Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

100 Gambar 13 Grafik Peningkatan Resiliensi Pada Hasil Pretest dan Posttest

B. Pembahasan

1. Pembahasan Umum Resiliensi Peserta Didik Di SMAN 12 Bandar Lampung Tahun Ajaran 20162017

Berdasarkan hasil perhitungan hasil angket resiliensi peserta didik dapat diketahui bahwa sebelum diberikan layanan konseling sebaya, 10 peserta didik masuk dalam kriteria rendah. Persentase resiliensi dari 10 peserta didik sebelum diberikan layanan konseling sebaya yaitu sebesar 110, masuk dalam kriteria rendah. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum peserta didik belum menguasai resiliensi. Berdasarkan hasil pretest yang diberikan kepaada 10 peserta didik tersebut perlu mendapatkan treatment lebih lanjut terkait dengan masalahnya. 20 40 60 80 100 120 140 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 pretest posttest 101 Peneliti menangani resiliensi peserta didik dengan cara melatih peserta didik agar mampu mengatur emosi dengan baik, kontrol terhadap impuls atau dorongan, optimis, mampu menganalisis masalah, empati, efikasi diri, dan dapat meningkatkan segala aspek positif dalam kehidupannya. Sedangkan untuk keseluruhan proses konseling sebaya diberikan sebanyak 2 kali pertemuan pada peserta didik. Sedangkan gambaran resiliensi peserta didik berdasarkan perhitungan hasil angket resiliensi peserta didik, dapat diketahui bahwa setelah diberikan layanan konseling sebaya, terjadi perubahan pada hasil angket posttest resiliensi pada 10 peserta didik tersebut masuk dalam kriteria tinggi dan sedang dengan rata-rata persentase sebesar 172. Hal ini menunjukkan bahwa setelah diberi treatment sebanyak 3 kali terjadi peningkatan skor sebanyak 62. Hal ini juga terlihat selama proses konseling sebaya bahwa peserta didik mulai dapat mengungkapkan segala permasalahan yang dihadapi tanpa rasa malu dan takut jika berhadapan langsung dengan konselor sekolah atau guru BK. 2. Efektivitas Layanan Konseling Dalam Meningkatkan Resiliensi Terhada Konflik Diri Peserta Didik Kekas XII SMAN 12 Bandar Lampung Tahun Ajaran 20162017 Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan setiap indikator antara hasil sebelum dan sesudah diberi layanan 102 konseling sebaya. Perbedaan setiap indikator tersebut adalah sebagai berikut: a. Indikator Regulasi Emosi Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator regulasi emosi meningkat dari 8 menjadi 13,3, karena nilai posttes pretest 13,3 8 maka dapat dikatakan bahwa layanan konseling sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik pada indikator regulasi emosi. Pada indikator ini, peserta didik sudah terlihat dapat mengontrol emosinya sehingga tetap tenang meskipun berada dalam situasi di bawah tekanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Desmita tentang ciri-ciri pribadi yang resilien diantaranya dapat tenang dan fokus sehingga dapat mengendalikan emosi yang tidak terkendali oleh individu. 75 b. Indikator Kontrol Terhadap Impuls Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator kontrol terhadap impuls meningkat dari 4.6 menjadi 4,8, karena nilai posttes pretest 4,8 4,6 maka dapat dikatakan bahwa layanan konseling sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik 75 Desmita. Mengembangkan Resiliensi Remaja Dalam Upaya Mengatasi Stress Sekolah. Jurnal Ta‟dib Vol. 12, No. 1. 2009. h. 3 103 pada indikator kontrol terhadap impuls. Pada indikator ini, peserta didik sudah terlihat dapat mengendalikan dan mempertimbangkan segala keinginan, dorongan, dan tekanan yang muncul dalam dirinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ayu Dewanti P dan Veronika Suprapti bahwa individu yang dapat mengontrol impuls dalam dirinya adalah individu yang dapat mengendalikan keinginan, dorongan kesukaan dan tekanan yang muncul dari dalam dirinyadengan baik. 76 c. Indikator Optimis Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator opimis meningkat dari 4,8 menjadi 5, karena nilai posttes pretest 5 4.8 maka dapat dikatakan bahwa layanan konseling sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik pada indikator optimis. Pada indikator ini, peserta didik sudah terlihat bahwasanya sebuah permasalahan pasti ada jalan keluarnya dan peserta didik mulai menyukai tantangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Enung Fatimah tentang beberapa ciri atau karakteristik individu yang memiliki sikap resiliensi yaitu percaya akan kompetensikemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun hormat dari 76 Ayu Dewanti P, Veronika Suprapti. “Resiliensi Remaja Putri terhadap Problematika Pasca Orang Tua Bercerai”. JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Volume 3, No. 3, Desember 2014..h. 168 104 orang lain. Tidak mudah menyerah serta tidak tergantung mengharapkan bantuan orang lain. 77 d. Indikator Kemampuan Menganalisis Masalah Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator kemampuan menganalisis masalah meningkat dari 7,3 menjadi 10,2, karena nilai posttes pretest 10,2 7,3 maka dapat dikatakan bahwa layanan konseling sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik pada indikator kemampuan menganalisis masalah. Pada indikator ini, peserta didik terlihat berusaha mengidentifikasikan secara akurat sebab-sebab dari permasalahan yang menimpanya, peseta didik tidak secara lansung menyalahkan orang lain mengenai permasalahan yang dihadapi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Martin Seligman bahwa secara realistis, individu tidak mengabaikan faktor-faktor yang permanent dan memiliki harapan pada masa depan. Individu juga tidak secara refleks menyalahkan orang lain untuk memelihara self esteemnya atau membebaskan dirinya dari rasa bersalah serta melepaskan nilai- nilai yang ada dalam menghadapi peristiwa-peristiwa atau keadaan di luar kontrol dirinya. 