Akademisi Ekonomi Responden Pedagang Eceran

4. Berkoordinir atau berhubungan dnegan Area Coordinator atau Departemen lain sehubungan dengan adanya masalah atau program- program tertentu yang berkaitan dengan toko. 5. Melakukan evaluasi berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas operasional 6. Melapor atau meminta persetujuan kepada kepala Toko mengenai keputusan yang berhubungan dengan toko.

4.3.1.6 Akademisi Ekonomi

Nama :Prof. Dr. Ramli, SE. MS Jabatan :Sekretaris Jurusan Pasca Sarjana dan Program Doktor Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara Bapak Prof. Dr. Ramli, SE. MS merupakan salah seorang tenaga pendidik yang mengabdikan diri dalam mengajar mahasiwa jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, sebagai seorang dosen beliau juga menjabat sebagai Sekretaris program studi pasca sarjana dan program doktor ekonomi pembangunan. Adapun bidang studi matakuliah yang diajarkan oleh Bapak Ramli salah satunya adalah Perekonomian Indonesia. Hal inilah yang melandasi peneliti dalam menentukan informan yang tepat dalam memberikan tanggapan terkait dengan permasalahan penelitian ini. Secara khusus perkembangan perkonomian yang cenderung mengarah ke liberalisasi. Universitas Sumatera Utara

