Struktur Karya Sastra Hakikat Pendekatan Strukturalisme Genetik

commit to user 21

b. Struktur Karya Sastra

Karya sastra merupakan produk strukturasi dari subjek kolektif atau masyarakat. Karya sastra mempunyai struktur yang koheren. Konsep struktur karya sastra dalam strukturalisme genetik berbeda dengan konsep karya sastra otonom. Goldmann menyatakan dua pendapat mengenai karya sastra. Pertama, karya sastra merupakan ekspresi pandangan dunia secara imajiner. Kedua, dalam usahanya mengekspresikan pandangan dunia itu. Pengarang menciptakan semesta tokoh-tokoh, objek-objek, dan relasi-relasi secara imajiner. Karena itu, dibedakan karya sastra dari filsafat dan sosiologi. Filsafat mengekspresikan pandangan dunia secara konseptual sedangkan sosiologi mengacu pada empirisitas Faruk, 1999: 17. Struktur karya sastra dalam pandangan Goldmann adalah konsep struktur yang bersifat tematik. Yang menjadi pusat perhatian adalah relasi antara tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan objek yang ada di sekitar tokoh. Goldmann mendefinisikan novel sebagai cerita mengenai pencarian nilai-nilai otentik yang terdegradasi dalam dunia yang juga terdegradasi. Pencarian tersebut dilakukan oleh seorang atau tokoh hero yang problematik Faruk, 1994: 18. Konsep struktur karya sastra dalam pandangan Goldmann yang bersifat tematik artinya pusat perhatian antara relasi dengan tokoh, tokoh dengan tokoh dan antara tokoh dengan objek sekitar novel sebagai cerita mengenai pencarian nilai-nilai otentik yang terdegradasi dalam dunia dilakukan. Pencarian dilakukan oleh tokoh hero yang problematik. Nilai otentik adalah totalitas yang secara commit to user 22 tersirat muncul dalam cerita, nilai-nilai yang mengorganisasi sesuai dengan mode dunia sebagai totalitas. Karya sastra berfungsi untuk menginventarisasikan sejumlah besar kejadian-kejadian, yaitu kejadian-kejadian yang telah dibuat kerangka pola-pola kreativitas dan imaji. Seluruh kejadian dalam karya sastra bahkan juga karya- karya yang tergolong ke dalam genre yang paling absurd pun merupakan prototipe kejadian yang pernah dan mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kreativitas dan imajinasinya sastra memiliki kemungkinan yang paling luas dalam mengalihkan keragaman alam semesta ke dalam totalitas naratif semantis, dari kuantitas kehidupan sehari-hari ke dalam kualitas dunia fiksional Nyoman Kutha Ratna, 2006: 35. Karya sastra sebagai karya estetis dalam pandangan strukturalisme genetik mempunyai dua estetika: estetika sosiologis dan estetika sastra. Berkaitan estetika sastra sosiologis. Pendekatan strukturalisme genetik menunjukkan hubungan antara salah satu pandangan dunia dan tokoh-tokoh serta hal-hal yang diciptakan pengarang dalam karyanya. Berkaitan dengan estetika sastra, strukturalisme genetik menunjukkan hubungan antara alam ciptaan pengarang dengan perlengkapan sastra yang dipergunakan pengarang untuk menuliskannya Sapardi Djoko Damono, 1979: 43. Membaca novel, secara tidak langsung salah satu sisi kehidupan suatu masyarakat dapat dipahami. Hukum kehidupan suatu masyarakat dalam novel juga mungkin berlaku pada masyarakat umumnya. Struktur masyarakat dapat dipahami melalui struktur karya sastra. commit to user 23 Struktur karya satra merupakan representasi masyarakat, struktur karya sastra mempunyai hubungan secara tidak langsung dengan struktur masyarakat. Dalam hubungan tersebut, peran pengarang sangat menentukan. Struktur karya sastra yang dihasilkan pengarang menyuarakan aspirasi kelompok sosial tertentu melalui gambaran problematik hubungan tokoh-tokoh yang dilukiskan. Karya sastra sebagai kreativitas maupun respon kehidupan sosial, mencoba mengungkapkan perilaku manusia dalam suatu komunitas yang dianggap berarti bagi aspirasi kehidupan