78
Tabel 15 Gambaran Resiliensi Pada Indikator Empati
Kategori Interval
Frekuensi Persentase
Presentase
Sangat Ti nggi ≥ 16 – 20
45.56 Tinggi
≥ 12 – 12.6 9
9 Sedang
≥ 8 - 12 46
46 Rendah
≥ 4 - 8 45
45 Sangat Rendah
≥ 0 - 4 Berdasarkan tabel 15 persentase pada indikator Empati dalam resiliensi
peserta didik sebagian besar berada pada kategori sedang, sedangkan peserta didik lainnya berada pada kategori tinggi dan rendah. Hal ini ditandai dengan
sikap peserta didik yang terkadang kurang mampu merasakan merasakan emosi orang lain dan sukar menyesuaikan diri dengan orang lain.
f. Gambaran Resiliensi Pada Indikator Efikasi Diri
Hasil penelitian menunjukkan gambaran resiliensi peserta didik pada indikator efikasi diri berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 4 peserta
didik 4, pada kategori tinggi sebanyak 17 peserta didik 17, kategori sedang sebanyak 20 peserta didik 20, pada kategori rendah sebanyak 40
peserta didik 40 dan pada kategori sangat rendah sebanyak 19 peserta didik 19. Secara rinci disajikan pada tabel 16.
79
Tabel 16
Gambaran resiliensi Pada Indikator Efikasi Diri
Kategori Interval
Frekuensi Persentase
Presentase
Sangat Tinggi ≥ 26 – 30
4 4
61.48 Tinggi
≥ 22 – 26 17
17 Sedang
≥ 18 - 22 20
20 Rendah
≥ 14 - 18 40
40 Sangat Rendah
≥ 10 - 14 19
19 Berdasarkan tabel 16 persentase pada indikator efikasi diri dalam resiliensi
peserta didik sebagian besar berada pada kategori rendah, sedangkan peserta didik lainnya berada pada kategori sangat tinggi, sedang dan sangat rendah. Hal
ini ditandai dengan sikap peserta didik yang tidak mempunyai keyakinan terkait akan terselesaikannya konflik yang dihadapi.
g. Gambaran Resiliensi Pada Indikator Mampu Meraih Apa Yang Diinginkan
Hasil penelitian menunjukkan gambaran resiliensi peserta didik pada indikator mampu meraih apa yang diinginkan berada pada kategori sangat tinggi
sebanyak 1 peserta didik 1, pada kategori tinggi sebanyak 17 peserta didik 17, pada kategori sedang sebanyak 26 peserta didik 26, pada kategori
rendah sebanyak 33 peserta didik 33 dan pada kategori sangat rendah terdapat 23 peserta didik 23. Secara rinci disajikan pada tabel 17.
80
Tabel 17
Gambaran Resiliensi Pada Indikator Mampu Meraih Apa Yang Diinginkan
Kategori Interval
Frekuensi Persentase
Presentase
Sangat Tinggi ≥ 41 – 45
1 1
75.01 Tinggi
≥ 37 – 41 17
17 Sedang
≥ 33 - 37 26
26 Rendah
≥ 29 - 33 33
33 Sangat Rendah
≥ 25 - 29 23
23 Berdasarkan tabel 17 persentase pada indikator mampu meraih apa yang
diinginkan dalam resiliensi peserta didik sebagian besar berada pada kategori sangat rendah, sedangkan peserta didik lainnya berada pada kategori tinggi,
sedang dan rendah. Hal ini ditandai dengan sikap peserta didik yang tidak mempunyai keyakinan dalam mencapai cita-cita.
Secara keseluruhan persentase resiliensi peserta didik pada setiap indikator dapat dilihat pada tabel 18 sebagai berikut.