78 77 Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan Perkembangan Peserta Didik, Bandung, Pustaka Setia, 3, 2010 h. 149 78 Zainal Abidin, Pengaruh Pelatihan Resiliensi terhadap Perilaku Asertif pada Remaja. Jurnal Pamator, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2011. h. 133 105 e. Indikator Empati Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator empati meningkat dari 8,4 menjadi 14.9, karena nilai posttes pretest 14,9 8,4 maka dapat dikatakan bahwa layanan konseling sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik pada indikator empati. Pada indikator ini, peserta didik berusaha dapat mamahami dan merasakan perasaan dan emosi orang lain tanpa melalui ekpresi wajah dan cara berbicara tanpa ikut terbawa emosi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Reivich and Shatte dalam prihastuti bahwa cirri- ciri individu yang resilien adalah individu yang dapat menginterpretasikan perilakunonverbal orang lain, seperti ekspresi wajah, nada suara dan bahasa tubuh serta menentukan apa yang dipikirkan dan dirisaukan orang tersebut. Ketidakmampuan dalam hal ini akan berdampak pada kesuksesan dan menunjukkan perilaku nonresilien. 79 f. Indikator Efikasi Diri. Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator efikasi diri meningkat dari 14,4 menjadi 21, karena nilai posttes 79 Prihastuti. Profil Resiliensi Pendidik Berdasarkan Resilience Quetient Test. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan. h. 207 106 pretest 21 14,4 maka dapat dikatakan bahwa layanan konseling sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik pada indikator efikasi diri. Pada indikator ini, peserta didik terlihat mempunyai keyakinan bahwa mereka mempunyai keyakinan bahwa segala permasalahan pasti dapat diselesaikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Martin Seligman bahwa individu yang resilien adalah mereka yang yakin terhadap kemampuan memecahkan masalah, dengan kata lain mampu mengarahkan dirinya dan tidak tergantung kepada orang lain. 80 g. Indikator Kemampuan Meraih Apa Yang Diinginkan Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator kemampuan meraih apa yang diinginkan meningkat dari 21,7 menjadi 29, karena nilai posttes pretest 29 21.7 maka dapat dikatakan bahwa layanan konseling sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik pada kemampuan meraih apa yang diinginkan. Pada indikator ini, peserta didik terlihat sudah mempunyai keyakinan bahwa mereka mempunyai keberanian untuk mengatasi segala ketakutan yang mengancam dalam kehidupan dan semangat dalam mencapai cita- cita. Hal tersebut sesuai dengan Prihastusi bahwa individu yang resilien dapat meningkatkan aspek-aspek positif yang ada dalam peserta didik 80 Zainal Abidin. Op.Cit. h. 133 107 yang mencakup keberanian untuk mengatasi segala ketakutan yang mengancam dalam kehidupannya dan mampu meraih sesuatu dengan cara sebaikbaiknya, sehingga dapat memperbaiki berbagai aspek kehidupan secara positif. 81 Setelah melaksanakan kegiatan layanan konseling sebaya dan konseling kelompok dengan konselor sebaya sebagai pemimpin kelompok yang dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, terdapat beberapa kesan bagi peneliti bahwa peneliti merasa senang ketika melihat anggota kelompok dapat merubah pola fikir mereka tentang kelebihan masing-masing. Anggota kelompok merasakan banyak manfaat yang diambil setelah pelaksanaan konseling sebaya. Begitupun dengan konselor sebaya mereka mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan tentang bimbingan dan konseling serta mempunyai banyak pengalaman tentang penyelesaian konflik. Tercapainya tujuan penelitian mulai terlihat dimana suasana konseling sebaya tercipta dengan baik, sehingga konseli sebaya antusias mengungkapkan masalah yang dihadapi tanpa ada rasa malu dan takut. Peserta didik yang telah mendapat informasi mengenai adanya konselor sebaya di sekolah merasa sangat membantu mereka dalam menyelesaikan masalah ketika mereka bingung dan takut ketika berhadapan langsung dengan konselor sekolah atau guru pembimbing. Hal ini terlihat dari perkembangan hasil pengisian laiseg dari setiap pertemuan. Sehingga 81 Prihastuti. Op. Cit. h. 207-208 108 konseli sebaya lebih percaya diri dalam mengungkapkan masalah yang dihadapi.

C. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XII SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

2 24 210

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGURANGIKECANDUAN GAME ONLINE PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016 2017

2 20 152

IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS IX DI SMP NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

0 3 107

EFEKTIVITAS ASSERTIVE TRAINING DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

9 43 165

EFEKTIVITAS KONSELING SEBAYA DI SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

0 0 205

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ANALISIS TRANSAKSIONAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK TAHUN AJARAN 2016 2017

0 1 184

EFEKTIVITAS BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 11 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 98

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XII SMK PGRI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 100

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 114

EFEKTIVITAS KONSELING SEBAYA DENGAN TEKNIK REWARD DAN PUNISHMENT PADA EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 0 115