Refleksi Deskripsi Siklus II a. Tahap Perencanaan

commit to user 74 Peneliti juga sudah melibatkan siswa dalam tanya jawab, pembahasan hasil kerja kelompok, dan pengambilan kesimpulan. Pemberian pertanyaan selama proses, berkaitan dengan pemahaman konsep siswa yang sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, misalnya: Tulislah urutan lapisan tanah dari lapisan yang paling atas Jelaskan terbentuknya batuan malihan, dsb. Setiap akhir pembelajaran, peneliti selalu melakukan evaluasi yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan indikator yang telah ditetapkan.

d. Refleksi

Data hasil observasi dikumpulkan untuk dianalisis dan direfleksikan. Pembahasan hasil observasi, dilakukan oleh peneliti dan guru, sehingga dapat ditemukan kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan, telah menunjukkan adanya peningkatan baik pada aktivitas siswa, kinerja guru dalam pembelajaran, maupun pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V. Berikut uraian hasil refleksi siklus II: 1 Pertemuan 1 Siklus II Strategi hasil refleksi siklus I yang mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif secara kelompok, ternyata berhasil dan dapat berjalan lancar. Meskipun masih ada sedikit kendala yang dihadapi. Kendala yang terjadi pada pertemuan 1 siklus II yaitu: a kesulitan mengkondisikan siswa untuk berkelompok; b kebingungan siswa dalam menggunakan multimedia interaktif untuk menjawab lembar kerja kelompok. Hasil pembahasan peneliti dengan pengamat, penyebab kendala tersebut adalah: a siswa belum pernah dikondiskan untuk berkelompok di dalam kelas; b peneliti tidak memberi contoh langsung memperagakan terlebih dahulu penggunaan multimedia interaktif untuk mengerjakan lembar kerja kelompok, sehingga siswa terlihat bingung. Untuk mengatasi kendala yang terjadi pada pertemuan 1 siklus I, maka perbaikan yang dialkukan yaitu: a peneliti lebih sabar lagi dalam mengkondisikan, membimbing, dan mengarahkan siswa dalam commit to user 75 berkelompok; b memberi contoh terlebih dahulu sebelum memberikan perintah tugas kepada siswa, sehingga siswa paham apa yang harus dilakukan. Secara keseluruhan, aktivitas yang meningkat yaitu: a keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif; b kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui multimedia interaktif; c keterlibatan siswa dalam penggunaan multimedia interaktif; d kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas dan evaluasi pemahaman konsep. Dari hasil penilaian lembar kerja kelompok, keseluruhan kelompok dapat menjawab dengan benar dan lengkap setiap pertanyaan dalam lembar kerja kelompok. Nilai rata-rata pemahaman konsep siswa secara kelompok yaitu 75,52. Semua siswa dalam kelompok mendapatkan nilai di atas KKM nilai anggota dalam satu kelompok sama data nilai kelompok lampiran 26. Penggunaan multimedia interaktif secara berkelompok, ternyata dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa secara kelompok dan individu daripada penggunaan multimedia interaktif secara klasikal. Hal itu dapat dilihat dari hasil analisis evaluasi pemahaman konsep struktur bumi pertemuan 1 siklus II. Hasil analisis evaluasi pemahaman konsep pada tabel 46 data analisis pemahaman konsep pertemuan 1 siklus I pada lampiran 25 Tabel 4.6 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II Indikator Soal uraian Hasil jawaban siswa 7.1.1 Mengurutkan lapisan-lapisan bumi 1.Sebutkan urutan lapisan bumi dari lapisan yang terluar 2. Sebutkan urutan lapisan bumi dari lapisan yang paling tebal 22 siswa menjawab benar, 7 siswa kurang lengkap. 12 siswa menjawab benar, 16 siswa kurang lengkap. 7.1.2 Menyebutkan ciri-ciri lapisan bumi 1.Sebutkan ciri-ciri dari: a. lapisan inti bumi dalam b. lapisan mantel bumi 8 siswa menjawab benar, 13 siswa kurang lengkap, dan 8 siswa menjawab tidak sesuai. 