Tabel 18
Gambaran Resiliensi Berdasarkan Indikator
Indikator Kategori
Interval F
Persentase ∑
Persentase
Regulasi Emosi
Sangat Tinggi ≥ 16 - 20
5 5
60.22 Tinggi
≥ 12 - 16 11
11 Sedang
≥ 8 - 12 53
53 Rendah
≥ 4 - 8 30
30 Sangat Rendah
≥ 0 - 4 1
1 Pengendalian
Impuls Sangat Tinggi
≥ 8.4 – 10 3
3 58.44
Tinggi ≥ 6.8 – 84
9 9
Sedang ≥ 5.2 - 6.8
36 36
81 Rendah
≥ 3.6 - 5.2 50
50 Sangat Rendah
≥ 2 - 3.6 2
2
Optimis Sangat Tinggi
≥ 8.4 – 10 54.67
Tinggi ≥ 6.8 – 84
10 10
Sedang ≥ 5.2 - 6.8
42 42
Rendah ≥ 3.6 - 5.2
47 47
Sangat Rendah ≥ 2 - 3.6
1 1
Analisis penyebab
masalah Sangat Tinggi
≥ 12.6 – 15
57.78 Tinggi
≥ 10.2 – 12.6 7
7 Sedang
≥ 7.8 - 10.2 67
67 Rendah
≥ 5.4 - 7.8 24
24 Sangat Rendah
≥ 3 - 5.4 2
2
Empati Sangat Tinggi
≥ 16 – 20 45.56
Tinggi ≥ 12 – 12.6
9 9
Sedang ≥ 8 - 12
46 46
Rendah ≥ 4 - 8
45 45
Sangat Rendah ≥ 0 - 4
Efikasi diri Sangat Tinggi
≥ 26 – 30 4
4 61.48
Tinggi ≥ 22 – 26
17 17
Sedang ≥ 18 - 22
20 20
Rendah ≥ 14 - 18
40 40
Sangat Rendah ≥ 10 - 14
19 19
Kemampuan meraih apa
yang diinginkan
Sangat Tinggi ≥ 41 – 45
1 1
75.01 Tinggi
≥ 37 – 41 17
17 Sedang
≥ 33 - 37 26
26 Rendah
≥ 29 - 33 33
33 Sangat Rendah
≥ 25 - 29 23
23 Secara keseluruhan gambaran resiliensi pada tiap indikator menunjukkan
perbedaan. Berdasarkan persentase tertinggi urutan pada indikator resiliensi adalah sebagai berikut: 1 Kemampuan meraih apa yang diinginkan 67.51;
2 indikator efikasi dri 60.67; 3 indikator analisis penyebab masalah
82 57.04; 4 indikator optimis 54.89; 5 pengendalian impuls 51.78; 6
indikator regulasi emosi 46.89; dan 7 indikator empati 45.67. Dalam hal ini, peneliti memberi layanan konseling sebaya untuk
meningkatkan resiliensi peserta didik yang termasuk dalam kategori rendah berdasarkan seluruh indikator resiliensi.
2. Efektivitas Layanan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan Resiliensi Diri Peserta Didik Kelas XII SMAN 12 Bandar Lampung Tahun
Ajaran 20162017 a. Pelaksanaan Layanan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan
Resiliensi Peserta Didik
Deskripsi proses pelaksanaan layanan konseling sebaya dilakukan dengan memaparkan hasil pengamatan selama proses layanan dari
pertemuan pertama sampai dengan pertemuan terakhir. Kemudian hasil pengamatan yang telah dilakukan selama proses layanan konseling sebaya
akan dijelaskan di bawah ini:
1 Tahap pertama
Pertemuan pertama merupakan tahap pertama sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti mencatat daftar nama peserta didik kelas
XII yang dijadikan sebagai populasi dalam penelitian. Setelah itu peneliti mencari peserta didik yang memiliki resiliensi yang rendah dengan
menyebarkan angket kuesioner resiliensi kepada peserta didik kelas XII
83 SMAN 12 Bandar Lampung. Sebelum memberikan angket tersebut peneliti
memberikan penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan dan tujuan dari pengisian skala tersebut. Penyebaran skala ini dilaksanakan pada tanggal 14
November 2016.