seniman dan kehidupan manusia pada umumnya. Dimensi-dimensi yang dilukiskan pengarang bukan hanya entitas tokoh secara fisik, tetapi sikap, perilaku, dan kejadian-kejadian yang mengacu pada kualitas struktur sosial. Sebagai dua dunia yang saling bergantung, keduanya hadir dalam situasi dialogis. Masyarakat mempersiapkan entitas karya sastra sesuai dengan formasi struktur sosial; sebaliknya karya sastra memanfaatkan unsur-unsur sosial ke dalam sistem sastra dengan cara-cara yang ditentukan oleh konvensi dan tradisi Nyoman Kutha Ratna, 2003: 34. Struktur karya sastra dengan demikian harus dipahami sebagai totalitas yang bermakna. Pemahaman itu dapat dilakukan dengan melihat hubungan antara tokoh dengan tokoh lain maupun antara tokoh dengan lingkungannya. Berdasarkan hubungan-hubungan tersebut terlihat problematika sang tokoh dalam memeperjuangkan nilai kehidupan yang dianggap sesuai dengan kelompok sosialnya dalam menghadapi kelompok sosial lain. Konsep struktur karya sastra digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tokoh yang satu dengan yang lainnya maupun hubungan antara tokoh dengan lingkungannya dalam novel Laskar Pelangi. commit to user 24 Berdasarkan hubungan tersebut terlihat bahwa masyarakat mengalami problematika. Berdasarkan problematika yang dihadapi oleh masing-masing tokoh akan terlihat aspirasi imajiner pengarang dalam struktur novel. Struktur novel yang mencerminkan pandangan pengarang terlihat pada problem yang dihadapi tokoh. Problematika tokoh utama disebabkan oleh tokoh lainnya. Tokoh hero mengalami problematika karena senantiasa berusaha memperjuangkan nilai-nilai yang dianggap ideal dalam menghadapi tokoh lain sebagai perwujudan kelompok sosial yang lain. Perjuangan tokoh utama adalah manifestasi perjuangan subjek kolektif atau kelompok sosialnya. Tokoh lain dalam hal ini merupakan subjek kolektif di luar kelompok sosial tokoh hero. Pikiran-pikiran tokoh hero merupakan aspirasi gagasan pengarang dalam memperjuangkan kelompok sosial pengarang. 1 Tema Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Banyak cerita yang menggambarkan dan menelaah kejadian atau emosi yang dialami manusia seperti cinta, derita, rasa takut, kedewasaan, keyakinan, pengingkaran manusia terhadap dirinya sendiri, atau bahkan usia lanjut. Sama seperti makna pengalaman manusia, tema membuat cerita lebih fokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak. Bagian awal dan akhir cerita akan pas, sesuai, dan memuaskan berkat keberadaan tema. Adapun cara yang paling efektif untuk mengenali tema sebuah karya adalah dengan mengamati secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya Stanton, 2007. commit to user 25 2 Alur Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Dua elemen dasar yang membangun alur adalah konflik dan klimaks. Setiap karya fiksi setidak-tidaknya memiliki ‘konflik internal’ yang tampak jelas yang hadir melalui hasrat dua orang karakter atau hasrat seorang karakter dengan lingkungannya. Klimaks adalah saat ketika konflik terasa sangat intens sehingga ending tidak dapat dihindari lagi. Klimaks merupakan titik yang mempertemukan kekuatan-kekuatan konflik dan menentukan bagaimana oposisi tersebut dapat terselesaikan Stanton, 2007. 3 Tokoh Mengenai tokoh, Atar Semi 1988: 39 mengemukakan bahwa pada umumnya fiksi mempunyai tokoh utama a central character yaitu orang yang ambil bagian dalam sebagian besar peristiwa dalam cerita, biasanya peristiwa atau kejadian-kejadian itu menyebabkan terjadinya perubahan sikap terhadap diri tokoh atau perubahan pandangan sebagai pembaca terhadap diri tokoh tersebut. 4 Latar Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu hari, bulan, dan tahun, cuaca, atau satu periode sejarah Stanton, 2007: 35. commit to user 26

c. Fakta Kemanusiaan