Partisipan Politik Partai PKS

94 agenda yaitu ingin menegakkan cita- citanya tegaknya syari‟at Islam di negara Indonesia.

3.2.4 Partisipan Politik Partai PKS

Pada awalnya, studi mengenai partisipasi politik memfokuskan pada partai politiknya saj, tetapi seiring berkembangnya demokrasi, banyak muncul kelompok masyarakat yang juga ingin mempengaruhi proses pengambilan keputusan mengenai kebijakan umum dan dukungan suara untuk suatu partai politik. Kelompok-kelompok ini lahir di masa pasca industrial post industrial dan dinamakan gerakan sosial baru new social movement.Kelompok-kelompok ini kecewa dengan kinerja partai politik dan cenderung memusatkan perhatian pada satu masalah tertentu saja, dengan harapan akan lebih efektif mempengaruhi proses pengambilan keputusan melalui direct action. Menurut Mirriam Budiardjo 2008:367, definisi umum dari partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara secara langsung ataupun tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah public policy. Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, mengadakan hubungan contacting atau lobbying dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai atau salah satu gerakan sosial dengan aksi nyata. Universitas Sumatera Utara 95 Selain itu, Hebert McClosky dalam Mirriam Budiardjo,2008:367, menjelaskan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga, masyarakat dimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam proses pembentukan kebijakan umum. Menurut Gabriel A. Almond dan Bingham G.Powell dalam Mirriam Budiardjo, 2008:387 membagi kelompok kepentingan dalam 5 kategori, antara lain: 1. Kelompok Non Asosiasional yaitu kelompok kepentingan yang tumbuh berdasarkan rasa solidaritas pada saudara, kerabat, wilayah rasetnik dan agama.kelompok ini biasanya tidak aktif secara politik formal dan tidak mempunyai organisasi namun memiliki hubungan batin yang dekat karena adanya kesamaan pada faktor-faktor tersebut diatas. Kelompok ini memiliki fungsi sebagai pendukung dan menambah pundi-pundi suara PKS disaat Pemilu maupun Pileg. Universitas Sumatera Utara 96 Foto 4. Kelompok Non-Asosiasional PKS Kota Medan Sumber: Facebook DPD PKS Kota Medan tahun 2013 2. Kelompok Institusional adalah kelompok formal yang berada dalam atau bekerja sama secara erat dengan pemerintahan seperti birokrasi dan kelompok militer. Untuk kelompok ini contohnya Ferry Syahputra sebagai seseorang yang bekerja di Bank Takafful Syari‟ah memberikan kemudahan dan pelayan kepada para kader PKS Kota Medan untuk bekerjasama dan membantu program-program kerja PKS Kota Medan. Universitas Sumatera Utara 97 Foto 5.Kelompok Asosiasional, Ferry Syahputra seorang Ketua Cabang Bank Takafful Kota Medan dan seorang simpatisan PKS Medan Sumber: Facebook Ferry Syahputra tahun 2014 3. Kelompok Asosiasional merupakan kelompok yang terdiri atas serikat buruh, kamar dagang, asosiasi etnis dan agama. Organisasi-organisasi ini dibentuk dengan suatu tujuan yang eksplisit, mempunyai organisasi yang baik dengan staff yang bekerja penuh waktu. 4. Lembaga Swadaya Masyarakat LSM merupakan lembaga yang didirikan sekelompok oarng yang secara sukarela member pelayanan kepada masyarakat umum tanpa mencari keuntungan. Dalam hal pendanaan LSM menggunakan uang sendiri dari kelompoknya ataupun dari pihak swasta. Universitas Sumatera Utara 98 Foto 6.Kader PKS Kota Medan sekaligus pengurus Lembaga Sosial BSMI Sumatera Utara. Sumber: Facebook Hendrik tahun 2014

3.2.6 Penjaringan Bakal Calon Legislatif PKS Kota Medan