Dari penyebaran angket resiliensi peneliti menemukan 10 sepuluh peseta didik dengan kriteria rendah yang nantinya akan menjadi responden
dalam penelitian ini dan akan mendapatkan layanan konseling sebaya untuk meningkatkan resiliensi 10 sepuluh peserta didik tersebut.
2 Tahap kedua
Pada tahap kedua ini peneliti melakukan Rekrutmen dan Seleksi Konselor Sebaya. Rekrutmen dan seleksi konselor sebaya yang dilakukan
pada tanggal 16-17 November 2017 dengan syarat calon konselor sebaya adalah : a prestasi akademik 15 besar di kelasnya, b kemampuan
sosialisasi dan kepribadian baik, dan c aktif dalam kegiatan organisasi sekolah. Pada rekrutmen dan seleksi konselor sebaya mendapatkan
rekomendasi dari guru BK SMAN 12 Bandar Lampung. Berdasarkan Karakteristik yang telah ditetapkan, guru BK SMAN 12 Bandar Lampung
memilih 8 peserta didik yang yang memenuhi syarat.
Metode dan materi pelatihan konselor sebaya yang digunakan peneliti merujuk pada “Modul Pelatihan Praktik Keterampilan Konseling” yang
disusun oleh Dr Suwarjo, M.Si dari Universitas Negeri Yogyakarta tahun
84 2008. Pelatihan ini bertujuan agar konselor sebaya mampu bertindak
sebagai Peer Educator yang memiliki keterampilam konseling dasar. Metode yang digunakan dalam pelatihan konselor sebaya meliputi ceramah,
diskusi, dan brainstroming, serta simulasi. Materi yang diberikan beruapa keterampilan Attending, Berempati, Bertanya, Konfrontasi, Merangkum,
Berprilaku Genuin, Pemecahan Masalah. Pelatihan konselor sebaya dilaksanakan tanggal 17-18 November 2017 di ruang BK SMAN 12 Bandar
Lampung.
3 Tahap ketiga
Pada tahap ini, peneliti menjelaskan materi tentang resiliensi pada peserta didik yang mempunyai kriteria resiliensi rendah yaitu 10 peserta
didik dari kelas XII IPS 1 dan XII IPS 2. Metode dan materi pada tahap ini peneliti menggunakan “modul pengembangan resiliensi yang disusun oleh
Dr Suwarjo, M.Si dari Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2008. Tahap ini bertujuan agar peserta didik yang mengalami resiliensi rendah dapat
memahami berbagai kendala yang menyebabkan peserta didik tidak mempunyai kemampuan dalam menghadapi konflik diri, dalam materi
pengembangan resiliensi terdapat berbagai poin yang harus dipelajari oleh peserta didik diantaranya : mempelajari ABC-mu, menghindari perangkap-
erangkap pikiran, penenangan dan pemfokusan. Pemberian materi ini dilaksanakan pada 21 November 2016.
85
4 Tahap keempat
Pada tahap keempat ini peneliti memasuki tahap goal setting atau menentukan tujuan konseling sebaya yaitu menetapkan inti permasalahan
resiliensi. Konseling sebaya dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yaitu konseling individu dan konseling kelompok, dilaksanakan pada tanggal 14-
15 November 2016 yang berdurasi 45 menit. Adapun pelaksanaannya adalah, konseling individu membahas tentang resiliensi yaitu kemampuan
individu dalam menghadapi situasi sulit dalam diri, dan konseling kelompok membahas tentang keterampilan dalam menghadapi situasi sulit.
