64
H. Pengembangan Treatment Layanan Konseling Sebaya
Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan, maka dirancang program layanan konseling sebaya dalam meningkatkan resiliensi peserta didik. Layanan
konseling sebaya adalah konseling yang dilakukan oleh teman sebaya yang terlebih dahulu telah mendapatkan pelatihan-pelatihan untuk menjadi konselor
sebaya, sehingga dapat memberikan bantuan baik secara individu maupun kelompok kepada teman-temannya yang bermasalah ataupun mengalami
hambatan dalam perkembangan kepribadiannya. Dengan mengidentifikasi masalah resiliensi peserta didik, peneliti menggunakan program konseling
sebaya untuk meningkatkan resiliensi peserta didik di SMAN 12 Bandar Lampung, yang diakibatkan ketidakmampuan peserta didik dalam menghadapi
permasalahan yang dihadapi. Langkah-langkah program konseling sebaya dilakukan melalui pretest dan
posttest. Prestest dilakukan sebelum diadakannya penelitian untuk mendapat subjeksampel penelitian. Selanjutnya treatment diberikan setelah subjek
penelitian ditentukan. Posttest dilakukan setelah diberikannya layanan konseling sebaya sebagai untuk mengetahui efektivitas layanan konseling sebaya dalam
meningkatkan resiliensi peserta didik. Sebelum diberikan layanan konseling sebaya, terlebih dahulu peserta didik
diberikan pelatihan konselor sebaya, dalam pemilihan konselor sebaya perlu didasarkan pada beberapa karakteristik dalam pemilihan konselor sebaya.
65 Karakteristik tersebut adalah : a hangat; b memiliki minat dibidang
pemberian bantuan; c dapat diterima orang lain; d toleran terhadap perbedaan sistem nilai; e energik; f bersedia secara sukarela membantu orang lain; g
memiliki emosi yang stabil; h memiliki prestasi belajar yang cukup baik atau minimal rerata; dan i mampu menjaga rahasia. Pemilihan konselor sebaya,
dapat dilakukan dengan membagikan formulir kepada peserta didik. Akan sangat membantu jika para calon konselor sebaya dapat mengidentifikasi diri mereka
sendiri melalui permohonan untuk menjadi sukarelawan volunteers yang tertarik dalam konseling. Berikut adalah langkah-langkah dalam pelatihan
konselor sebaya:
Tabel 9
Langkah-Langkah Pelatihan Konselor Sebaya
Dalam Meningkatkan Resiliensi Peserta Didik No
Pertemuan Tema
Jumlah pertemuan
waktu Tujuan
1 1
Pretest 1
kali pertemuan
Untuk mengetahui
profil resiliensi peserta didik
1 1
Pelatihan attending dan
merangkum Pelatihan
ketrampilan bertanya
dan perilaku
genuine 1
kali pertemuan
45 menit 45 menit
- Agar konselor sebaya dapat menjadi pendengar aktif dan
dapat menyimpulkan segala permasalahan
yang telah
diungkapkan konseli. - Agar
konselor dapat
memberikan pertanyaan yang efektif
dan tepat
untuk konseli,
serta mengkomunikasikan
secara jujur perasaan yang dialami
2 2
Pelatihan ketrampilan
1 kali
pertemuan 45 menit
- Agar konselor sebaya mampu mengekspresikan
pemikiran
66 asertif
dan konfrontasi
Pelatihan ketrampilan
pemecahan masalah
45 menit dan perasaan secara jujur serta
mampu mengetahui
kesesuaian antara perilaku dan ucapan dari konseli
- Agar konselor sebaya dapat Mengeksplorasi
suatu masalah,
dan memahami
sebab-sebab masalah. 3
4 3
4 Mempelajari
ABC-mu dan Menghindari
Perangkap- Perangkap
Pikiran Mendeteksi
”Gunung Es” Menantang
keyakinan- keyakinan
Penenangan dan
pemfokusan 1
kali pertemuan
45 menit - Mengidentifikasi
berbagai peristiwa tidak menyenangkan
yang dapat
menimbulkan perasaan
tertekan. Dan
Memahami peran pikiran dan keyakinan
terhadap pemaknaan individu dalam
menghadapi situasi
yang adversif
- Mengidentifikasi keyakinan- keyakinan dasar underlying
belief yang
adaptif dan
keyakinan-keyakinan dasar
yang mal adaptif. - Mengidentifikasi
masalah melalui pertanyaan mengapa
why questions,
Mengidentifikasi gaya
berpikir eksplanatori
yang terjadi.
- Memahami teknik-teknik
penenangan untuk
meminimalisir stress,
Menenangkan gejolak emosi pada
saat menghadapi
berbagai situasi adversif. 5
5 Penerapan
konseling sebaya
2 kali
pertemuan 30-35
menit Untuk meningkatkan resiliensi
peserta didik
67 6
6 Posttest
1 kali
pertemuan Untuk
mengetahui peningkatan resiliensi peserta
didik setelah
diberikan treatment.
I. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Kuesioner Angket Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
71
Kuesioner atau angket digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang resiliensi peserta didik kelas XII SMAN 12
Bandar Lampung. Adapun untuk mempermudah responden dalam menjawab suatu
pertanyaan dalam angket peneliti menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok tentang fenomena sosial. Yang menggunakan format seperti sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
2. Observasi Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti.
72
Dalam penelitian ini observasi digunakan sebagai alat pengumpul data setelah angket. Selain itu observasi
juga digunakan untuk melihat perkembangan yang dialami oleh peserta didik
71
Ibid. h. 193
72
Ibid. h. 197
68 baik sebelum layanan konseling sebaya maupun setelah diberikan layanan
konseling sebaya. 3. Wawancara
Wawancara suatu cara pengumpulan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada sumber data, dan sumber data juga
memberikan jawaban secara lisan pula.
73
Maka wawancara merupakan bentuk komunikasi verbal antara peneliti dengan guru bimbingan konseling, hal ini
digunakan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMAN 12 Bandar Lampung.
J. Teknik Pengolahan dan Analisis Data