7.1.3Mengurutkan Sebutkan urutan lapisan 15 siswa menjawab commit to user 76 lapisan-lapisan atmosfer atmosfer dari: a.lapisan yang paling tebal b. lapisan paling dalam benar, 13 siswa kurang lengkap, dan 1 siswa tidak sesuai. 71.4 Memperkirakan dampak jika bumi tidak dilindungi lapisan atmosfer Menurut kamu, apa yang terjadi jika bumi tidak dilindungi lapisan atmosfer? Sebutkan 2 saja 10 siswa menjawab tepat, 11 siswa hamua menyebutkan 2 dampak, dan 8 siswa menjawab tidak sesuai. Dari hasil analisis indikator tabel 4.6 dapat dijelaskan lagi sebagai berikut: 7.1.1 Mengurutkan lapisan-lapisan bumi Dalam mengurutkan lapisan bumi dari lapisan yang paling luar dapat dijawab 22 siswa dengan urut dan benar. Tujuh siswa masih kurang mengerti dengan soal yang dimaksudkan sehingga mengurutkannya dari lapisan inti bumi luar. Untuk mengurutkan lapisan bumi dari lapisan yang paling tebal, ada 12 siswa yang dapat menjawab dengan benar. Sedangkan 16 siswa yang lain hanya terbalik pada lapisan kerak bumi dan lapisan atmosfer, dan 1 siswa menjawab tidak sesuai soal. 7.1.2 Menyebutkan ciri-ciri lapisan bumi Dalam menyebutkan ciri-ciri lapisan mantel bumi dan lapisan inti bumi dalam, ada 8 siswa menjawab benar pada masing-masing ciri. Empat siswa dapat menyebutkan 2 ciri lapisan inti bumi dalam dan satu ciri lapisan mantel bumi. Sembilan siswa hanya menyebutkan masing-masing satu ciri, dan 1 siswa menjawab tidak sesuai. 7.1.3 Mengurutkan lapisan-lapisan atmosfer Untuk mengurutkan lapisan atmosfer dari lapisan yang paling tebal dan lapisan yang paling dalam, 15 siswa yang menjawab dengan benar dan urut. Empat siswa keliru pada lapisan kerak bumi dan atmosfer, dalam mengurutkan dari lapisan yang paling tebal. Sembilan siswa dapat mengurutkan lapisan dari yang paling dalam. Untuk mengurutkan lapisan yang paling dalam, siswa masih terbolak-balik. Namun, hanya 1 siswa yang menjawab tidak sesuai pertanyaan. commit to user 77 7.1.4 Memperkirakan dampak jika bumi tidak dilindungi lapisan atmosfer Untuk memperkirakan dampak jika di bumi tidak dilindungi lapisan atmosfer, maka ada 10 siswa yang dapat menyebutkan 2 dan benar. Sedangkan 11 siswa yang lain hanya bisa menyebutkan 1 dampak saja, dan 8 siswa menjawab tidak sesuai. Hasil analisis evaluasi pemahaman konsep siswa secara individu sudah baik. Meskipun masih ada beberapa indikator yang belum tercapai secara optimal, tetapi nilai hasil evaluasi pemahaman konsep pertemuan 1 siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Nilai rata-rata pemahaman konsep siswa secara individu pertemuan 1 siklus II adalah 71,72 dengan per sentase ketuntasan 82 atau ada 24 siswa mendapatkan nilai ≥65. Nilai hasil evaluasi pemahaman konsep siswa secara individu digabungkan dengan nilai pemahaman konsep secara kelompok dengan perhitungan: 2XNilai individu+Nilai Kelompok:3 sehingga diperoleh nilai akhir pemahaman konsep siswa secara individu. Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh nilai rata-rata 72,97 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 82 atau 24 siswa mendapatkan nilai di atas KKM ≥65 daftar nilai pemahaman konsep pertemuan 1 siklus II selengkapnya pada lampiran 26 dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tabel 4.7 Tabel 4.7 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II No Interval Nilai Tengah Frekuensi Persentase 1. 46 – 52 49 4 14 2. 53 – 59 56 1 4 3. 60 – 66 63 1 4 4. 67 – 73 70 11 37 5. 74 – 80 77 2 7 6. 81 – 87 84 7 24 7. 