5 Tahap kelima
Tahap kelima merupakan tahap dan pertemuan akhir dalam penelitian ini, setelah layanan konseling sebaya dilaksanakan, kemudian dilakukan
pemberian post-test pada hari Rabu tanggal 23 November 2016 dengan tujuan untuk mengetahui resiliensi peserta didik setelah diberikan perlakuan
menggunakan layanan konseling sebaya. Berdasarkan hasil pengamatan, secara umum pelaksanaan posttes
dikatakan lancar dapat dilihat dari antusias peserta didik memanfaatkan layanan konseling dengan mengisi seluruh item pernyataan angket resiliensi
sesuai dengan petunjuk pengisian serta kegiatan ini selesai pada waktu yang telah ditentukan.
86
b. Hasil Uji Efektivitas Layanan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan Resiliensi Peserta Didik Kelas XII SMAN 12 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 20162017
Efektifitas layanan konseling sebaya dalam meningkatkan resiliensi peserta didik dapat dilihat dari perbandingan hasil gain score hasil
pembagian instrument sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan konseling sebaya. Sebelum dilakukan perbandingan gain score, terlebih dahulu
dilakukan uji t untuk mengetahui pengaruh konseling sebaya sebagai media bimbingan dan konseling dalam meningkatkan resiliensi peserta didik.
1 Hasil Uji Efektivitas Layanan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan Resiliensi Peserta Didik Secara Keseluruhan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1 H
o
= Tidak efektifnya penggunaan layanan konseling sebaya dalam meningkatkan resiliensi peserta didik kelas XII SMAN
12 Bandar Lampung. 2 H
a
= Efektifnya penggunaan layanan konseling sebaya dalam meningkatkan resiliensi peserta didik kelas XII SMAN 12
Bandar Lampung 3 Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
H : µ
1
≠ µ H
1
: µ
1
= µ
87 Berdasarkan hasil uji t one sampel test pada layanan konseling sebaya dalam
meningkatkan resiliensi peserta didik dengan menggunakan SPSS statistical product and service solution for windows reliase 16, didapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 19
Hasil Uji t Paired Sample Test resiliensi Peserta Didik Secara Keseluruhan
Hasil Rata-
rata Sd
Perbedaan rata-rata
Statistik uji t
Sig Sig.2
tailed Keterangan
Prettest 69,2000 3,93841
2,61725 11,271
0,560 0,000 Signifikan
Posttest 98,7000 6,49872
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai Sig 0,000 ≤ α 0,05, dan berdasarkan hasil perhitungan pengujian diperoleh t
hitung
23,653 pada derajat kebebasan Df 9 kemudian dibandingkan dengan t
tabel
0,05 = 2,101, maka t
hitung
≥ t
tabel
23,653 ≥ 2,101, nilai Sig. 2-tailed lebih kecil dari nilai kritik 0,005 000 ≤ 0,005, ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, selain itu didapat nilai
rata-rata post-test lebih besar dari pada nilai rata-rata pretest 98,7000 ≥ 69,2000.
Jika dilihat dari nilai rata-rata, maka peningkatan resiliensi peserta didik pada nilai post-test lebih tinggi dibanding dengan nilai pretest. Jadi dapat disimpulkan bahwa
layanan konseling sebaya dapat meningkatkan resiliensi pada peserta didik kelas XII SMAN 12 Bandar Lampung tahun ajaran 20162017. Gambar 3 menunjukkan
rata-rata peningkatan resiliensi peserta didik pada hasil pretest dan posttest.
88
Gambar 5
Hasil Sebelum Dan Sesudah Diberikan Layanan Konseling Sebaya
Peserta Didik Kelas XII SMAN 12 Bandar Lampung
Berdasarkan gambar grafik perhitungan hasil pretest dan post-test, maka terlihat perubahan pada masing-masing peserta didik. Selain itu terdapat pula
peningkatan pada tiap indikator. Berikut dapat dilihat perubahan resiliensi peserta didik dilihat dari peningkatan tiap indikator resiliensi dapat dilihat sebagai berikut:
2 Hasil Uji Efektivitas Layanan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan Resiliensi Percaya Diri Peserta Didik Pada Setiap Indikator.
a. Indikator Regulasi Emosi