commit to user 27
Homologi menurut Nyoman Kutha Ratna 2006: 122 diturunkan melalui organisme primitif yang sama dan disamakan dengan korespondensi, kualitas
hubungan yang bersifat struktural. Homologi memiliki implikasi dengan hubungan bermakna antara struktur literer dengan struktur sosial. Nilai-nilai
otentik yang terdapat dalam strukturalisme genetik menganggap bahwa karya sastra sebagai homolagi antara struktur karya sastra dengan struktur lain yang
berkaitan dengan sikap suatu kelas tertentu atau struktur mental dan pandangan dunia yang dimiliki oleh pengarang dan penyesuaiannya dengan struktur sosial.
Bagi Goldmann 1977: 158-159 karya sastra dipandang: 1 bukan hanya refleksi kenyataan dan kesadaran kelompok tertentu; 2 karya sastra berhubungan
dengan ideologi kolektif, filosofis dan teologis; 3 karya sastra berhubungan dengan struktur mental kelompok sosial tertentu yang dapat diperluas melalui
hubungan individu dengan kelompok; dan 4 kesadaran kolektif bukanlah realitas utama, akan tetapi struktur mental yang merupakan pandangan dunia.
Berpijak dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fakta kemanusiaan adalah seluruh hasil perilaku manusia yang mempunyai struktur dan
arti tertentu berdasarkan pada fakta-fakta yang ada.
d. Subjek Kolektif Subjek Transindividual
Goldmann dalam Faruk, 1994: 14 mengemukakan bahwa fakta kemanusiaan, bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja, melainkan merupakan
hasil aktivitas manusia sebagai subjeknya. Subjek fakta kemanusiaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu subjek individual dan subjek kolektif.
Perbedaan itu sesuai dengan perpedaan jenis fakta kemanusiaan. Subjek
commit to user 28
individual merupakan subjek fakta individual libinal, sedangkan subjek kolektif merupakan subjek fakta sosial historis. Revolusi sosial, politik, ekonomi, dan
karya-karya kultural yang besar merupakan kenyataan sosial yang tidak akan mampu menciptakannya. Penciptanya adalah subjek transindividual. Subjek
transindividual adalah subjek yang mengatasi individu, di dalam individu hanya merupakan bagian. Subjek transindividual bukanlah kumpulan individu-individu
yang berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan, satu kolektivitas. Goldmann dalam Faruk, 1994: 15 kosep subjek kolektif atau
transindividual masih sangat kabur karena subjek kolektif itu dapat berupa kelompok kekerabatan, kelompok kerja, kelompok teritorial, dan sebagainya.
Untuk memperjelasnya, Goldmann mengelompokkannya sebagai kelas sosial. Kelas sosial tersebut menurut Goldmann merupakan bukti dalam sejarah sebagai
kelompok yang telah menciptakan suatu pandangan yang lengkap dan menyeluruh mengenai kehidupan dan yang telah mempengaruhi perkembang
sejarah umat manusia. Kelas-kelas sosial adalah kolektivitas yang menciptakan gaya hidup
tertentu dengan struktur yang ketat dan koheren. Kelas merupakan salah satu indikator untuk membatasi kenyataan sosial yang dimaksudkan oleh pengarang
untuk mempengaruhi bentuk, fungsi, makna dan gaya suatu karya sastra. Hubungan ini sesuai dengan pandangan marxis, karya disebut sebagai wakil kelas
sebab karya sastra dimanfaatkan untuk menyampaikan aspirasi kelompoknya. Goldmann menspesifikasikan kelas sosial dalam pengertian marxis sebab baginya
kelompok itulah yang terbukti dalam sejarah sebagai keompok yang telah
commit to user 29
menciptakan suatu pandangan yang lengkap dan menyeluruh mengenai kehidupan dan telah mempengaruhi perkembangan sejarah umat manusia.
Kajian strukturalisme genetik, subjek transindividual merupakan energi untuk membangun pandangan dunia. Dikaitkan dengan pengarang, latar belakang
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu latar belakang karena afiliasi dan karena kelahiran.
Meskipun istilah transindividual diadopsi oleh Goldmann dari khazanah intelektual Marxis, khususnya Lukacs, Goldmann tidak menggunakan istilah
kesadaran kolektif dengan pertimbangan istilah ini seolah-olah menonjolkan pikiran-pikiran kelompok. Sebaliknya, konsep transindividual menurut
Goldmann, menampilkan pikiran-pikiran individu tetapi dengan struktur mental kelompok.
Pendapat di atas dapat diartikan bahwa struktur karya sastra dapat diselidiki asal-usulnya atau genetiknya. Asal-usul karya sastra tidak lain adalah
pengarang, selain itu pengarang menghasilkan karya sastra karena terdapat faktor- faktor yang mengkondisikannya. Fakta sosial yang dianggap tidak sejalan dengan
aspirasi subjek kolektif pengarang itulah yang menyebabkan pengarang menulis karya sastra.
e. Pandangan Dunia