88 – 94 91 3 10 Jumlah 29 100 Dari data tabel 4.7 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.4 commit to user 78 Gambar 4.4 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 siklus II Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM 65 ada 5 siswa yang terletak pada interval 46 – 52 ada 4 siswa dan interval 53 – 59 ada 1 siswa. Sedangkan pada interval 60 – 66 ada 1 siswa yang mana siswa tersebut mendapatkan nilai 66 di atas KKM. Nilai terendah pada pertemuan 1 siklus II adalah 50 dan nilai tertingginya adalah 92. Siswa yang idak tuntas pada pertemaun 1 siklus II ini ada 5siswa, yaitu: Hasyim, Wahyu, Arum, Kriswanto, dan Taufik. 2 Pertemuan 2 Siklus II Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 2 siklus II lebih baik daripada pertemuan sebelumnya. Dari hasil refleksi dan pengalaman dari pertemuan sebelumnya, sudah tidak ada lagi kendala yang muncul pada pertemuan 2 siklus II ini. Siswa sudah dapat terkondisikan dengan baik dalam berkelompok. Siswa sudah tidak mengalalami kebingungan dalam mengerjakan lembar kerja kelompok menggunakan multimedia interaktif. Dalam pertemuan ini, peneliti hanya memantau kerja kelompok siswa sambil memberi bimbingan bagi siswa yang masih membutuhkan. Siswa juga sudah lebih terampil dalam mengoperasikan multimedia interaktif, mereka tidak berebut lagi untuk mengoperasikannya. Bahkan mereka saling membantu dan 2 4 6 8 10 12 46 –52 53–59 60–66 67–73 74–80 81–87 88–94 Frekuensi Interval 46 –52 53–59 60–66 67–73 74–80 81–8 7 88–94 commit to user 79 bekerjasama dalam kelompok. Kejujuran dan tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas dan evaluasi juga sudah meningkat. Kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui multimedia interaktif juga meningkat. Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata- rata pemahaman konsep secara kelompok menjadi 76,55. Selain nilai rata- rata kelompok meningkat, nilai hasil evaluasi pemahaman konsep siswa juga meningkat. Berikut hasil analisis evaluasi pemahaman konsep siswa pada tabel 4.8 hasil analisis pada lampiran 30 Tabel 4.8 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II Indikator Soal uraian Siswa yang menjawab benar 7.2.1 Mengurutkan lapisan- lapisan tanah Sebutkan urutan lapisan tanah dari lapisan yang paling atas 21 siswa menjawab benar 7.2.2 Menyebutkan ciri-ciri masing-masing lapisan tanah 1.Sebutkan ciri-ciri dari: a. tanah lapisan bawah b.lapisan bahan induk tanah 13 siswa menjawab benar, 13 siswa kurang lengkap. 7.2.3 Menggambarkan lapisan tanah dan keterangannya Gambarkan lapisan-lapisan tanah beserta keterangannya 13 siswa menjawab benar, 12 siswa kurang lengkap, dan 4 siswa tidak sesuai. 7.2.4 Membedakan terbentuknya batuan Jelaskan perbedaan terbentuknya batuan beku dan batuan endapan dan beri contoh 14 siswa menjawab benar, 5 siswa kurang lengkap, dan 10 siswa masih kurang benar. 7.2.5 Mengelompokkan contoh-contoh batuan Kelompokkan batuan di bawah ini ke dalam batuan beku, endapanmalihan. Batu basalt, marmer, obsidian, granit, konglomerat, serpih, pasir 9 siswa benar, 18 siswa kurang tepat, dan 2 siswa hanya 1 batu yang dikelompokkan benar. Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan lagi sebagai berikut: 7.2.1 Mengurutkan lapisan-lapisan tanah commit to user 80 Untuk mengurutkan lapisan tanah dari lapisan yang paling atas, ada 27 siswa yang menjawab benar dan 8 siswa menyebutkan 2 lapisan saja, mereka tidak menyebutkan lapisan bahan induk tanah 7.2.2 Menyebutkan ciri-ciri masing-masing lapisan tanah Untuk menyebutkan cirri-ciri tanah lapisan bawah dan lapisan bahan induk tanah, ada 13 siswa yang menjawab benar. Masing-masing dari mereka dapat menyebutkan 2 ciri. Tiga siswa hanya menyebutkan 2 ciri tanah lapisan bawah dan 1 ciri bahan induk tanah. Ada 10 siswa menyebukan 1 ciri pada masing-masing, dan 3 siswa, yaitu: Arum, Wahyu, dan asyim, menjawab tidak sesuai. 