yang tertera dalam kriteria A yang muncul dalam bentuk yang lemah misalnya, keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang tidak lazim.
D. Gangguan Schizoafektif dan depresi atau gangguan bipolar dengan fitur psikotik telah dikesampingkan karena 1 tidak ada depresi atau kejadian yang berlebihan
telah terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif, atau 2 jika masa suasana hati telah terjadi selama gejala fase aktif berlangsung, terlihat berkurang dari waktu
masa aktif dan residual dari penyakit tersebut. E. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari suatu zat misalnya,
penyalahgunaan obat, pengobatan atau kondisi medis lainnya. F. Jika ada gejala gangguan spektrum autisme atau gangguan komunikasi masa
kanak-kanak, diagnosis skizofrenia tambahan hanya dilakukan jika adanya perasaan halusinasi atau delusi yang berlebihan, sebagai gejala lain yang
berkenaan dengan skizofrenia, juga timbul sekurang-kurangnya selama 1 bulan atau kurang jika diobati dengan benar.
2.4.2. Gambaran Klinis Skizofrenia
Skizofrenia merupakan penyakit kronik. Sebagian kecil dari kehidupan mereka berada dalam kondisi akut dan sebagian besar penderita berada lebih lama dalam fase
residual dimana pasien lebih banyak menarik diri atau mengisolasi diri. Pasien dapat mengalami Anhedonia yaitu ketidakmampuan merasakan rasa senang. Pasien juga
mengalami deteriorasi yaitu perburukan yang terjadi secara berangsur-angsur. Episode pertama psikotik sering didahului oleh suatu periode misalnya perilaku dan
pikiran eksentrik fase prodromal. Kepribadian prepsikotik juga dapat ditemui pada
Universitas Sumatera Utara
beberapa pasie skizofrenia yang ditandai dengan penarikan diri dan terlalu kaku secara sosial, sangat pemalu, dan sering mengalami kesulitan di sekolah meski I.Q-
nya normal. Suatu pola yang sering ditemui yaitu keterlibatan dalam aktivitas antisosial ringan dalam satu atau dua tahun sebelum episode psikotik. Beberapa
pasien sebelum didiagnosa skizofrenia, mempunyai gangguan kepribadian skizoid,
ambang, anti sosial, atau skizotipal Amir, 2010. 2.4.3 Jenis-jenis Skizofrenia
Terdapat beberapa jenis Skizofrenia PPDGJ III, 1993 yaitu : 1. Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia Paranoid adalah skizofrenia yang paling sering dijumpai di negara mana pun. Gambaran klinis didominasi oleh waham-waham yang secara relatif
stabil, seringkali bersifat paranoid, biasanya disertai oleh halusinasi-halusinasi, terutama halusinasi pendengaran, dan gangguan-gangguan persepsi.
2. Skizofrenia Hebefrenik Suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan afektif yang tampak jelas, dan secara
umum juga dijumpai waham dan halusinasi yang bersifat mengambang serta terputus-putus, perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan.
3. Skizofrenia Katatonik Gangguan psikomotor yang menonjol merupakan gambaran yang dominan dan
dapat bervariasi antara kondisi ekstrem seperti hiperkinesis dan stupor, atau antara sifat penurut yang otomatis dan negativisme. Sikap dan posisi tubuh yang
dipaksakan dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. Episode
Universitas Sumatera Utara
kegelisahan yang disertai kekerasan mungkin merupakan gambaran yang mencolok.
4. Skizofrenia Tak terinci Undifferentiated Yaitu kondisi-kondisi yang memenuhi kriteria diagnostik umum untuk skizofrenia
tetapi tidak sesuai dengan satu pun sub tipe tersebut di atas 5. Depresi pasca skizofrenia
Suatu episode depresif yang mungkin berlangsung lama dan timbul sesudah suatu serangan penyakit skizofrenia. Gangguan depresif ini disertai oleh suatu
peningkatan risiko bunuh diri. 6. Skizofrenia Residual
Suatu stadium kronis dalam perkembangan suatu gangguan skizofrenia di mana telah terjadi progresi yang jelas dari stadium awal ke stadium lebih lanjut yang
ditandai secara khas oleh gejala-gejala “negatif” jangka panjang, walaupun belum tentu ireversibel.
7. Skizofrenia Simpleks Suatu kelainan yang tidak lazim dimana ada perkembangan yang bersifat perlahan
tetapi progresif mengenai keanehan tingkah laku, ketidakmampuan untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan penurunan kinerja secara menyeluruh. Tidak
terdapat waham dan halusinasi, serta gangguan ini bersifat kurang nyata psikotik jika dibandingkan dengan skizofrenia subtype hebefrenik, paranoid dan katatonik.
8. Skizofrenia Lainnya Termasuk : skizofrenia senestopatik dan gangguan skizofreniform YTT.
9. Skizofrenia YTT
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Pengobatan Skizofrenia