4.3.1.7 Responden Pedagang Eceran

Tabel 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-Laki 18 45 Perempuan 22 55 Total 40 100 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015 Sebaran data pada tabel 4.2 tentang jenis kelamin menunjukkan bahwa responden didominasi oleh perempuan, yakni 22 orang 55. Sementara jumlah pedagang laki-laki sebanyak 19 orang 45. Jumlah ini pada dasarnya tidak menunjukkan perbandingan yang sangat timpang. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan berdagang di Kelurahan Padang Bulan tidak membedakan jenis kelamin, laki-laki maupun perempuan terlihat gesit karena mereka masing-masing membantu suami atau istrinya mencari nafkah agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Tabel 4.3 Distribusi Usia Responden Usia Tahun Frekuensi Persentase 20-29 Tahun 1 2.5 30-39 Tahun 6 15.0 40-49 Tahun 17 42.5 50-59 Tahun 12 30.0 59 Tahun 4 10.0 Total 40 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian, 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar berdasarkan usia adalah berada pada responden yang berusia 40-49 tahun yaitu Universitas Sumatera Utara sebanyak 17 orang 42,5, kemudian diikuti dengan responden yang berusia 50- 59 tahun sebanyak 12 orang 30, persentase selanjutnya diikuti dengan responden yang berusia 30-39 tahun yaitu sebanyak 6 orang 15, sedangkan usia 59 tahun sebanyak 4 orang 10 dan responden yang paling sedikit yaitu berusia 20-29 tahun sebanyak 1 orang 2,5. Usaha dagangan merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang banyak digeluti oleh masyarakat, hal tersebut terlihat dari tabel diatas yang menunjukkan bahwa akitivitas berdagang dilakukan oleh semua kalangan. Mulai pedagang yang berada pada usia produktif hingga usia non produktif. Bagi responden yang berusia produktif menjadikan berdagang menjadi pekerjaan utama dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sementara responden yang berada pada usia nonproduktif menjadikan aktivitas berdagang sebagai pekerjaan sampingan yaitu hanya untuk mengisi waktu luang. Tabel 4.4 Distribusi Pendidikan Responden Pendidikan Frekuensi Persentase Tidak Sekolah 1 2.5 Tamat SMP 2 5.0 Tamat SMA 21 52.5 Tamat Perguruan Tinggi 16 40.0 Total 40 100.0 Sumber: Kuesioner Penelitian, 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase terbesar berada pada responden yang mempunyai pendidikan tamat SMA yaitu sebanyak 21 orang 52,5, sementara responden yang memiliki pendidikan terakhir tamat perguruan tinggi sebanyak 16 orang 40, sedangkan responden yang memiliki pendidikan Universitas Sumatera Utara terakhir tamat SMP yaitu 2 orang 5 dan responden yang tidak sekolah 1 orang 2,5. Berdasarkan penyajian data berdasarkan pendidikan responden didominasi oleh pedagang yang memiliki pendidikan tamat SMA. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang pedagang, menurut mereka dalam berjualan tidak memerlukan pendidikan yang tinggi dan keterampilan serta keahlian khusus. Dalam berjualan seperti mereka yang terpenting adalah kegesitan, masalah pendidikan tidak harus setinggi mungkin. Tapi kendati demikian mereka tetap bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga dan melanjutkan sekolah anak-anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi, mereka tidak ingin nasib anak-anak sama seperti mereka yang hanya berkerja sebagai pedagang eceran. Sedangkan pendidikan responden selanjutnya adalah tamat perguruan tinggi, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang menyimpulkan bahwa para alumni perguruan tinggi tersebut pada dasarnya pernah bekerja pada suatu perusahaan atau instansi sebagai karyawan, akan tetapi berbagai kondisi mereka hadapi mengakibatkan terjadinya peralihan pekerjaan, yaitu menjadi pedagang eceran. Tabel 4.5 Distribusi Suku Bangsa Responden Suku Bangsa Frekuensi Persentase Batak Toba 6 15.0 Batak Karo 29 72.5 Batak Simalungun 3 7.5 Jawa 1 2.5 Nias 1 2.5 Total 40 100.0 Sumber: Kuesioner Penelitian, 2015 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan sebaran data kuesioner berdasarkan Suku Bangsa di atas, menunjukkan bahwa pedagang yang terdapat di Kelurahan Padang Bulan Medan, Kecamatan Medan Baru terdiri dari lima suku bangsa, yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Jawa, dan Nias. Dari sebaran data yang disajikan pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah etnis Batak Karo yang mencapai 29 orang 72.5, kemudian diikuti oleh responden dari suku Batak Toba yaitu sebanyak 6 orang 12, kemudian disusul oleh suku Batak Simalungun yaitu sebanyak 3 orang 7.5, sedangkan suku bangsa yang paling sedikit yaitu Jawa dan Nias yaitu masing-masing 1 orang 2,5. Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa suku Batak Karo adalah dominan. Berdasarkan tinjauan dan observasi peneliti dilapangan memperlihatkan bahwa Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru pada dasarnya didominasi oleh suku Batak Karo. Hal ini dikarenakan mudahnya aksesibilitas masyarakat untuk melakukan urbanisasi dari tanah karo seperti Berastagi dan Kabanjahe ke Kota Medan, khususnya di Kelurahan Padang Bulan. Selain jarak yang dekat didukung pula dengan transportasi yang memadai sehingga mempermudah melakukan urbanisasi. Data tersebut juga menunjukkan bahwa suku Batak Karo gesit dalam berjualan, hal ini terlihat dengan gaya mereka dalam memberikan pelayanan yang ramah kepada pengunjung yang ingin singgah ataupun berbelanja di usaha dagangannya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Distribusi Agama Responden Sumber : Kuesioner Penelitian, 2015 Agama yang dianut oleh responden terdiri dari tiga macam agama, yaitu Islam, Kristen dan Khatolik. Dari sebaran data yang disajikan pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memeluk agama Kristen yaitu sebanyak 30 orang 75, dan responden yang memeluk agama Islam sebanyak 6 orang 15, sedangkan selebihnya 4 orang 10 memeluk agama khatolik. Bila dikaitkan dengan tabel 4.5 pada umumnya yang memeluk agama Kristen adalah suku Batak, akan tetapi masyarakat juga mengalami interseksi, yaitu sekalipun mereka didominasi suku batak tidak semua beragama Kristen tetapi ada juga beberapa pedagang diantaranya memeluk agama Islam. Berdasarkan observasi dilapangan peneliti melihat kendatipun berbeda suku dan agama mereka tetap harmonis, hal ini menunjukkan sikap saling menghargai agama masing-masing. Tabel 4.7 Distribusi Jenis Usaha Responden Usaha Dagang Frekuensi Persentase Eceran 30 75.0 Kelontong 10 25.0 Total 40 100.0 Sumber: Kuesioner Penelitian, 2015 Berdasarkan sebaran data pada tabel 4.7 tentang jenis usaha responden bahwa didominasi oleh jenis usaha dagangan eceran yakni sebanyak 30 unit Agama Frekuensi Persentase Islam 6 15.0 Kristen 30 75.0 Khatolik 4 10.0 Total 40 100.0 Universitas Sumatera Utara 75, sementara jenis usaha kelontong terdapat sebanyak 10 unit 25. Hal tersebut menunjukkan usaha dagang eceran lebih diminati dibandingkan usaha dagang kelontong. Tabel 4.8 Distribusi Lama Usaha Responden Lama Bekerja Frekuensi Persentase 1-5 Tahun 11 27.5 6-10 Tahun 6 15.0 11-15 Tahun 5 12.5 16 Tahun 18 45.0 Total 40 100.0 Sumber: Kuesioner Penelitian, 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar berdasarkan lama berdagang adalah berada pada responden yang memiliki masa berdagang lebih dari 16 tahun yaitu 18 orang 45, kemudian diikuti dengan responden yang berdagang sekitar 1-5 tahun sebanyak 11 orang 27,5, kemudian diikuti dengan responden yang memiliki masa berdagang 6-10 tahun sebanyak 6 orang 15, dan masa berdagang 11-15 tahun sebanyak 5 orang 12,5. Dari hasil wawancara dilapangan bahwa responden sudah lama menggeluti pekerjaan sebagai pedagang dan sampai sekarang ini, karena menurut responden berdagang menjadi mata pencaharian yang mudah dilakoni dan menjanjikan, hal ini mengingat pada historisnya masyarakat sekitar lebih sering belanja di warung eceran. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Distribusi Jenis Pekerjaan Utama Responden Jenis Pekerjaan Utama Frekuensi Persentase PNSTNIPensiunan 5 12.5 Pegawai SwastaKaryawan 1 2.5 Pedagang Eceran 34 85.0 Total 40 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian, 2015 Sebaran data responden berdasarkan jenis pekerjaan utama, terdapat 34 orang 85 yang menjadikan aktivitas berdagang sebagai perkerjaan utama yang digeluti responden dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Selanjutnya diikuti oleh reponden yang merupakan pensiunan pegawai negeri yaitu sebanyak 5 orang 12,5, hal ini mereka kerjakan untuk mengisi waktu luang dan juga bentuk olahraga ringan. Sedangkan pegawai atau karyawan swasta terdapat 1 orang 2,5, aktivitas berdagang yang dilakoninya sebagai pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan. Tabel 4.10 Distribusi Jarak Indomaret ke Warung Menurut Responden Jarak Frekuensi Persentase 50 Meter 7 17.5 50-100 Meter 6 15.0 101-300 Meter 11 27.5 301- 500 Meter 2 5.0 500 Meter 14 35.0 Total 40 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase terbesar berdasarkan jarak Indomaret ke warung adalah berada pada jarak lebih dari 500 meter yaitu sebanyak 14 unit 35, kemudian diikuti dengan jarak 101-300 meter yaitu 11 unit 27,5 sedangkan jarak warung ke Indomaret kurang dari 50 Universitas Sumatera Utara meter adalah sebanyak 7 unit 17,5, selanjutnya diikuti oleh jarak warung 50- 100 meter ke Indomaret sebnayak 6 unit 15, sementara jarak warung 301-500 meter ke Indomaret terdapat 2 unit 5. Kehadiran Indomaret dengan sistem jejaring waralaba mempunyai dampak yang berbeda-beda terhadap suatu jenis usaha eceran. Hal ini didasari pada jarak warung ke Indomaret yang berbeda. 4.3.2 Analisis Data 4.3.2.1 Analisis Tabel Tunggal Variabel Bebas X “Dampak Jejaring Indomaret di Kelurahan Padang Bulan” Dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana dampak jejaring Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang eceran, maka peneliti menyebarkan kuesioner kepada 40 orang jumlah pedagang di Kelurahan Padang Bulan Medan. Kemudian untuk memperkuat data dan menghindari bias responden pedagang maka peneliti juga menyebarkan kuesioner kepada konsumen yang berbelanja di Indomaret. Berikut uraian responden pedagang dan konsumen Indomaret mengenai Jejaring Indomaret.

1. Tanggapan Terhadap Layout Display Barang

Layout barang dagangan di Indomaret diatur secara lebih menarik. Barang dagang diletakkan pada rak-rak yang terkategorisasi dan eye cathing. Layout ini bisa memanjakan konsumen dalam berbelanja. Pada tingkat tertentu, layout ini dapat memunculkan keputusan berbelanja spontan tidak terencana karena konsumen tertarik dengan display barang dalam rak. Berikut tanggapan konsumen terhadap variabel display barang di Indomaret : Universitas Sumatera Utara