7.2.3 Menggambarkan lapisan tanah dan keterangannya Untuk menggambarkan lapisan tanah dan keterangannya, 13 siswa dapat menggambar denga benar beserta keterangannya. Tiga belas siswa bisa menggambar, tetapi keterangannya kurang tepat sehingga hasilnya juga kurang memuaskan, dan 4 siswa hanya memberi keterangan tanpa gambar. 7.2.4 Membedakan terbentuknya batuan Untuk membedakan terbentuknya batuan beku dan endapan, sudah ada 14 siswa yang dapat membedakannya dengan benar beserta masing-masing contohnya. Lima siswa dapat menjelaskan batuan beku, tetapi batuan endapannya kurang tepat. Sebelas siswa yang lain hanya menjelaskan dan menyebutkan contoh batuan beku. Kemungkinan, penyebab siswa kurang optimal dalam menjawab pertanyaan ini karena belum terbiasa dengan soal untuk membedakan. 7.2.5 Mengelompokkan contoh-contoh batuan Dalam mengelompokkan contoh-contoh batuan berdasarkan jenisnya, hanya ada 9 siswa yang dapat menjawab dengan benar. Kebanyakan mereka mengelompokkan batuan, konglomerat ke dalam batuan beku. Sedangkan Hasym, dan Wahyu mengelompokkan semua batuan dalam batuan beku. Kemungkinan penyebab indikator kurang optimal, peneliti kurang mengulang-ulang pertanyaan contoh batuan. commit to user 81 Secara kelompok, pemahaman konsep siswa sudah baik dan semua indikator sudah tercapai. Tiga dari 8 kelompok mendapatkan nilai kurang maksimal, tetapi semua kelompok mendapatkan nilai di atas KKM dan nilai rata-rata kelompok mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata pemahaman konsep secara kelompok 76,55. Secara individu memang masih ada beberapa indikator yang belum tercapai secara optimal. Namun, nilai pemahaman konsep siswa secara individu sudah baik, yaitu dengan nilai rata-rata kelas 74,83 dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 82 atau 24 siswa mendapatkan nilai ≥65. Dari gabungan dari nilai hasil pemahaman konsep secara individu dan kelompok dengan perhitungan: 2XNilai individu+Nilai Kelompok:3, maka didapatkan nilai akhir rata-rata pemahaman konsep 75,40 dengan persentase ketuntasan mencapai 82 atau 24 siswa mendapatkan nilai ≥65 data nilai selengkapnya pada lampiran 31. Nilai rata-rata hasil evaluasi pemahaman konsep secara individu siswa pada pertemuan 2 siklus II mengalami sedikit penurunan dibandingkan nilai rata-rata pemahaman konsep siklus I pertemuan 2 SK, KD dan materi sama tetapi indikator berbeda. Pada pertemuan 2 siklus 1 nilai rata-rata pemahaman konsep 75,03 pada pertemuan 2 siklus II menjadi 74,83. Adapun kemungkinan yang mempengaruhi turunnya nilai rata-rata pemahaman konsep siswa secara individu pada pertemuan 2 siklus I dan II yaitu: soal yang dibuat pada pertemuan 2 siklus II lebih kompleks dan bervariasi dari soal pertemuan 1 siklus II, sehingga membutuhkan pemahaman yang lebih tinggi untuk menjawab pertanyaan tersebut. Meskipun nilai rata-rata pemahaman konsep secara individu pertemuan 2 siklus I dan II sedikit menurun, tetapi persentase ketuntasan secara klasikal mengalami peningkatan, yaitu: 72 pada pertemuan 2 siklus I, menjadi 82 pada pertemuan 2 siklus II. Setelah nilai pemahaman konsep secara individu pertemuan 2 siklus II digabungkan dengan nilai kelompok, maka nilai akhir pertemuan 2 siklus II lebih meningkat dari pertemuan 2 siklus II. commit to user 82 Nilai rata-rata pemahaman konsep secara individu dan kelompok pada pertemuan 2 siklus II mengalami peningkatan dari pertemuan 1 siklus II. Penggunaan multimedia interaktif secara kelompok, ternyata efektif dan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa baik secara kelompok maupun individu. Nilai akhir pemahaman konsep pertemuan 2 siklus II disajikan dalam tabel distribusi frekuensi tabel 4.9 Tabel 4.9 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II No Interval Nilai Tengah Frekuensi Persentase 1. 48 – 56 52 2 7 2. 57 – 65 61 3 10 3. 66 – 74 70 6 21 4. 75 – 83 79 14 48 5. 