4.2.4. Karakteristik Pendidikan Responden
Hasil penelitian variabel pendidikan responden dihubungkan dengan pemasungan penderita Skizofrenia diketahui bahwa sebagian besar kasus dan kontrol
yakni sebanyak 21 orang 52,5 berpendidikan rendah dan 9 orang 22,5 melakukan pemasungan dan responden kasus dan kontrol yang berpendidikan tinggi
sebanyak 19 orang 47,5 dan 1 orang 2,5 melakukan pemasungan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.9. Distribusi kategori Pendidikan Responden terhadap Pemasungan Penderita Skizofrenia di kota Binjai
No Pertanyaan
Kasus Kontrol
n n
1 Apakah pendidikan terakhir saudara?
SD 5
50,0 2
6,7 SLTP sederajat
SLTA sederajat PT
4 1
40,0 10,0
0,0 10
16 2
33,3 53,3
6,7
Total 10 100,0
30 100,0
Jawaban responden di atas dapat dikategorikan menjadi pendidikan rendah dan pendidikan tinggi. Kelompok kasus yang berpendidikan rendah sebanyak 9 orang
22,5 dan 1 orang 2,5 berpendidikan tinggi sedangkan kelompok kontrol 12 orang 30,0 berpendidikan rendah dan 18 orang berpendidikan tinggi. Dari kasus
dan kontrol berjumlah 21 orang 52,5 yang berpendidikan rendah ada 9 orang 22,5 melakukan pemasungan dan dari 19 orang kasus dan kontrol yang
berpendidikan tinggi ada 1 orang melakukan pemasungan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10. Distribusi Kategori Pendidikan Responden terhadap Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai
No Persepsi Responden tentang Peranan
Keluarga Kasus
Kontrol n
n 1
Pendidikan rendah 9
22,5 12
30,0
2
Pendidikan tinggi 1
2,5 18
45,0
Total 10
25,0 30
75,0 4.2.5. Fasilitas Kesehatan Jiwa
Hasil penelitian variabel Fasilitas Kesehatan Jiwa didapat hasil yang bertentangan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol dimana sebagian besar
kelompok kasus menyatakan tersedia yaitu 8 orang20,0 dan yang menyatakan tidak tersedia 2 orang 5,0 sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar yakni
sebanyak 24 orang 60,0 menyatakan tidak tersedia dan hanya 6 orang 15,0 yang menyatakan tersedia:
Tabel 4.11. Distribusi Kategori Fasilitas Kesehatan Jiwa pada Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai
No Pertanyaan
Kasus Kontrol
n n
1 Apakah tersedia Fasilitas layanan kesehatan jiwa
di Puskesmas RS di tempat saudara? Sangat tersedia
0,0 0,0
Kurang Tersedia Tidak tersedia
2 8
20,0 80,0
23 7
76,7 23,3
Total 10 100,0
30 100,0
2 Apakah tersedia dokter yang khusus menangani
gangguan jiwadokter Spesialis jiwa di puskesmas atau RS di tempat saudara
Sangat tersedia 0,0
0,0 Kurang tersedia
Tidak tersedia 2
8 20,0
80,0 24
6 80,0
20,0
Total 10 100,0
30 100,0
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12. Distribusi Kategori Fasilitas Kesehatan Jiwa di Kota Binjai No
Fasilitas Kesehatan Jiwa Kasus
Kontrol n
n
1 Tersedia
8 20,0
6 15,0
2 Tidak Tersedia
2 5,0
24 65,0
Total 10
25,0 30
70,0 4.2.6. Pembiayaan
Hasil penelitian variabel pembiayaan terhadap pemasungan penderita Skizofrenia diketahui bahwa sebagian besar responden yakni responden kasus dan
kontrol sebanyak 32 orang 80,0 yang menggunakan biaya BPJS dan hanya 8 orang 20,0 menggunakan biaya sendiri. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.13. Distribusi Kategori Hubungan Pembiayaan terhadap Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai
No Pertanyaan
Kasus Kontrol
n n
1 Darimana keluarga membiayai proses
pengobatan penderita Skizofrenia Pembiayaan BPJS
8 20,0
24 15,0
Pembiayaan sendiri Bantuan pihak swastadonator
2 5,0
0,0 6
60,0 0,0
Total 10
25,0 30
75,0
Dari jawaban responden diketahui bahwa sebagian besar yakni 32 orang 80,0 dibiayai oleh BPJS dan 8 orang 20,0 diantaranya melakukan pemasungan
sedangkan 8 orang 20,0 lainnya menggunakan biaya sendiri dan 2 orang 5,0
Universitas Sumatera Utara
diantaranya melakukan pemasungan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.14. Distribusi Kategori Pembiayaan terhadap Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai
No Pembiayaan
Kasus Kontrol
n n
1
Biaya sendiri 2
5,0 6
15,0
2 BPJS
8 20,0
24 60,0
Total 10
25,0 30
75,0 4.2.7. Akses ke Pelayanan Kesehatan Jiwa
Hasil penelitian variabel Akses ke Pelayanan kesehatan jiwa diketahui bahwa sebagian besar responden dari kelompok kasus yakni sebanyak 9 orang 22,5
kurang aktif dan hanya 1 orang 2,5 yang aktif sedangkan responden pada kelompok kontrol yang aktif sebanyak 25 orang 62,5 dan sebanyak 5 orang
12,5 kurang aktif ke Pelayanan kesehatan jiwa. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Responden tentang Akses ke Pelayanan Kesehatan Jiwa terhadap Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai
No Pertanyaan
Kasus Kontrol
n n
1 Apakah keluarga terlibat dalam proses
pengobatan penderita gangguan jiwa Terlibat aktif
1 10,0
25 83,3
Sekali-sekali 7
70,0 4
13,3 Tidak ada waktu
2 20,0
1 3,3
Total 10 100,0
30 100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15. Lanjutan No
Pertanyaan Kasus
Kontrol n
n 2
Apakah keluarga terlibat dalam melakukan konsultasi tentang perawatan penderita gangguan
jiwa di PuskesmasRS
Terlibat aktif 0 0,0
25 83,3
Sekali-sekali 6
60,0 5
16,7 Tidak ada waktu
4 40,0
12 0,0
Total 10 100,0
30 100,0
3
Apakah keluarga melibatkan diri dan meluangkan waktu untuk membawa penderita
gangguan jiwa ke PuskesmasRS:
Terlibat aktif 0,0
25 83,3
Sekali-sekali 5
50,0 5
16,7 Tidak ada waktu
5 50,0
1 0,0
Total 10 100,0
30 100,0
Jawaban responden di atas dapat dikategorikan bertentangan yakni 25 orang
62,5 pada kelompok kontrol aktif membawa keluarganya berobat dan yang kurang aktif hanya 5 orang 12,5 sedangkan pada kelompok kasus ada 9 orang
22,5 yang kurang aktif dan hanya 1 orang 2,5 yang aktif membawa keluarganya berobat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.16. Distribusi Kategori Akses ke Pelayanan Kesehatan Jiwa terhadap Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai
No Persepsi Responden Tentang Akses
Kasus Kontrol
n n
1 Kurang aktif
9 22,5
5 12,5
2 Aktif
1 2,5
25 62,5
Total 10
25,0 30
75,0
Universitas Sumatera Utara
4.2.8. Sumber Informasi yang Diterima Responden