PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

i

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

Dewi Permatasari

K7107023

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv ABSTRAK

Dewi Permatasari. PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan pemahaman konsep struktur bumi siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan menggunakan multimedia interaktif. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: teknik wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: “Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hal ini terbukti adanya peningkatan nilai pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V yaitu: pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan (pra-siklus) nilai rata-rata siswa 58 dengan persentase ketuntasan klasikal 41%, siklus I dengan nilai rata-rata kelas 72 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 72%, dan siklus II nilai rata-rata kelas 74 dengan persentase ketuntasan mencapai 82%.


(5)

commit to user

v ABSTRACT

Dewi Permatasari. The Use of Interactive Multimedia to Improve the Comprehension on the Concept of Earth Structure of the 5th- grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011.Skripsi: The Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University. Surakarta. 2011.

The Objective of the reseacrh is to investigate whether or not the use of interactive multimedia to improve the comprehension on the Concept of Earth Structure of the 5th- grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011. This research used the action research methods, which was conducted in two cycles. The subject of this research consisted of the 5th- grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011 as many as 29 students. The data of this reseacrh were gathered trough interview, observation, test, and documentation. The data were then analyzed by using interactive analysis model consisting of components, namely: data reduction, data dysplay, and conclusing drawing.

Based on the analysis, the results of this research are follow: 1) there is an improvement in the students average score indicated by the ratio in the students average score the cmprehension on the concept of Earth Structure among that in the first cycle, and the second cycle of 58:72:74; and 2) there is an improvement in the percentage of the students classical completeness as indicated by the ratio im the percentage of their classical completeness among that in the pre-cycle condition, that in the first cycle, and that in the second cycle of 41:72:82.

Based on the results of in this research, a conclusion is drawn that the use of the interactive multimedia can improve the comprehension on the concept of Erath Structure of the 5th- grade students of SD Negeri Karangtengah 3 of Sragen Subdistrict of Sragen Regency in the AcademicYearof 2010/2011.

Keywords: interactive multimedia, comprehension on the concept of Earth Structure


(6)

commit to user

vi MOTTO

“ …… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S Al Mujaadilah:11)


(7)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada:

Ayah dan Ibuku tercinta, terimakasih untuk semua doa restu, semangat, dan dorongan yang telah diberikan, yang menjadi penerang bagi ananda untuk

melalui perjalanan menggapai cita yang bukan sekedar hayalan.

Untuk seseorang yang ada di hatiku, terimakasih untuk semua pengorbanannya selama ini dan jangan pernah berhenti untuk mencintaiku.


(8)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi dengan judul: “Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Struktur Bumi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011” diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka semua hambatan dapat terselesaikan. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dra. Jenny Is Poerwanti, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan semangat, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Kuswadi, M. Ag. selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Sri Sawarti, S. Pd selaku Kepala SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

8. Sukarmi, S. Pd. SD selaku guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 yang telah membantu penelitian ini.

9. Ayah dan Ibuku (Suyatno dan Suharti), terimakasih atas semua doa, restu, dan arahan yang yeng telah diberikan you are my everything.


(9)

commit to user

ix

10. Kedua adikku tersayang terimakasih untuk semua bantuan yang telah kalian berikan.

11. Sahabat-sahabat baikku (Tya, Susi, Anis, Reni) terimakasih untuk semua dorongan dan semangat dari kalian.

12. Teman-temanku S1 PGSD angkatan 2007 terimakasih untuk semua kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat dan mudah dipahami.

Surakarta, 2011 Penulis


(10)

commit to user

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN ABSTRAK ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 7

1. Multimedia Interaktif ... 7

2. Pemahaman Konsep Struktur Bumi ... 20

B. Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berfikir ... 29

D. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Subjek Penelitian ... 31

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 31

D. Sumber Data ... 32


(11)

commit to user

xi

F. Validitas Data ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 35

H. Indikator Kinerja ... 37

I. Prosedur Penelitian ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 43

1. Keadaan Siswa SD Negeri Karangtengah 3 ... 43

2. Sarana dan Prasarana SD Negeri Karangtengah 3 ………. 43 B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ……….. 44 1. Deskripsi Pra-Siklus ... 44

2. Deskripsi Siklus I ... 45

3. Deskripsi Siklus II ... 67

C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 87

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 95

B. Implikasi ... 95

C. Saran ……….. 96


(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif ……… 26

Tabel 2.2 Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Afektif ……….. 27

Tabel 2.3 Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor ………... 27

Tabel 2.4 Contoh Soal Pemahaman Konsep Struktur Bumi ………... 28

Tabel 4.1 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I …………. 56

Tabel 4.2 Daftar Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus 1 … 59 Tabel 4.3 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus 1 …………. 61

Tabel 4.4 Daftar Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus I … 63 Tabel 4.5 Daftar Frekuensi Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus 1 ………. 65

Tabel 4.6 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II ……….... 77

Tabel 4.7 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II ………... 79

Tabel 4.8 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II ………… 81

Tabel 4.9 Daftar Frekuensi Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II ……….. 84

Tabel 4.10 Daftar Frekuensi Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus II ………... 85

Tabel 4.11 Daftar Frekuensi Rata-rata Pra-Siklus ………. 88

Tabel 4.12 Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Siklus 1 ……… 89

Tabel 4.13 Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Siklus II ………... 91

Tabel 4.14 Perbandingan Prosentase Ketuntasan Nilai Pra-siklus, Siklus I, dan Siklus II ………... 93


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan awal CD pembelajaran interaktif ………... 16

Gambar 2.2 Tampilan konsep yang dipelajari ………... 16

Gambar 2.3 Tampialn icon struktur bumi ………... 16

Gambar 2.4 Tampilan lapisan struktur bumi ………... 17

Gambar 2.5 Tampilan lapisan atmosfer ………... 17

Gambar 2.6 Tampilan icon lapisan tanah dan batuan ………... 18

Gambar 2.7 Tampilan lapisan tanah dan ciri-cirinya ………... 18

Gambar 2.8 Tampilan batuan beku ………... 19

Gambar 2.9 Tampilan batuan endapan ………... 19

Gambar 2.10 Tampilan batuan metamorf/ malihan ………... 19

Gambar 2.11 Alur kerangka berfikir penelitian tindakan kelas ………... 30

Gambar 3.1 Komponen-komponen analisis data ………... 37

Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas ………... 38

Gambar 4.1 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I ………… 59

Gambar 4.2 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus 1 ……….... 64

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus 1 ………. 65

Gambar 4.4 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 1 siklus II ... 80

Gambar 4.5 Grafik Nilai Akhir Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II .... 84

Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 siklus II ………... 86

Gambar 4.7 Grafik Nilai Rata-rata Pra-Siklus ………... 88

Gambar 4.8 Grafik Nilai Rata-rata Siklus I ………... 90

Gambar 4.9 Grafik Nilai Rata-rata Siklus II ………... 91

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Prosentase Ketuntasan Nilai Pra-Siklus, Siklus I dan Siklus II ………..… 93


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Wawancara Pra-Siklus ……… 100

Lampiran 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pra-Siklus ……… 101

Lampiran 3. Lembar Observasi Kinerja Guru Pra-Siklus ...………. 103

Lampiran 4. Pedoman Penilaian Lembar Kinerja Guru …...………... 105

Lampiran 5. Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri Karangtengah 3 ….... 108

Lampiran 6. Daftar Nilai Ulangan Hasil Dokumentasi ……….... 109

Lampiran 7. Soal Tes Kemampuan Awal ………..……….….. 110

Lampiran 8. Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal ………….……….... 112

Lampiran 9. Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal ……….... 113

Lampiran 10. Tabel Rincian Kegiatan dan Waktu Penelitian .………. 114

Lampiran 11. RPP Pertemuan 1 Siklus I ………... 115

Lampiran 12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus I ….. 126

Lampiran 13. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 1 Siklus I …….. 130

Lampiran 14. Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I …. 134 Lampiran 15. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus I …… 135

Lampiran 16. RPP Pertemuan 2 Siklus I ……….. 136

Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus I …. 147 Lampiran 18. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 2 Siklus I ……. 151

Lampiran 19. Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus I … 155 Lampiran 20. Daftar Nilai Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ……….. 156

Lampiran 21. Daftar perbandingan nilai pemahaman konsep siswa pertemuan 1 dan 2 siklus I ……….. 157