84 – 92 88 4 14 Jumlah 29 100 Dari data tabel 4.9 dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 4.5 Gambar 4.5 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II Dari grafik gambar 4.5 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM 65 ada 5 siswa yang terletak pada interval 48 – 56 ada 2 siswa dan pada interval 57 – 65 ada 3 siswa, pada interval 57 – 65 siswa mendapatkan nilai 53, 60, dan 63 dan tidak ada siswa 2 5 6 14 4 5 10 15 48 – 56 57 – 65 66 – 74 75 – 83 84 – 92 Frekuensi Interval 48 –56 66 –74 75–83 84–92 57 –65 commit to user 83 yang mendaptakan nilai 65. Nilai terendah pada pertemuan 2 siklus II adalah 52 dan nilai tertingginya adalah 92. Lima siswa yang tidak tuntas pada pertemaun ini yaitu: Hayim, Wahyu, Arum, Hery, Agung. Dari hasil akhir pemahaman konsep pertemuan 1 dan 2 siklus II, terdapat peningkatan nilai rata-rata pemahaman konsep struktur bumi yaitu: pertemuan 1 nilai rata-rata pemahaman konsep 72,97 pada pertemuan 2 siklus II menjadi 75,40 dengan persentase ketuntasan yang sama yaitu 82 atau 24 siswa sudah mencapai batas KKM ≥65. Perbandingan nilai pemahaman konsep pertemuan 1 dan 2 siklus II disajikan dalam daftar frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.10 Daftar Frekuensi Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus II No Interval Frekuensi Pertemuan 1 Siklus II Frekuensi Pertemuan 2 Siklus II 1. 46 – 52 4 1 2. 53 – 59 1 2 3. 60 – 66 1 2 4. 67 – 73 11 6 5. 74 – 80 2 10 6. 81 – 87 7 6 7. 88 – 94 3 2 Jumlah 29 29 Dari daftar frekuensi tabel 4.10 dapat disajikan dalam bentuk gambar 4.6: 2 4 6 8 10 12 46-52 53-59 60-66 67-73 74-80 81-87 88-94 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Frekuensi commit to user 84 Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 siklus II Dari grafik gambar 4.6 dapat dilihat bahwa nilai pemahaman konsep siswa mengalami penurunan yang cukup banyak pada interval 46 – 52 dan interval 67 – 73. Nilai terendah pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan, pada pertemuan 1 adalah 50 dan pada pertemuan 2 adalah 52. Menurunnya frekuensi pada interval 46 – 52 dan meningkatnya nilai terendah siswa, menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan siswa untuk mengumpulkan data melalui tampilan multimedia interaktif. Sedangkan nilai tertinggi pada pertemuan 1 dan 2 sama yaitu 92. Pada pertemuan 1, siswa paling banyak mendapatkan nilai pada interval 67 – 73, sedangkan pada pertemuan kedua siswa paling banyak mendapatkan nilai pada interval 74 – 80. Oleh karena itu, nilai rata- rata pemahaman konsep mengalami peningkatan, yaitu pada pertemuan 1 nilai rata-rata pemahaman konsep 72,92 dan pertemuan 2 mencapai 75,40. daftar nilai perbandingan siklus II selengkapnya pada lampiran 32 Persentase ketuntasan klasikal siklus II mencapai 82 atau 24 siswa mendapatkan nilai ≥65, sehingga indikator kinerja yang ditetapkan pada siklus II ini juga sudah tercapai. Dari 5 siswa yang tidak tuntas, ada 3 siswa yang tidak tuntas pada pertemuan 1 dan 2 yaitu, Hasyim, Wahyu, dan Arum. Sedangkan Hasyim dan Wahyu, tidak tuntas dalam semua siklus karena mereka lemah dalam berfikir karena dan pernah tinggal kelas. Dengan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan pada setiap siklus, maka peneliti mencukupkan penelitian tindakan kelas ini pada siklus II. Siswa yang tidak tuntas pada pertemuan tertentu disebabkan mereka kurang Interval commit to user 85 enak badan. Sedangkan siswa yang hanya setiap siklus tidak tuntas ternyata mereka agak lemah dalam berfikir, ada juga yang kurang lancar dalam membaca dan menulis. Dari hasil observasi dan evaluasi pemahaman konsep siswa materi struktur bumi, dapat disimpulkan bahawa: “Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 20102011 ”.

