45,000 95 CI 4.611 – 439.164, artinya ada pengaruh yang bermakna antara Akses pelayanan kesehatan jiwa dengan tindakan pemasungan yang dilakukan terhadap
penderita Skizofrenia. Responden yang kurang aktif membawa penderita Skizofrenia ke Pelayanan kesehatan kemungkinan 45 kali lebih besar melakukan pemasungan
dibandingkan dengan responden yang aktif membawa penderita Skizofrenia ke layanan kesehatan jiwa
. Karena nilai p 0,000 α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Akses ke Pelayanan Kesehatan jiwa dengan pemasungan.
4.3.7. Hubungan Sumber Informasi dengan Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara sumber informasi dengan pemasungan penderita Skizofrenia di Kota Binjai
seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.30. Tabulasi Silang Sumber Informasi dengan Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai
No Sumber
Informasi Kasus
Kontrol Jumlah
p Value
OR n
n n
1 Tidak Tersedia
9 22,5
6 15,0 15 37,5
0,000 36,000
3,789 – 342,021
2 Tersedia
1 2,5
24 60,0 25 62,5
Total 10
25,0 30 75,0
40 100,0
Berdasarkan pada Tabel 4.30 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan
tersedia sumber informasi pada responden kelompok kasus hanya 1 orang 2,5 dan yang menyatakan tidak tersedia sebanyak 9 orang 22,5 dan responden kelompok
kontrol yang menyatakan tersedia sumber informasi sebanyak 24 orang 60,0 dan
Universitas Sumatera Utara
yang menyatakan tidak tersedia sebanyak 6 orang 15,0. Dari hasil analisis chi- square antara sumber informasi dengan pemasungan diperoleh nilai p = 0,000 dan
Odd Ratio OR = 36,000 95 CI 0,128 – 360.876, artinya ada hubungan yang bermakna antara sumber informasi dengan tindakan pemasungan penderita
Skizofrenia. Responden yang tidak mendapatkan informasi mempunyai kemungkinan 36 kali lebih besar melakukan pemasungan terhadap penderita Skizofrenia dibanding
responden yang mempunyai sumber informasi. Karena nilai p 0,000 α 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sumber informasi yang diterima responden dengan tindakan pemasungan yang dilakukan responden di Kota Binjai.
4.3.8. Hubungan Jarak ke Pelayanan Kesehatan dengan Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara Jarak dengan pemasungan penderita Skizofrenia di Kota Binjai seperti pada
tabel di bawah ini : Tabel 4.31. Tabulasi Silang Jarak ke Pelayanan Kesehatan dengan Pemasungan
Penderita Skizofrenia di Kota Binjai No
Jarak Kasus
Kontrol Jumlah
p Value
OR n
n n
1 10 Km
7 17,5
17 42,5
24 60,0
0,711 1,784
0,385– 8,267
2 2 – 10 Km
3 7,5
13 32,5
16 40,0
Total 10
25,0 30
75,0 56
100,0
Berdasarkan pada Tabel 4.31 dapat dilihat bahwa responden yang mempunyai
jarak ke pelayanan kesehatan 10 Km pada kelompok kasus sebanyak 7 orang 17,5 dan 2-10 Km sebanyak 3 orang 7,5 sedangkan pada kelompok Kontrol
Universitas Sumatera Utara
yang mempunyai jarak ke pelayanan kesehatan 10 Km sebanyak 17 orang 42,5 dan jarak 2-10 Km sebanyak 16 orang 40,0. Dari hasil analisis chi-square antara
jarak ke pelayanan kesehatan dengan tindakan pemasungan yang dilakukan diperoleh nilai p = 0,711 dan Odd Ratio OR = 1,784 95 CI 0,385 – 8,267. Karena nilai p
0,711 α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jarak
ke pelayanan kesehatan dengan tindakan pemasungan pada penderita Skizofrenia di Kota Binjai.
4.3.9. Hubungan Dukungan Petugas dan Keluarga terhadap Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara dukungan keluarga dan petugas kesehatan terhadap pemasungan penderita
Skizofrenia di Kota Binjai seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 4.32. Tabulasi Silang Dukungan Petugas dan Keluarga terhadap
Pemasungan Penderita Skizofrenia di Kota Binjai No
Pengetahuan Kasus
Kontrol Jumlah
p Value
OR n
n n
1 Tidak
Mendukung 8
20,0 24
60,0 32
80,0 0,659
1,000 0,167-
5,985 2
Kurang Mendukung
2 5,0
6 15,0
8 20,0
Jumlah 10
25,0 30
75,0 40
100,0
Berdasarkan pada Tabel 4.32 dapat dilihat bahwa responden dari kelompok
kasus walaupun mereka melakukan pemasungan tapi ada 8 orang 20,0 yang tidak mendukung terjadinya pemasungan dan 2 orang 5,0 yang kurang mendukung
sedangkan pada kelompok kontrol ada 24 orang 60,0 yang tidak mendukung
Universitas Sumatera Utara
pemasungan dan 6 orang 15,0 yang kurang mendukung pemasungan. Dari hasil analisis chi-square antara dukungan keluarga dan tenaga kesehatan diperoleh nilai p
= 0,659 dan Odd Ratio OR = 1,000 95 CI 0,167 – 5,985, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dan tenaga kesehatan dengan
pemasungan yang dilakukan. Walaupun responden umumnya tidak mendukung terjadinya pemasungan tetapi mereka tetap melakukan pemasungan seharusnya
terjadi adalah jika mereka tidak mendukung terjadinya pemasungan maka tindakan mereka adalah tidak melakukan pemasungan. Karena nilai p 0,659
α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga
dan tenaga kesehatan dengan pemasungan terhadap penderita Skizofrenia.
4.4. Analisis Multivariat