Lampiran 22. RPP Pertemuan 1 Siklus II ……… 158

Lampiran 23. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus II ... 171

Lampiran 24. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 1 Siklus II …… 175

Lampiran. 25 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 1 Siklus II ... 179

Lampiran. 26 Daftar Nilai Pertemuan 1 Siklus II ……….... 180

Lampiran 27. RPP Pertemuan 2 Siklus II ………. 181


(15)

commit to user

xv

Lampiran 29. Lembar Observasi Kinerja Guru Pertemuan 2 Siklus II ….... 200

Lampiran 30. Hasil Analisis Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II .... 204

Lampiran 31. Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 2 Siklus II …... 205

Lampiran 32. Daftar Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pertemuan 1 dan 2 Siklus II ………...…. 206

Lampiran 33. Daftar Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Pra-Siklus .…... 207

Lampiran 34. Daftar Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus I ….…... 208

Lampiran 35. Daftar Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Siklus II .……... 209

Lampiran 36. Daftar Perbandingan Pemahaman Konsep Pra-Siklus,210 Siklus I, dan Siklus II ……….…..…. 210

Lampiran 37. Lembar Wawancara Setelah Tindakan ………..……. 211

Lampiran 38. Foto Perangkat Multimedia ………..…….. 212

Lampiran 39. Foto Kegiatan Pembelajaran ………..……… 214

Lampiran 40. Surat Keterangan Penelitian ………. ………. 217


(16)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam yang biasa disingkat IPA merupakan mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat SD sampai SMA. IPA atau sering juga disebut Sains merupakan kumpulan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan “real science is both product and process inseparably joint” (Agus. S. 2003:11) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu_alam.co.id.

Usman Samatowa (2006) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu alam.co.id. mengemukakan beberapa alasan yang menyebabkan Sains dimasukkan dalam kurikulum Sekolah Dasar, yaitu: 1. Sains berfaedah bagi suatu bangsa, karena pengetahuan dasar untuk teknologi adalah sains sehingga sains disebut sebagai tulang punggung pembangunan; 2. Bila sains diajarkan secara tepat, sains merupakan mata pelajaran yang memberi kesempatan untuk berfikir kritis; 3. Jika sains diajarkan melalui percobaan yang dilakukan anak, maka sains bukanlah mata pelajaran yang bersifat hafalan saja; 4. Sains mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang membentuk kepribadian anak.

Pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/ MI merupakan standar minimum yang secara nasional dicapai siswa dan menjadi acuan pengembangan kurikulum setiap tahunnya. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk bekerja ilmiah, membangun kemampuan, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran IPA guru berusaha menjadi fasilitator yang baik agar dapat menanamkan pemahaman konsep kepada siswa tentang materi yang dipelajari. Pemahaman merupakan pegangan bagi siswa untuk dapat menjawab pertanyaan ulangan (Winkel, 1996: 66). Pelajaran IPA membutuhkan pemahaman dan tidak sekedar menghafal. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu didukung penggunaan media pembelajaran yang sesuai. Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian materi, sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap materi pelajaran.


(17)

commit to user

2

Realita yang ada di SD, yang diperoleh melalui wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dan hasil observasi (pra-siklus), pembelajaran IPA masih menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan media pembelajaran. Dari pembelajaran itu, maka didapatkan nilai pemahaman konsep yang rendah. Hal itu dibuktikan dari daftar nilai ulangan harian pada konsep “Perubahan Penampakan Bumi dan Benda Langit” siswa kelas V saat duduk di kelas IV semester II (daftar nilai dokumentasi pada lampiran 6) dan nilai tes kemampuan awal “Struktur Bumi” siswa kelas V semester II SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen (daftar nilai tes kemampuan awal pada lampiran 9) dari kedua nilai tersebut, maka dapat dirata-rata menjadi nilai dirata-rata-dirata-rata pra-siklus. Dari nilai dirata-rata-dirata-rata pra-siklus, masih ada 17 dari 29 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) atau prosentase ketuntasan klasikal mencapai 41% dengan nilai rata-rata 58 (daftar nilai rata-rata pra-siklus pada lampiran 33). Dari nilai tersebut, dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep siswa masih rendah dan perlu adanya tindakan/ perbaikan untuk meningkatkan pemahaman pada konsep struktur bumi, sehingga nilai pemahaman konsep siswa dapat optimal.

Dari hasil wawancara dengan guru kelas (pada lampiran 1) dan hasil observasi pra-siklus oleh peneliti (pada lampiran 2 dan 3) maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman konsep siswa meliputi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi: kemampuan berfikir, konsentrasi dan keantusiasan mengikuti pelajaran. Dalam pembelajaran, siswa kurang perhatian, konsentrasi dan antusias mengikuti pelajaran. Hal itu dapat dilihat dari kecenderungan siswa yang melakukan aktivitas di luar pembelajaran seperti: diam melamun, bermain sendiri, bercerita dengan teman yang lain, dan kurang aktif dalam pembelajaran. Menyimpangnya aktivitas siswa disebabkan siswa bosan mengikuti pelajaran. Kebosanan siswa dipengaruhi oleh faktor ekstern yang berasal dari luar diri siswa yaitu: guru yang hanya menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan media pembelajaran. Jika guru menggunakan media pembelajaran yang dapat


(18)

commit to user

3

menarik perhatian, keantusiasan, dan rasa ingin tahu siswa, maka siswa dapat konsentrasi sehingga dapat memahami konsep yang diajarkan.

Pemahaman konsep dari suatu materi pelajaran, penting bagi siswa. Menurut Gagne dalam Winkel (2005: 362) menyatakan bahwa “Penguasaan konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual”. Jika konsep sudah dapat dipahami, maka siswa dapat mengingat apa yang telah dipelajari dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, dalam melaksanakan perannya, guru harus meninggalkan paradigma lama (pembelajaran berpusat pada guru) “teacher centered” dan beralih pada paradigma baru “student centered”. Menurut Mc. Combs Miller, 2007 dalam David A. Jacobsen, Paul Eggen, & Donald Kauchak (2009: 227) “Pengajaran berpusat pada siswa menggambarkan stategi-strategi pengajaran guru lebih memfasilitasi siswa daripada mengajar langsung”, sehingga guru menempatkan diri sebagai fasilitator yang baik dan dapat menanamkan pemahaman konsep materi pelajaran kepada siswa.

Guru harus dapat mengembangkan kemampuannya untuk menjadi fasilitator yang baik, sehingga mampu menciptakan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Dalam menciptakan pembelajaran tersebut, guru dapat didukung dengan penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media dapat mengurangi gangguan dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan aktivitas siswa, apalagi jika sekolah sudah menyediakan media pembelajaran yang memadai.

Perkembangan media pembelajaran sangat pesat, salah satu media yang saat ini mulai banyak digunakan di SD adalah multimedia. Menurut Turban dkk, 2002 dalam Niken Ariani & Dany Haryanto (2010: 11) multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar.

Secara umum multimedia mempunyai dua alur, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier merupakan multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol. Multimedia interaktif merupakan multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna/ user. Oleh karena itu, peneliti memilih multimedia interaktif


(19)

commit to user

4

sebagai media dalam pembelajaran. Peneliti memilih multimedia interaktif, karena mempunyai keunggulan, yaitu: tampilannya menarik (kombinasi audio dan visual) dan bersifat interaktif (adanya interaksi antara multimedia dengan pengguna/ user), sehingga pengguna bisa menetukan proses selanjutnya.

Multimedia interaktif mempunyai banya manfaat, yaitu: sebagai media dalam pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobby, dll (Wahono, 2007) dalam Niken Ariani & Dany Haryanto (2010:11). Dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, siswa tidak hanya melihat dan mendengar, melainkan juga terlibat dalam penggunaannya. Selain itu, multimedia interaktif juga praktis dan dapat digunakan secara individu, kelompok, maupun klasikal. Namun, keberadaan multimedia interaktif di SD Negeri Karangtengah 3 Sragen belum didukung kemampuan guru untuk mengoperasikannya, sehingga multimedia interaktif cenderung tidak dipakai.

Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi struktur bumi dan memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran, sehingga memperoleh nilai pemahaman konsep yang optimal. Penelitian Francis. M. Dawyer dalam

http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/2009/03/16/multimedia-dalam-dunia -pendidikan/interaktif, “Pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui tulisan 10%, pesan audio 20%, visual 30%, audio visual 50%, dan jika melakukan mencapai 90%”. Dari pernyataan tersebut, pembelajaran menggunakan multimedia interaktif yang mana guru sebagai fasilitator yang baik, tidak menutup kemungkinan siswa dapat belajar dan menyerap 90% dari materi yang disampaikan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berjudul PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGTENGAH 3 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.


(20)

commit to user

5

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat disusun rumusan masalah: “Apakah penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, tahun pelajaran 2010/2011?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi dengan menggunakan multimedia interaktif pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan menjadi inovasi dalam pembelajaran khususnya IPA. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Memperoleh pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

2) Memperkuat daya ingat siswa tentang konsep yang disampaikan. 3) Mendapatkan suasana baru dalam belajar.

b. Bagi Guru

1) Mendapatkan pengalaman tentang penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran, khususnya IPA.

2) Melakukan inovasi dalam pembelajaran.

3) Mendorong masuknya perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan. c. Bagi Sekolah


(21)

commit to user

6

Mendapatkan pengalaman sehingga membuka wawasan untuk menyediakan dan memanfaatkan multimedia interaktif untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, siswa, dan sekolah.


(22)

commit to user

7

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Multimedia Interaktif

a. Pengertian Multimedia

Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi/ pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi (Arief S, Sadiman dkk, 2003: 6).

Menurut (Wahono: 2006) dalam http://www.wikipedia.org. “Multimedia is the use of several different media to convey information (text, audio, graphics, animation, video, and interactivity). Multimedia adalah penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menyampaikan informasi (teks, audio, grafik, animasi, video, dan interaktivitas).

William Ditto (2006) dalam http://www.vilila.com/2010/03/ multimedia-pembelajaran-interaktif.html menyatakan definisi multimedia dalam ilmu pengetahuan mencakup beberapa aspek yang saling bersinergi, antara teks, grafik, gambar statis, animasi, film dan suara.

Helzafah, 2004 dalam Sri Anitah (2009: 56) mengatakan bahwa multimedia digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan berbagai media secara terpadu dalam menyajikan atau mengajarkan suatu topik mata pelajaran.

Konsep multimedia menurut Duffy, Mc. Donald & Mizell (2003) merupakan kombinasi multipel media dengan satu jenis sehingga terjadi keterpaduan secara keseluruhan.

Multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi. Penggabungaan ini


(23)

commit to user

8

merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran (Arsyad, 2002: 169).

Robin dan Linda (2001) dalam Niken Ariani dan Dany Haryanto (2010: 11) multimedia adalah alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video.

Berdasarkan pengertian multimedia dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah gabungan dua unsur media (audio dan visual) atau lebih yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi yang terintegrasi dan telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi). Multimedia dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik.

Menurut (Wahono, 2007) dalam http://yogapw.wordpress.com/2010/ 01/26/pengertian-multimedia-interaktif/ pemanfaatan multimedia sangatlah banyak, yaitu: sebagai media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobby, dll.

Menurut Niken Ariany dan Dany Haryanto (2010: 25) secara umum multimedia terbagi menjadi dua alur, yaitu:

1) Multimedia linier adalah multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh penguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.

2) Multimedia interaktif adalah multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna/ user, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif yaitu: multimedia pembelajaran interaktif, keping cd pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan power point. Multimedia interaktif merupakan salah satu media berbasis komputer.

b. Pengertian Multimedia Interaktif

Setiap penyebutan nama media berbasis komputer, tentu saja mempunyai karakteristik khusus sesuai dengan yang dimaksudkan oleh


(24)

commit to user

9

pengembangnya (Wahono, 2006: 6) dalam http://www.vilila.com/2010/03/ multimedia-pembelajaran-interaktif.html.

Multimedia interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada siswa yang tidak hanya mendengar dan melihat video tetapi juga memberikan respon aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian (Sells & Glasglow) dalam Arsyad 2002: 36.

Multimedia interaktif adalah suatu media yang mensinergikan/ menggabungkan semua media yang terdiri dari: teks, grafik, audio, dan interaktivitas (Green & Brown, 2002: 2–6) dalam http://www.yogapw. Wordpress.com/2010/01/06/pengertian-multimedia-interaktif/.

Pengertian interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau lebih dari komponen-komponen komunikasi. Komunikasi dalam multimedia interaktif (berbasis komputer) merupakan hubungan manusia (sebagai user/ pengguna produk) dengan komputer (software/ aplikasi/ produk dalam format file tertentu, biasanya dalam bentuk CD). Dengan demikian, produk/ CD/ aplikasi yang diharapkan memiliki hubungan dua arah/ timbal balik antara software/ aplikasi dengan user (Harto, 2008: 3) dalam http:// lutfizulfi. wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa multimedia interaktif merupakan suatu tampilan multimedia yang dirancang agar tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan dan memiliki interaksi kepada penggunanya/ user. Tampilan multimedia merupakan gabungan dari media audio dan visual yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video maupun animasi yang terintegrasi dan telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi).

c. Karakteristik Multimedia Interaktif

Karakteristik Multimedia interaktif menurut Wahono, 2007 dalam

http://lutfizulfi.Wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/ yaitu:


(25)

commit to user

10

1) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.

2) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.

3) Bersifat mandiri dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

Dengan karakteristik yang dimiliki multimedia interaktif, maka multimedia interaktif mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol lajukecepatan belajarnya sendiri.

3) Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendalikan.

4) Memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan keputusan, percobaan, dll.

Interaktivitas dalam multimedia oleh Zeemry (2008: slide ke-36)

http://www.maswins.com/2010/07/multimedia-sebagai-media-pembelajaran. html diberikan batasan sebagai berikut: (1) pengguna/ user dilibatkan untuk berinteraksi dengan program aplikasi; (2) aplikasi informasi interaktif bertujuan agar pengguna bisa mendapatkan hanya informasi yang diinginkan saja tanpa harus “melahap” semuanya.

Interaktivitas atau adanya interaksi yang dimilki oleh multimedia interaktif inilah yang membedakan multimedia interaktif dengan multimedia linier. Interaktivitas dalam multimedia interaktif diterjemahkan sebagai tingkat interaksi dengan multimedia yang digunakan, yang memungkinkan bagi siapa pun (guru sebagai fasilitator dan siswa) untuk senantiasa explore dengan memanfaatkan detil-detil yang ada di dalam multimedia tersebut (Niken Ariani & Dany Haryanto, 2010: 16).

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik yang membedakan multimedia linier dengan multimedia interaktif


(26)

commit to user

11

yaitu adanya tidaknya alat pengontrol/ pengendali yang dimiliki multimedia tersebut. Pada multimedia linier tidak dilengkapi dengan alat pengontrol sehingga tampilannya tidak bisa dikendalikan dan berjalan berurutan. Sedangkan multimedia interaktif, sudah didesign khusus dan dilengkapi dengan alat pengontrol sehingga terdapat interaksi antara pengguna/ user dengan tampilan multimedia interaktif (dapat dikendalikan). Interaktivitas yang dimiliki oleh multimedia interaktif merupakan tingkat interaksi antara media dengan pengguna/ user. Dengan interaktivitas yang dimiliki oleh multimedia interaktif, maka multimedia interaktif dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan, salah satunya sebagai media pembelajaran. Sebagai media pembelajaran, tampilan multimedia interaktif memenuhi fungsi menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dan bersifat interaktif.

d. Alasan dan Tujuan Penggunaan Mulitimedia Interaktif

Bates (1995) dalam http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/ 2009/03/1multimedia-dalam-dunia-pendidikan/interaktif, menyatakan bahwa diantara media-media lain, multimedia interaktif atau media lain berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt). Interaktivitas dalam multimedia interaktif menjadi keunggulan multimedia interaktif secara inheren memaksa pengguna untuk berinteraksi secara fisik dan mental.

Berdasarkan penelitian Dr. Vernom A. Magnessen (1983) dalam Niken Ariyani dan Dany Haryanto (2010: 35) menyatakan bahwa “kita belajar, 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang didengar dan dilihat, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dilakukan”. Berpijak pada penelitian Dr. Vernom maka penggunaan multimedia interaktif dengan melibatkan siswa dan guru sebagai fasilitator, diharapkan siswa dapat belajar atau menyerap 90% dari materi yang disampaikan.

Melihat keunggulan multimedia interaktif dan hasil penelitian tentang penggunaan multimedia interaktif, maka multimedia interaktif dapat digunakan dalam pembelajaran untuk menyampaikan materi. Penyajian materi pelajaran/ pesan melalui multimedia interaktif akan lebih mudah dimengerti dan disimpan


(27)

commit to user

12

dalam bentuk memory tingkat tinggi (long term memory) serta dapat dibentuk sebagai suatu konsep yang benar (Ittelson, 2001: 2) dalam http://lutfizulfi. Wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/.

Multimedia interaktif digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan untuk menarik perhatian, konsentrasi, keantusiasan, dan memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga, dapat belajar secara optimal, memahami konsep materi yang disampaikan, dan meningkatkan nilai pemahaman konsep.

Penggunaan multimedia interaktif, sesuai untuk menjelaskan materi yang berkaitan dengan konsep. Hal itu sesuai dengan makalah Neil Ballantine yang berjudul Multimedia Learning and Social Work Education, (2008: 613-622) dalam http://www.internationaljournal/international/Multimedia.htm, yang menyimpulkan: The paper concludes that the robustness of studies of multimedia learning would be improved if they were more obviously connected with concepts, frameworks and findings from the wider learning technology literature. Makalah tersebut menyimpulkan bahwa kekokohan penelitian multimedia pembelajaran akan lebih baik jika berhubungan dengan konsep, kerangka kerja dan temuan dari literatur teknologi pembelajaran yang lebih luas.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memilih multimedia interaktif dalam pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

e. Manfaat Multimedia Interaktif

Manfaat penggunaan multimedia interaktif menurut Niken Ariani & Dany Haryanto (2010: 26) adalah sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran lebih menarik dan lebih interaktif 2) Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi (efisien)

3) Kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja


(28)

commit to user

13

4) Sikap belajar peserta didik dapat ditingkatkan.

Manfaat di atas dapat dicapai mengingat keunggulan multimedia adalah sebagai berikut:

1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron dll.

2) Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti: gajah, planet, bumi, dsb.

3) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem dalam tubuh, terjadinya gunung meletus, peredaran planet, dsb

4) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti: matahari, bulan, bintang, salju, dll.

5) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti terjadinya tsunami, terjadinya gunung meletus, dsb

6) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

Menurut Swajati (2005: 11) dalam http://endonesa.wordpress.com. ajaran-pembelajaran/media-interaktif/ keuntungan pemanfaatan multimedia interaktif yaitu:

1) Mampu menampilkan multimedia dengan file lebih besar

2) Jauh lebih hemat dibandingkan pemanfaatan media secara online

3) Tingkat interaktivitasnya tinggi karena lebih banyak pengalaman belajar melalui teks, audio, video, hingga animasi yang dikemas dengan tayangan gambar yang ditampilkan bersama judul dan narasi suara dan menampilkan tingkah laku atau proses yang kompleks.

Berdasarkan uraian di atas, maka multimedia interaktif mempunyai banyak kelebihan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media dalam pembelajaran. Adapun manfaat dari penggunaaan multimedia interaktif dalam pembelajaran yaitu:

1) Proses pembelajaran lebih menarik karena tampilannya berupa dari teks, grafis, gambar (vektor atau bitmap), foto, audio, video maupun animasi. 2) Efisiensi waktu yang digunakan


(29)

commit to user

14 3) Meningkatkan aktivitas belajar siswa

4) Bersifat interaktif, terdapat interaksi antara media dengan pengguna/ user. Meskipun multimedia interaktif mempunyai banyak kelebihan dan manfaat, tetapi dalam penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran juga harus mengingat dan mempertimbangkan kelemahan yang dimiliki oleh multimedia interaktif tersebut. Adapun kekurangan/ kelemahan multimedia interaktif menurut Swajati dalam http://jupren.blogspot.com/2009/12/-multimedia-interaktif.html, diantaranya yaitu:

1) Design yang buruk menyebabkan kebingungan sehingga pesan tidak dapat tersampaikan dengan baik

2) Kendala bagi orang dengan kemampuan terbatas/ cacat/ disable 3) Tuntutan terhadap spesifikasi komputer yang memadai.

Oleh karena itu, seorang guru harus jeli dalam memilih media yang dalam pembelajaran. Guru harus dapat memaksimalkan manfaat/ kegunaannya dan meminimalkan kelemahan yang dimiliki oleh media tersebut. Guru juga harus dapat mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan dari media yang akan digunakan. Menurut Sri Anitah (2008:89) pertimbangan yang lebih singkat dalam pemilihan media adalah: (a) Tujuan pembelajaran, (b) Pebelajar, (c) ketersediaan, (d) ketepatgunaan, (e) biaya, (f) mutu teknis, (g) kemampuan SDM. Dengan memperhatikan beberapa pertimbangan dalam pemilihan media, maka guru dapat memilih media yang tepat yang akan dipergunakan.

f. Penggunaan Multimedia Interaktif pada Konsep Struktur Bumi

Hasil penelitian Francis M. Dawyer dalam http://www.puthree99. blogspot.com/ “penggunaan teknologi pembelajaran berbasis multimedia interaktif ternyata dapat mengurangi waktu belajar siswa secara signifikan, yaitu 40% – 60% lebih cepat daripada pembelajaran di kelas tanpa media apa pun”. Dari penelitian tersebut, penggunaan multimedia interaktif ternyata efisien waktu dan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa. “Penekanan pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu guru merancang aktivitas-aktivitas pembelajaran sehingga siswa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembelajaran mereka


(30)

commit to user

15

sendiri dan berinteraksi dengan yang lain selama belajar” (Cornelius-White, 2007) dalam Jacobsen, et all (2009: 229). Selain itu, karakteristik yang penting dalam pengajaran berpusat pada siswa yaitu adanya strategi yang menekankan pada pemahaman yang mendalam (Brasford, Derry, Berliner, & Hammerness (2005) dalam Jacobsen, et all (2009: 229).

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Sragen. Dalam menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran, yang diperlukan yaitu: keping CD pembelajaran interaktif IPA dan Laptop. Konsep struktur bumi sudah dikemas dalam keping CD pembelajaran interaktif dan dioperasikan melalui laptop. Dalam pembelajaran, siswa dilibatkan dalam mengoperasikan tampilan CD pembelajaran (sebagai user). Guru bertindak sebagai fasilitator, yang memfasilitasi siswa, memberikan umpan balik, dan memperjelas penyampaian konsep jika tampilan multimedia kurang dimengerti oleh siswa.

Langkah-langkah penggunaan multimedia interaktif untuk menyampaikan konsep struktur bumi sebagai berikut:

a. Menyalakan laptop dan memasukkan cd pembelajaran interaktif. Mengklik icon explorer pada layar desktop kemudian klik ganda driver CD yang tampil pada windows explorer. Maka akan muncul tampilan awal dari CD. b. Tampilan awal CD pembelajaran interaktif pada gambar 2.1


(31)

commit to user

16

Untuk menampilkan konsep yang dipelajari, maka user mengklik icon pada layar dekstop yang aktif.

c. Tampilan konsep yang dipelajari pada gambar 2.2

Gambar 2.2: Tampilan konsep yang dipelajari

Untuk memilih konsep yang dipelajari, maka user mengklik gambar sesuai konsep yang akan dipelajari. Misal: user mempelajari konsep struktur bumi, maka user mengklik gambar 2.3.

Gambar 2.3 Icon struktur bumi

Setelah diklik, maka akan muncul tampilan menjelaskan konsep struktur bumi. d. Tampilan lapisan struktur bumi pada gambar 2.4


(32)

commit to user

17

Untuk mengendalikan/ mengoperasikan tampilan multimedia interaktif, maka user dapat memilih icon sebagai berikut:

1) Icon untuk menghentikan sementara/ mempause tampilan yang aktif 2) Icon untuk menghentikan/ menstop tampilan aktif

3) Icon memulai dan memainkan kembali tampilan setelah dihentikan. 4) Icon untuk keluar dari tampilan yang sedang aktif.

5) Icon untuk kembali ke menu awal/ tampilan awal. e. Tampilan lapisan atmosfer pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Tampilan lapisan atmosfer

Setelah tampilan lapisan bumi dan atmosfer, maka untuk kembali ke layar awal user mengklik icon pada layar. Maka akan kembali ke tampilan konsep yang dipelajari (seperti gambar 2.2 di atas). Untuk mempelajari lapisan tanah dan batuan maka user mengklik gambar 2.6:

Gambar 2.6 Icon lapisan tanah dan batuan

Cara mengoperasikan/ mengendalikan tampilannya sama pada point d (di atas). Setelah diklik gambar 2.6 maka tampil lapisan tanah dan ciri-cirinya.


(33)

commit to user

18

f. Tampilan lapisan-lapisan tanah dan ciri-cirinya pada gambar 2.7

Gambar 2.7 Tampilan lapisan tanah dan ciri-cirinya

Setelah tampilan lapisan tanah, tampilan selanjutnya adalah macam-macam batuan berdasarkan pembentukannya, ada 3 yang tertera pada gambar 2.8, 2.9, dan 2,10.

a) Tampilan batuan beku pada gambar 2.8

Gambar 2.8 Tampilan batuan beku


(34)

commit to user

19

Gambar 2.9 Tampilan batuan endapan

c) Tampilan batuan metamorf atau malihan pada gambar 2.10

Gambar 2.10 Tampilan batuan metamorf

g. Demikian seterusnya dalam mengoperasikan multimedia interaktif. Pengguna/ user dapat mengendalikan proses selanjutnya pada tampilan multimedia interaktif.

Jika sudah selesai belajar, maka user mangklik icon untuk keluar dari tampilan yang sedang aktif dan kembali ke menu awal.

Tampilan dari multimedia interaktif dikemas dalam betuk keping CD pembelajaran interaktif yang menampilkan suara, gambar yang disertai animasi, dan teks, dan dapat dioperasikan oleh pengguna/ user.

2. Pemahaman Konsep Struktur Bumi a. Pemahaman Konsep

Menurut Nana Syaodih (2004: 189) ”Suatu konsep akan mempunyai makna logis dan makna psikologis. Makna logis terbentuk karena pemahaman


(35)

commit to user

20

akan ciri-ciri umum yang ditemukan dalam kehidupan. Makna psikologis merupakan makna yang diperoleh dari pengalaman pribadi”.

Menurut Woodruff dalam http://definisi-pengertian.blogspot.com /2010/12/pengertian-konsep.html menyatakan pengertian konsep dibagi menjadi 3 yaitu (1) konsep didefinisikan sebagai suatu gagasan / ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) konsep juga diartikan sebagai pengertian tentang objek, (3) konsep adalah produk subjektif dari seseorang yang membuat sutu pengertian dari objek / benda – benda melalui pengalamannya.

Menurut Winkel (2005: 92) pengertian atau konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama.

Winkel (2005: 113) juga berpendapat bahwa:

Konsep merupakan suatu abstraksi dari pemikiran (ide) yang merupakan generalisasi dari sesuatu yang khusus atau spesifik. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada aneka objek dalam lingkungan fisik, sedangkan konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbeda.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu konsep tidak dapat diamati karena berupa suatu ide, pemikiran/ abstraksi. Meskipun tidak dapat memberikan definisi secara verbal tentang pengertian konsep, tetapi suatu konsep dapat diperoleh melalui belajar maupun pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru berusaha untuk menanamkan konsep materi pelajaran sehingga siswa dapat memahami konsep tersebut dan memperoleh nilai hasil pemahaman konsep yang memuaskan.

Pemahaman menurut Bloom, dkk dalam Martinis Yamin (2008: 35) dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah disampaikan/ dijelaskan dengan kata-kata sendiri.

Pemahaman (comprehension) menurut Daryanto (2008: 41) adalah


(36)

commit to user

21

dikomunikasikan, dan memanfaatkan isinya tanpa harus mengubahnya dengan hal-hal lain.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah suatu kemampuan intelektual yang dimiliki oleh siswa untuk mengungkapkan suatu ide/ pokok pikiran dari materi pelajaran dengan kata-katanya sendiri, tanpa mengubah ide yang sebenarnya. Kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat dilihat dari nilai hasil tes pemahaman konsep.

Menurut Gagne dalam Winkel (2005:362) menyatakan bahwa “Penguasaan konsep termasuk dalam kategori hasil belajar kemahiran intelektual”. Suatu konsep terbentuk dalam pikiran individu melalui proses mengenal dan memahami ciri-ciri konsep atas dasar contoh dan non-contoh. Agar pemahaman konsep dapat optimal, maka perlu dikembangkan kondisi-kondisi yang mendukung dalam pembelajaran.

Hal-hal/ kondisi-kondisi yang mendukung guru untuk membantu siswa berhasil dalam memahami konsep suatu materi pelajaran yaitu:

1) Menyajikan konsep yang akan dipelajari baik secara lisan maupun tertulis dalam bentuk semenarik mungkin untuk menarik perhatian dan motivasi siswa. Pernyataan tentang suatu konsep akan masuk ke dalam sistem ingatan siswa dan siswa dinyatakan berhasil memahami konsep tersebut apabila mampu mengungkapkan kembali konsep tersebut dari sistem ingatannya. 2) Menyajikan contoh dan non-contoh ketika membahas konsep yang harus

dipahami siswa. Dengan adanya contoh dan non-contoh, pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari akan lebih cepat dibandingkan tidak memberikan contoh dan non-contoh.

3) Pemberian penguatan dengan segera, ketika siswa telah memahami konsep yang sedang dipelajari. Kesegeraan pemberian penguatan ini berpengaruh terhadap kecepatan siswa memahami konsep yang dipelajari.

Oleh karena itu, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam memahami siswa. Oemar Hamalik (2003: 166) menyatakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui keberhasilan siswa memahami suatu konsep, yaitu: (1) dapat


(37)

commit to user

22

menyebutkan contoh suatu konsep; (2) dapat menyatakan ciri-ciri suatu konsep; (3) dapat memilih dan membedakan antara contoh dari dan bukan konsep; (4) dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep yang dipelajari.

Dalam pembelajaran, guru berusaha menanamkan konsep dari materi pelajaran. Kegunaan konsep menurut Oemar Hamalik (2003:165) yaitu:

1) Mengurangi kerumitan lingkungan.

2) Membantu kita untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di sekitar kita. 3) Membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas, dan maju. 4) Mengarahkan kegiatan instrumental.

5) Memungkinkan pelaksanaan pengajaran b. Konsep Struktur Bumi

IPA di SD mempelajari tentang makhluk hidup, bumi dan alam semesta, energi, gaya dan materi beserta sifat-sifatnya. Berikut konsep yang diajarkan di kelas V SD semester II berdasarkan Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang diterbitkan tahun 2008 yaitu:

1) Pengaruh Gaya Terhadap Bentuk dan Gerak Suatu Benda 2) Pesawat Sederhana

3) Struktur Bumi 4) Sifat-Sifat Cahaya

5) Merancang Karya atau Model dengan Menerapkan Sifat Cahaya 6) Air

7) Peristiwa Alam

Dari beberapa konsep kelas V semester II, peneliti mengambil konsep struktur Bumi. Adapun bahasan tentang konsep Stuktur Bumi mencakup: 1) Lapisan-lapisan Bumi

a) Lapisan inti bumi dalam

Lapisan inti bumi dalam atau pusat bumi, merupkan lapisan paling panas dengan ketebalan 2000 km yang terbentuk dari besi dan nikel padat. b) Lapisan inti bumi luar


(38)

commit to user

23

Lapisan inti bumi luar merupakan satu-satunya lapisan cair yang tersusun dari besi, nikel, dan zat lain. Lapisan ini mempunyai ketebalan 2740 km. c) Lapisan mantel bumi

Lapisan mantel bumi merupakan lapisan yang paling tebal. Tersusun dari mineral dan silikat. Merupakan lapisan bumi yang paling tebal, dengan ketebalan 2900 km.

d) Lapisan kerak bumi

Lapisan kerak bumi merupakan lapisan bumi paling luar yang tersusun dari tanah dan batuan. Lapisan kerak bumi merupakan lapisan tempat tinggal bagi makhluk hidup, dengan ketebalan 6 – 70 km.

e) Lapisan atmosfer

Lapisan atmosfer merupakan lapisan yang paling penting bagi kehidupan di bumi dengan ketebalan 640 km. Lapisan atmosfer melindungi bumi dari sinar matahari. Adanya lapisan atmosfer, bumi terdapat kehidupan.

2) Lapisan-lapisan Atmosfer

Lapisan atmosfer tersususn dari udara, semakin ke atas susunan udara semakin tipis. Berikut lapisan atmosfer dari yang terdekat dengan bumi: a) Lapisan troposfer ketebalan 10 km.

b) Lapisan stratosfer, dengan ketebalan 40 km. c) Lapisan mesosfer, dengan ketebalan 50 km. d) Lapisan termosfer, dengan ketebalan 300 km. e) Lapisan eksosfer, dengan ketebalan 400 km. 3) Lapisan-lapisan tanah

a) Tanah lapisan atas

Tanah lapisan atas terbentuk dari pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup. Lapisan tanah atas mempunyai ciri-ciri: lapisan tanah paling subur, banyak mengandung humus, dan berwarna coklat kehitaman.


(39)

commit to user

24

Ciri-ciri tanah lapisan bawah: warna lebih muda dari tanah lapisan atas, sedikit mengandung humus dan jasad hidup sehingga kurang subur.

c) Lapisan bahan induk tanah

Lapisan ini merupakan lapisan tanah paling bawah yang mempunyai ciri-ciri berwarna kemerah-merahan dan terdiri dari tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah.

4) Macam-macam batuan berdasarkan proses pembentukannya di dalam kerak

bumi, dibagi menjadi 3 yaitu:

a) Batuan beku

Batuan beku terbentuk dari lava/ magma yang membeku di permukaan bumi atau di dalam kerak bumi. Contoh batuan beku: batu obsidian, batu granit, batu apung, dan batu breksi.

b) Batuan endapan/ sedimen

Batuan sedimen atau endapan terbentuk dari batuan beku atau rumah binatang karang yang mengalami pelapukan. Contoh batuan endapan yaitu: batu konglomerat, batu batu serpih, dan batu pasir.

c) Batuan metamorf atau malihan

Batuan malihan atau metamorf terbentuk dari batuan andapan yang mengalami perubahan karena pengaruh tekanan panas bumi. Contoh batuan endapan yaitu: batu marmer dan batu pualam.

c. Pemahaman Konsep Struktur Bumi

Elizabeth B.Hurlock (2005: 41) berpendapat bahwa pengertian didasarkan pada konsep. Konsep bukan kesan indera langsung, melainkan hasil pengolahan dan kombinasi antara penggabungan atau perpaduan kesan indera yang terpisah-pisah. Unsur bersama dalam berbagai obyek atau situasi menyatukan kumpulan benda atau situasi menjadi satu konsep.

Menurut Brophy, Murphy, & Mason dalam John W. Santrock (2009:2) ”pemahaman konseptual adalah sebuah aspek penting dari pembelajaran, sebuah tujuan pengajaran yang penting adalah untuk membantu murid memahami konsep utama dalam sebuah subjek daripada hanya mengingat fakta-fakta yang terisolasi”.


(40)

commit to user

25

Gagne, 1985 dalam Angkowo (2007:54) berpendapat bahwa ”Belajar konsep termasuk tipe belajar kemahiran intelektual memerlukan pengamatan yang cermat dari ciri-ciri objek seperti bentuk, ukuran, dan warna”.

Struktur bumi merupakan hasil dari pengamatan dan penelitian para ilmuwan terdahulu sehingga terbentuk suatu konsep struktur bumi. Untuk mempelajari konsep struktur bumi, tidak hanya dibutuhkan hafalan saja tetapi juga pemahaman. Tidak semua materi pelajaran di sekolah perlu dihafalkan, tetapi siswa harus diajarkan untuk mempelajari materi pelajaran dengan mencari pemahaman (Winkel, 1995: 66). Hasil dari mencari pemahaman itu disimpan dalam ingatan untuk sewaktu-waktu dipergunakan (Winkel, 1995: 69). Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada pemahaman konsep struktur bumi.

Pemahaman merupakan pegangan bagi siswa dalam menjawab pertanyaan ulangan (Winkel, 1995: 66). Untuk mencapai tingkat pemahaman, siswa juga harus melewati tingkat sebelumnya yaitu pengetahuan. Pengetahuan merupakan salah satu landasan untuk pembelajaran-pembelajaran selanjutnya

Bruning, Shcraw, Norby, & Ronning (2004) dalam David A. Jacobsen, Paul

Eggen, & Donald Kauchak (2009: 94). Semakin tinggi tingkatan yang dicapai siswa pada ranah kognitif, maka semakin tinggi pula pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan. Namun, untuk menilai pemahaman konsep siswa SD, maka hanya sampai pada ranah kognitif tingkat penerapan. Meskipun dalam pembelajaran, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Berikut kata kerja operasional ranah kognitif, afektif, dan psikomotor menurut Bloom, dkk dalam Winkel (1996: 250-254):

1) Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif tertera pada tabel 2.1

Tabel 2.1: Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif

Pengetahuan

(Knowledge)

Pemahaman

(Comprehension)

Penerapan

(Aplication)

Analisis

(Analysis)

Sintesis

(Synthesis)

Evaluasi

(Evaluation) Memilih Memperkirakan Mengurutkan Menyeleksi Merancang Menilai


(41)

commit to user 26 Menjodohkan Memberi nama Mencatat Memberi label Mendidentifi kasikan, dll Mencirikan Mengkategorikan Membandingkan Mendiskusikan Mengemukakan Membedakan, dll Memperkira kan Mengelompok kan Menggambar-kan, dll Menghubung kan Membanding kan Mendiagram kan, dll Merencanakan Mengumpul kan Mendikte Mengkategori kan, dll Memperjelas Membuktikan Merinci Menyimpulkan Membanding kan, dll

2) Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Afektif tertera pada tabel 2.2

Tabel 2.2: Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Afektif Penerimaan (Receiving) Partisipasi (Responding) Penilaian (Valuing) Organisasi (Organization)

Pembentukan Pola Hidup Mengikuti Menanyakan Menjawab Menyatakan Mematuhi,dll Membantu Melaksanakan Mendiskusikan Menawarkan diri Melaporkan, dll Mengusulkan Menunjukkan Menyatakan Membenarkan pendapat, dll Mengatur Mempertahankan Menghubungkan Melengkapi, dll Bertindak Mempengaruhi Membuktikan Mempraktekkan Memecahkan, dll

3) Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor tertera pada tabel 2.3

Tabel 2.3: Contoh Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor

Persepsi Kesiapan Gerakan

Terbimbing Gerakan Terbiasa Gerakan Kompleks Penyesuaian

Pola Gerakan Kreativitas Mengaktifkan Menyesuaikan Memulai Menanggapi Memprakte kkan Membentuk Menjeniskan Mengerjakan Menggunakan Mengubah Mengadaptasi Merancang Menyusun


(42)

commit to user 27 Menunjukkan Membedakan Menyiapkan Bereaksi Menunjuk kan, dll Membuat Memperli-hatkan, dll Menempel Mengoperasi kan,dll Memperbaiki Mendemonstra sikan, dll Mengatur Membuat variasi, dll Menciptakan Merencanakan Mengatur,dll

Untuk mengetahui pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3, maka dapat diukur dengan tes pemahaman konsep. Penyusunan butir-butir tes untuk mengetahui pemahaman konsep struktur bumi, disesuaikan dengan tujuan (khusus), deskripsi bahan yang telah diajarkan, dan indikator yang akan dicapai yang sesuai dengan kata kerja operasional (KKO) ranah kognitif yang meliputi tingkat pengetahuan, pemahaman, bahkan penerapan. Berikut contoh soal pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3, pada tabel 2.4:

Tabel 2.4: Contoh soal pemahaman konsep struktur bumi

Tingkatan ranah kognitif yang dicapai

KKO yang

digunakan Contoh soal

Pengetahuan/

Knowledge (C1)

1. Menyebutkan

2. Menjelaskan

1. Sebutkan 3 lapisan struktur tanah!

2. Sebutkan 5 lapisan struktur bumi!

1. Jelaskan terbentuknya batuan beku!

Pemahaman/

Comprehension (C2)

1. Mengelompok

kan

1. Membedakan

1. Kelompokkan batuan di bawah ini, ke dalam

jenis batuan beku, endapan, atau malihan! Batu obsidian, pasir, serpih, marmer, dan basalt

1. Jelaskan 2 perbedaan lapisan inti bumi dalam

dan lapisan inti bumi luar! Penerapan/ Aplikasi

(C3)

1. Mengurutkan 1. Urutkan lapisan struktur bumi mulai dari

lapisan yang paling dalam!

B. Penelitian yang Relevan


(43)

commit to user

28

1. Bambang Dwi Setiyono (2008) yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran dengan Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran yang Berkualitas” dengan kesimpulan: a) Pemanfaatan pembelajaran menggunakan multimedia menjadi solusi meningkatkan kualitas pembelajaran dilakukan di kelas, dan menjadikan suatu alternatif keterbatasan kesempatan mengajar yang dilaksanakan pendidik; b) Memudahkan proses pembelajaran dan menumbuhkan kekreatifan dan keinovasian pendidik dalam mendesain pembelajaran yang komunikatif dan interaktif; c) Pengembangan multimedia dalam pembelajaran selanjutnya dimanfaatkan ke dalam pembelajaran di kelas untuk menggantikan atau sebagai pelengkap dalam pembelajaran konvensional. 2. Helmina Mauludiyah (2009) dengan judul “Penggunaan Multimedia Interaktif serta Kegiatan Praktikum untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Batuan Peserta didik Kelas VC SD Kauman I Kota Malang.” Beliau menyimpulkan bahwa: a) Penggunaan multimedia interaktif dan kegiatan praktikum dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VC SD Kauman I Kota Malang pada pembelajaran materi batuan; b) Penggunaan multimedia interaktif dan kegiatan praktikum dapat meningkatkan keaktifan peserta didik kelas VC SD Kauman I Kota Malang pada pembelajaran materi batuan.

C.Kerangka Berfikir

Pada kondisi awal, yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi (pra-siklus), pembelajaran masih berpusat pada guru yaitu guru mengajar secara konvensional dengan ceramah dan jarang menggunakan media pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan siswa pasif, kurang konsentrasi, dan bosan mengikuti pelajaran. Kejenuhan menyebabkan siswa melakukan aktivitas yang menyimpang seperti: melamun, bercerita dengan teman, dan bermain sendiri. Dari pembelajaran tersebut, maka pemahaman konsep struktur bumi rendah. Hal itu dibuktikan dari hasil tes kemampuan awal konsep struktur bumi, yaitu 19 dari 29 siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM (<65) atau persentase ketuntasan klasikal 34% dengan nilai rata-rata kelas 57,07.


(44)

commit to user

29

Dari kondisi awal di atas, maka diperlukan adanya tindakan untuk meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dan memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran. Tindakan yang dilakukan yaitu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran struktur bumi. Melalui kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3, maka penggunaan multimedia interaktif diterapkan pada siklus I dan II. Indikator kinerja yang ditargetkan yaitu: pada siklus I persentase ketuntasan klasikal mencapai 70% dan pada siklus II persentase ketuntasan klasikal mencapai 80%, dengan nilai batas ketuntasan 65.

Kondisi akhir yang diharapkan dari tindakan menggunakan multimedia interaktif yaitu adanya peningkatan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Secara skematis kerangka berpikir digambarkan pada gambar 2.11

Kondisi Awal

Tindakan

Pembelajaran konvensional. Guru jarang menggunakan media pembelajaran.

Siswa bosan mengikuti pelajaran

aktivitas siswa dalam pembelajaran

menyimpang: melamun, bicara dengan teman.

Pemahaman konsep struktur bumi rendah.

Menggunakan multimedia interaktif, untuk menampilkan konsep stuktur bumi.

Tampilan multimedia interaktif berupa: teks, gambar, video, animasi yang menarik, dan bersifat interaktif

Indikator kinerja Siklus I: Persentase ketuntasan klasikal mencapai 70%

Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

Indikator kinerja Siklus II: Persentase ketuntasan klasikal mencapai 80%


(45)

commit to user

30 Kondisi Akhir

Gambar 2.11: Alur Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas

D.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir maka dalam penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis tindakan bahwa: “Penggunaan Multimedia Interaktif Dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Stuktur Bumi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011”.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangtengah 3 yang beralamat di desa Karangtengah, Jalan Merapi No 29 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, mulai bulan Desember 2010 sampai April 2011. Rincian kegiatan dan pelaksanaan penelitian selengkapnya pada lampiran 10.

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki (daftar nama siswa selengkapnya pada lampiran 5).

C. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research ) atau sering disingkat PTK. Isi yang terkandung di dalam


(46)

commit to user

31

penelitian tindakan kelas, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi Arikunto, 2009: 2). Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan/ ditargetkan.

2. Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan strategi tindakan kelas dengan model siklus. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, dkk (2009: 73) bahwa PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang, yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.

D. Sumber Data

Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Sumber data atau informasi tersebut meliputi:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011. Data primer ini berupa nilai pemahaman konsep struktur bumi siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini, adalah guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Data sekunder dalam penelitian ini berupa: data hasil dokumentasi, hasil observasi, dan hasil wawancara. Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer.

E. Teknik Pengumpulan Data 31


(47)

commit to user

32

Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Dokumentasi

Teknik mencatat dokumen oleh Yin dalam H.B. Sutopo (2006: 81) disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya.

Data dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa daftar nama siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dan daftar nilai ulangan materi “Perubahan Penampakan Bumi dan Benda Langit” siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen pada saat duduk di kelas IV Semester II (data selengkapnya pada lampiran 5 dan 6). Dalam penelitian ini, peneliti juga mendokumentasikan pelaksanaan penelitian (PTK) dengan foto dan rekaman pembelajaran menggunakan rekaman kamera foto.

2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara sengaja dan sistematis terhadap suatu kegiatan. Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Peneliti dan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 bertindak sebagai observer/ pengamat. Adapun yang diobservasi adalah aktivitas siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dan kinerja guru dalam pembelajaran. Observasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran dilaksanakan sebelum tindakan (pra-siklus) dan pada saat dilaksanakan tindakan menggunakan multimedia interaktif.

3. Wawancara

Teknik wawancara pribadi (dengan tatap muka secara langsung) merupakan instrumen yang baik untuk memperoleh informasi (Emzir, 2010: 50). Wawancara dilakukan dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dan memperoleh data yang berkaitan dengan pembelajaran dan hasil pembelajaran sebelum dan


(48)

commit to user

33

dilaksanakan sesudah tindakan menggunakan multimedia interaktif pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

4. Tes

Menurut Nurkancana dan Sumartana dalam Sarwiji Suwandi (2009: 39) tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawan atau nilai standar yang ditetapkan.

Dalam penelitian ini, tes dilaksanakan sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melaksanakan satu kali tes kemampuan awal (pra-siklus). Pada saat peneliti melaksanakan tindakan, maka setiap akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi pemahaman konsep. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif.

F. Validitas Data

Informasi yang dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong (2000: 178) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Berikut teknik triangulasi yang digunakan untuk menguji validitas data dalam penelitian ini:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan


(49)

commit to user

34

alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton, 1987) dalam Lexy J. Moleong (2000: 178).

Dalam tahap triangulasi sumber, peneliti membandingkan data dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, yang berupa nilai pemahaman konsep struktur bumi. Sedangkan sumber data sekunder adalah guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen, yang berupa hasil wawancara (sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan) dan hasil observasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Data-data dari siswa dan guru SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen dibandingkan. Dari hasil tersebut diharapkan dapat memberi informasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode, yaitu pengumpulan data sejenis dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui metode wawancara, observasi, dan tes.

Metode wawancara dilaksanakan dengan guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen (sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan menggunakan multimedia interaktif). Metode observasi dilaksanakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran (sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif). Metode tes pemahaman konsep dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 setiap akhir pembelajaran menggunkaan multimedia interaktif.

Data-data dari metode pengumpulan data yang berbeda (wawancara, observasi, dan tes pemahaman konsep) hasilnya dibandingkan sehingga dapat ditarik kesimpulan agar diperoleh data yang lebih kuat validitasnya.


(50)

commit to user

35

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif. Cara analisisnya mengikuti pola pemikiran yang kongkret kualitatif artinya suatu analisis yang kajiannya didasarkan pada kenyataan-kenyataan empirik dan unsur-unsur terkecil dari pendekatan secara mikro ke makro untuk unit kasus tertentu.

Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: 1. Reduksi Data (Data Reduction), 2. Penyajian Data (Data Display), 3. Penarikan Kesimpulan (Verification). Miles dan Huberman dalam Emzir (2010: 129-135) menjelaskan tiga komponen tersebut sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data yaitu proses proses pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang didapat oleh peneliti. Data primer yang berupa nilai hasil tes pemahaman konsep pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen, yang semula berupa lembaran-lembaran (lembar evaluasi) kemudian dinilai oleh peneliti kemudian disusun dalam bentuk hasil analisis dan daftar nilai pemahaman konsep. Lembar hasil wawancara dan observasi dari guru kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Sragen yang semula berupa catatan-catatan kecil kemudian disusun dalam lembar wawancara dan lembar observasi.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah sekumpulan data/ informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data nilai pemahaman konsep pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen diolah dan disajikan/ didisplay dalam bentuk grafik, tabel, maupun narasi. Keberadaan data nilai pemahaman konsep didukung dengan data-data hasil wawancara dan hasil observasi yang dilaksanakan setiap pembelajaran menggunakan multimedia interaktif, yang


(1)

commit to user

92

Struktur Bumi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karhhgangtengah 3 Kecamatan

Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA materi struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

“Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep

struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen

Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”. Hal ini terbukti adanya

peningkatan nilai pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V yaitu: pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan (pra-siklus) nilai rata-rata kelas 58 dengan persentase ketuntasan klasikal 41%, siklus I dengan nilai rata-rata kelas 72 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 72%, dan siklus II nilai rata-rata


(2)

commit to user

93

kelas 74 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 82%. Dengan demikian,

dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa: “Penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian yaitu: penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011, maka implikasi penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan pemahaman konsep struktur bumi pada siswa kelas V SD Negeri Karangtengah 3 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini menunjukkan bahwa secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran IPA pada materi yang sesuai. Dari hasil penelitian ini, maka penggunaan multimedia interaktif dapat dioptimalkan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru dalam upaya meningkatkan nilai pemahaman konsep siswa dan

kualitas pembelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi pembelajaran yaitu: penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan masukan dan uraian penutup skripsi yaitu:

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya membiasakan siswa untuk memahami materi yang

disampaikan.


(3)

commit to user

94

b. Guru hendaknya membuka wawasan tentang perkembangan media

pembelajaran dan mengoptimalkan penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya terbiasa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

b. Siswa hendaknya menggunakan multimedia interaktif untuk belajar secara

individu, kelompok, maupun klasikal.

3. Bagi Sekolah

Peneliti menyarankan penggunaan multimedia interaktif sebagai salah satu alternatif media dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA dengan materi yang sesuai. Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman konsep, mengaktifkan siswa, dan memperbaiki aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Agus.Samatowa (2003) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu-alam.co.id

Arief S. Sadiman, dkk. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan Dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.

Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Rajawali Press: Jakarta

___________ 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Bambang Dwi Setiyono. 2008. Pengembangan Pembelajaran dengan

Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran yang Berkualitas. Skripsi. UNS Surakarta

Bates dalam http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/2009/03/multimedia-

dalam-dunia-pendidikan/interaktif (diakses 3 Februari 2011)

Bloom, B. S.ed. et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1,

Cognitive Domain. New York: David McKay


(4)

commit to user

95

David. AJacobsen, Paul Eggen, Donald Kauchak. Edisi ke-8. 2010. Methods For

Teaching Metode-metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa.

Jakarta: Pustaka Pelajar

Duffy, J.L., Mc Donald, J.B., & Mizell, A.P. 2003. Teaching and Learning with

Technology. Boston : Pearson Education, Inc

Elizabeth B. Hurlock. 2006. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Emzir, M. Pd. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Rajawali

Pres: Jakarta

Eny Rohayatun. 2005. Pengaruh Penggunaan Alat Peraga terhadap Penguasaan

Konsep, Minat, dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMP N di Kabupaten Bantul. Tesis. PPs. IKIP Yogyakarta

Francis. M. Dawyer dalam http://www.Ariasmultimedia.wordpress.com/2009/

03/16/ multimedia-dalam-dunia-pendidikan/interaktif (5 Januari 2011)

Green & Brown, 2002: 2–6 dalam http://www.yogapw. Wordpress.com/2010/01/

06/pengertian-multimedia-interaktif/

Harto, (2008) dalam http:// lutfizulfi.

wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/ (diakses 6 Januari 2011)

HB. Sutopo.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press

Helmina Mauludiyah. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Sertifikasi Guru Dalam

Jabatan Melalui Jalur Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Ittelson, 2001:2 dalam http://lutfizulfi.

Wordpress.com/2010/08/08/pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/

Lexy J. Moleong, M. A. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Martinis Yamin, M. Pd. 2008. Paradigma Pendidikan Kontruktivistik. Gaung

Persada Press: Jakarta

Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Pendidikan. Remaja

Rosdakarya: Bandung

Neil Ballantine. 2008. Multimedia Learning and Social Work Education.

International Journal of Education and the Arts. Vol 27 dalam

http://www.internationaljournal/international/Multimedia.htm


(5)

commit to user

96

Niken Ariani dan Dany Haryanto. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah .

Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya

Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Richard E. Mayer. 2009. Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Jaya

Robertus Angkowo & Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta:

Grasindo

Santrock, John W. 2009. Psikologi Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Salemba

Humanika

Sarwiji Suwandi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah.

Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 FKIP UNS Surakarta

____________________ 2009. Model Assesment Dalam Pembelajaran.

Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 FKIP UNS Surakarta

Sri Anitah. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG)

Rayon 13 FKIP UNS Surakarta

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara

Sukardjo. 2010. Buku Pedoman Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Srogram

S1 PGSD. Surakarta: UPPL FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Swajati (2005:11) dalam http://endonesa.wordpress.com. Ajaran pembelajaran/

media-interaktif/ (diakses 17 Januari 2011)

Swajati dalam http://jupren.blogspot.com/2009/12/-multimedia-interaktif.html

Usman Samatowa (2006) dalam http://www.wikipedia.org/wiki/ilmu alam.co.id.

--- (2006) http://endonesa.wordpress.com.ajaran-pembelajaran/

media-interaktif/(3 Des 2010)

Wahono (2006) dalam http://www.wikipedia.org.

_____________ 2007 dalam


(6)

commit to user

97

_____________ dalam http://www.vilila.com/2010/03/

multimedia-pembelajaran-interaktif.html.

__________________ dalam http://lutfizulfi.Wordpress.com/2010/08/08/

pembelajaran-interaktif-berbasis-multimedia/ (diakses 2 Januari 2011)

William Ditto (2006) dalam http://www.vilila.com/2010/03/

multimedia-pembelajaran-interaktif.html (diakses 6 Januari 2011)

Woodruff dalam http://definisi-pengertian.blogspot.com

/2010/12/pengertian-konsep.html (diakses 27 Desember 2010)

WS. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grafindo

__________ 2005. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abadi

Zeemry (2008: slide ke-36)


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA BAGAN PERNAPASAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PURWOSUMAN 2 KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2009

0 4 35

PENGGUNAAN MEDIA PETA BUTA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI NGLOROG 5 KECAMATAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 39

PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PUNGSARI 1 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 3 132

PENDAHULUAN UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SDN BEDORO I KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 8

Penggunaan Media Realia Untuk Meningkatkan Pemahaman Penggunaan Media Realia Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Jenis-jenis Tanah Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Purworejo 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 15

PENDAHULUAN Penggunaan Media Realia Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Jenis-jenis Tanah Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Purworejo 2 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 8

PENDAHULUAN PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PADA MATERI KINCIR ANGIN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS III SD NEGERI JURANGJERO 3 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 8

Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bangun Ruang pada Pembelajaran Matematika (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas V SD Negeri Pilangsari 1 Sragen Tahun Ajaran 2015/2016).

0 1 20

Interpretasi Citra Quickbird untuk Identifikasi Penggunaan Lahan di Desa Karangtengah Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen

0 0 5

BIODATA SISWA PRAKERIN Buku siswa

0 1 11