C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru peneliti dalam pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II lampiran 13, 18, 24, dan 29, menunjukkan bahwa secara umum peneliti sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Berdasarkan tindakan yang diterapkan yaitu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran pada materi struktur bumi, ternyata dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi dan memperbaiki aktivitas siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif lampiran 12, 17, 23, 28 aktivitas siswa yang meningkat yaitu: 1. Kemampuan siswa mengumpulkan data melalui tampilan multimedia interaktif 2. Keterlibatan siswa dalam menggunakan multimedia interaktif. 3. Keterampilan siswa dalam mengoperasikan multimedia interaktif. 4. Kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas, dan evaluasi pemahaman konsep. Sebelum dilaksanakan tindakan pra-siklus l7 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM 65. Data pra-siklus diperoleh melalui dokumentasi dan tes kemampuan awal pemahaman konsep pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 20102011. Nilai rata-rata pra-siklus 58 dengan persentase ketuntasan 41 atau 17 dari 29 siswa mendapatkan nilai 65, sehingga dikatakan pemahaman konsep siswa rendah. Data nilai rata-rata pra-siklus disajikan dalam tabel distribusi frekuensi tabel 4.11 daftar nilai rata-rata pra-siklus pada lampiran 33.

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA BAGAN PERNAPASAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PURWOSUMAN 2 KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2009

0 4 35

PENGGUNAAN MEDIA PETA BUTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI NGLOROG 5 KECAMATAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 39

PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PUNGSARI 1 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 3 132

PENDAHULUAN UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SDN BEDORO I KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 8

Penggunaan Media Realia Untuk Meningkatkan Pemahaman Penggunaan Media Realia Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Jenis-jenis Tanah Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Purworejo 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 15

PENDAHULUAN Penggunaan Media Realia Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Jenis-jenis Tanah Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Purworejo 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 8

PENDAHULUAN PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PADA MATERI KINCIR ANGIN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS III SD NEGERI JURANGJERO 3 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 8

Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bangun Ruang pada Pembelajaran Matematika (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sragen Tahun Ajaran 2015/2016).

0 1 20

Interpretasi Citra Quickbird untuk Identifikasi Penggunaan Lahan di Desa Karangtengah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen

0 0 5

BIODATA SISWA PRAKERIN Buku siswa

0 1 11