Teknik Pengukuran Skor Analisis Data

5. Akademisi Ekonomi 6. Staff Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan. 7. Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah Kota Medan. 8. Kepala Bidang Tata Usaha Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian, pengambilan data disini dilakukan dengan membaca berbagai referensi baik berupa buku-buku, jurnal, tabloid, surat kabar, internet dan tulisan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

3.6 Teknik Pengukuran Skor

Instrumen penelitian sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrument berbentuk kuesioner. Adapun format jawaban dari kuesioner menurut skala ordinal dengan lima alternatif jawaban. Tiap alternatif itu diberikan skor dengan skala sebagai berikut: 1. Untuk pilihan jawaban a diberi nilaiskor 5 2. Untuk pilihan jawaban b diberi nilaiskor 4 3. Untuk pilihan jawaban c diberi nilaiskor 3 4. Untuk pilihan jawaban d diberi nilaiskor 2 5. Untuk pilihan jawaban e diberi nilaiskor 1 Untuk mengatahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing- masing variabel sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah ditentukan skala intervalnya adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara S r t rt −S r t r B y y Maka diperoleh : − = ,8 Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing- masing variabel yaitu : Skor untuk variabel yang sangat tinggi = 4,24-5,00 Skor untuk variabel tinggi = 3,43-4,23 Skor untuk variabel sedang = 2,62-3,42 Skor untuk variabel rendah =1,81-2,61 Skor untuk variabel yang sangat rendah =1,00-1,80

3.7 Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisa yaitu : a. Analisa Tabel Tunggal Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi –bagikan variabel penelitian kedalam kategori –kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu kolom sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap kategori Singarimbun, 1995. Universitas Sumatera Utara b. Analisa Tabel Silang Tehnik yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel yang satu mempunyai hubungan dengan yang lain, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun, 1995. Selanjutnya untuk memperoleh nilai yang jelas dari variabel yang dimaksud, maka perlu terlebih dahulu ditabulasikan dalam bentuk tabel atau penentuan skor. c. Uji Hipotesa Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan dipresentasikan, juga dipakai untuk menguji hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan melihat derajat hubungan diantara dua variabel. Kekuatan hubungan menunjukkan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi korelasi. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test statistik “Spearman’s Rho Rank Order Correlations ” dengan bantuan perangkat SPSS versi 21. Rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman Kriyantono, 2006 : 174 adalah sebagai berikut : Rho =1 - −∑ � �− � 2 − Keterangan: Rho = koefisien korelasi rank-order d = perbedaan antara pasangan jenjang Σ = sigma atau jumlah N = jumlah individu dalam sampel Universitas Sumatera Utara 1 6 = bilangan konstan Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika r s 0, maka terdapat hubungan yang negatif sehingga hipotesis ditolak Jika r s 0, maka terdapat hubungan yang positif sehingga hipotesis diterima. Selanjutnya jika tabel signifikan 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, sementara jika tabel signifikan 0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Selanjutnya, untuk mengatur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut Kriyantono, 2006 : 168-169, yaitu: ≤ 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20-0,39 = hubungan rendah tapi pasti 0,40-0,70 = hubungan yang cukup berarti 0,71-0,90 = hubungan yang tinggi; kuat ≥ 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan. Universitas Sumatera Utara

3.8 Jadwal Kegiatan Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian