108 konseli sebaya lebih percaya diri dalam mengungkapkan masalah yang
dihadapi.
C. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, namun peneliti menyadari betul bahwa masih banyak kekurangannya Peneliti sebagai
pemberi pelatihan konselor sebaya dan materi tentang resiliensi mengalami beberapa hambatan. Pada awal pertemuan, peserta didik mengalami kesulitan
dalam mengungkapkan segala permasalahan yang dihadapi. Namun, hal itu dapat diatasi oleh peneliti, dengan cara meyakinkan peserta didik bahwa dalam
bimbingan konseling memiliki berbagai asas atau ketentuan salah satunya adalah asas kerahasiaan dimana peserta didik sebagai konseli tidak perlu takut
jika permasalahan yang dihadapi diketahui oleh orang lain. Melalui penjelasan tersebut peserta didik mulai merasa nyaman dan mau mengungkapkan identitas
diri dalam tahap perkenalan. Hambatan selanjutnya adalah kesulitan dalam menyampaikan maksud dan
tujuan dari pelatihan konselor sebaya yang akan dilaksanakan, karena seluruh anggota pelatihan konselor sebaya belum pernah mengikuti kegiatan ini
sebelumnya sehingga mereka terlihat bingung. Untuk mengatasi kebingungan yang dialami calon konselor sebaya, secara perlahan peneliti memberikan
penjelasan tentang bimbingan konseling.
109 Selain keterbatasan tersebut, dimungkinkan juga ada jawaban yang tidak
sesuai dengan keadaan sebenarnya dari peserta didik karena alasan-alasan tertentu. Hal ini dikarenakan peserta didik dimungkinkan mencari aman dalam
menjawab angket resiliensi. Namun peneliti sudah berusaha menjelaskan kepada peserta didik untuk jujur dalam menjawab butir-butir pernyataan angket
tersebut yang sesuai dengan keadaan peserta didik yang sebenarnya, karena jawaban dari angket tersebut tidak akan berpengaruh pada nilai mata pelajaran
apapun.
110
111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ditunjukan dengan analisis data dan
pembahasan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa layanan konseling sebaya efektif meningkatkan resiliensi peserta didik SMA Negeri 12 Bandar
lampung. Resiliensi peserta didik dapat ditingkatkan. Meskipun pada awalnya peserta didik masih merasa bingung dalam mengikuti layanan konseling sebaya,
namun setelah peneliti menjelaskan tujuan konseling sebaya dan dengan berjalanya penelitian ini peserta didik mulai berantusias dan semangat dalam
mengikuti kegiatan konseling sebaya. Setelah diberikan treatment konseling sebaya resiliensi peserta didik menjadi tinggi.
Berdasarkan hasil analisis data perhitungan rata-rata skor resiliensi sebelum mengikuti layanan konseling sebaya adalah rendah dan setelah
mengikuti layanan konseling sebaya resiliensi peserta didik berada pada kategori sedang dan tinggi, hal ini ditandai dengan sikap peserta didik yang
terlihat dapat mengontrol emosi sehingga tetap tenang meskipun berada dalam situasi di bawah tekanan, dapat mengengendalikan keinginan yang berdampak
negatif, mempunyai keyakinan bahwa segala permasalahan pasti ada jalan keluarnya, mampu mengidentifikasi sebab-sebab permasalahan yang terjadi,