Hubungan Sikap Responden terhadap pemasungan Penderita

berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang 22,5 yang melakukan pemasungan dan 3 orang 7,5 tidak melakukan pemasungan. Dari hasil analisis chi-square antara pengetahuan responden dengan tindakan melakukan pemasungan diperoleh nilai p = 0,000 dan Odd Ratio OR = 81,000 95 CI 7,455 – 880,105, artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga penderita gangguan jiwa dengan tindakan melakukan pemasungan. Keluarga dengan pengetahuan yang kurang baik mempunyai kemungkinan 81 kali lebih besar melakukan pemasungan dibandingkan keluarga yang mempunyai pengetahuan yang baik. Karena nilai p 0,000 α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan responden dengan pemasungan penderita Skizofrenia.

4.3.3. Hubungan Sikap Responden terhadap pemasungan Penderita

Skizofrenia di Kota Binjai Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara sikap dengan Pemasungan terhadap penderita Skizofrenia : Tabel 4.26. Tabulasi Silang Sikap Responden dengan Pemasungan Penderita Skizofrenia No Sikap Kasus Kontrol Jumlah p Value OR n n N 1 Positif 1 2,5 28 70,0 29 72,5 0,000 126,000 2 Negatif 9 22,5 2 5,0 11 27,5 10,187 – 1558,498 Total 10 25,0 30 75,0 40 100,0 Berdasarkan pada Tabel 4.26 dapat dilihat bahwa sikap responden kelompok kasus dan kelompok kontrol bertentangan. Pada kelompok kontrol yang terbanyak Universitas Sumatera Utara adalah yang mempunyai sikap positif sebanyak 29 orang 72,5 sedangkan pada kelompok kasus ada 9 orang 22,5 yang mempunyai sikap negatif. Dari hasil analisis chi-square antara sikap responden dengan kejadian pemasungan diperoleh nilai p = 0,000 dan Odd Ratio OR = 126.000 95 CI 10,187– 1558,497, artinya ada hubungan yang bermakna antara sikap responden pada kelompok kasus dan kelompok kontrol terhadap pemasungan. Responden yang mempunyai sikap negatif mempunyai kemungkinan 126 kali lebih besar melakukan pemasungan terhadap penderita Skizofrenia dibandingkan responden dengan sikap positif. Karena nilai p 0,000 α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap responden dengan pemasungan penderita Skizofrenia. 4.3.4. Hubungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jiwa dengan Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara fasilitas kesehatan jiwa dengan pemasungan seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 4.27. Tabulasi Silang Fasilitas Kesehatan Jiwa dengan terjadinya Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai No Fasilitas kesehatan Kasus Kontrol Jumlah p Value OR n n n 1 Tersedia 8 20,0 6 15,0 14 35,0 0,001 16.000 2.674– 95.754 2 Tidak tersedia 2 5,0 24 60,0 26 65,0 Total 10 25,0 30 75,0 40 100,0 Berdasarkan pada Tabel 4.27 dapat dilihat bahwa responden kelompok kasus yang menyatakan fasilitas tersedia sebanyak 8 orang 20,0 dan yang menyatakan tidak tersedia sebanyak 2 orang 5,0 sedangkan responden kelompok kontrol yang Universitas Sumatera Utara menyatakan fasilitas tersedia sebanyak 6 orang 15,0 dan yang menyatakan tidak tersedia sebanyak 24 orang 60. Dari hasil analisis chi-square antara tersedianya fasilitas kesehatan jiwa dengan tindakan pemasungan terhadap penderita Skizofrenia diperoleh nilai p = 0,001 dan Odd Ratio OR = 16.000 95 CI 2,674 – 95.754. Karena nilai p 0,001 α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan jiwa dengan pemasungan penderita Skizofrenia

4.3.5. Hubungan Pembiayaan dengan Pemasungan terhadap Penderita Skizofrenia di Kota Binjai