungan terhadap pelaku kejahatan, orang-orang dengan gangguan jiwa dan yang melakukan tindak kekerasan yang dianggap berbahaya Broch, 2001, dalam Minas Diatri, 2008. Universitas Sumatera Utara Pasung adalah istilah yang digunakan di Indonesia yang memiliki padanan arti dalam bahasa Inggris “Restraints atau Restrained”. Istilah ini tidak hanya digunakan untuk merujuk tindakan membelenggu pasien, tetapi juga merujuk kepada mengunci pasien di kamar atau mengurungnya di dalam kandang ternak Keithaon, 2013. Pemasungan adalah tindakan masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa biasanya yang berat seperti skizofrenia dengan cara dikurung, dirantai kakinya dimasukkan kedalam balok kayu dan lain-lain sehingga kebebasannya menjadi hilang. Pasung merupakan salah satu perlakuan yang merampas kebebasan dan kesempatan mereka untuk mendapat perawatan yang memadai dan sekaligus juga mengabaikan martabat mereka sebagai manusia. Dengan demikian pemasungan dapat dianalogikan sebagai segala bentuk tindakan yang menghalangi setiap orang dengan gangguan jiwa memperoleh dan melaksanakan hak-haknya sebagai warga negara. Hak-hak tersebut meliputi hak memperoleh pengobatan, hak memperoleh penghasilan, hak memperoleh kehidupan sosial. Pemasungan dilakukan dengan menggunakan cara pengikatan, pengisolasian atau penelantaran. Pengikatan merupakan semua metode manual yang menggunakan materi atau alat mekanik yang dipasang atau ditempelkan pada tubuh dan membuat tidak dapat bergerak dengan mudah atau yang membatasi kebebasan dalam menggerakkan tangan, kaki atau kepala. Pengisolasian merupakan tindakan mengurung sendirian tanpa persetujuan atau dengan paksa dalam suatu ruangan atau area yang secara fisik membatasi untuk keluar atau meninggalkan ruanganarea tersebut. Penelantaran adalah bentuk pengabaian secara fisik dan emosional yang Universitas Sumatera Utara mengakibatkan gangguan nyata dan potensial terhadap perkembangan, kesehatan dan kelangsungan hidup atau martabatnya. Bentuk penelantaran dan dampak penelantaran pada orang dengan gangguan jiwa misalnya; tidak diberikan pengobatan yang layak, tidak dipenuhi kebutuhan dasar need basic hidupnya seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan Utami, 2013. Pemasungan terhadap orang yang memiliki gangguan jiwa lebih banyak pada daerah-daerah yang tingkat ekonomi dan pengetahuannya rendah. Hal ini disebabkan keterbatasan ekonomi dalam keluarga dan juga kurangnya pengetahuan tentang penanganan gangguan jiwa. Kemudian kebiasaan pemasungan dilakukan pada tempat-tempat yang tidak layak; seperti gubuk, kandang ternak, ruangan yang tidak memenuhi standar kesehatan dan jauh dari pemukiman warga lainnya.

2.5.2. Alasan dan Dampak Pemasungan