Rekrutmen Jama’i Merekrut KolektifBeramai-Ramai Sistem Rekrutmen Fardhi

108 AD-ART PKS Pasal 10 mengatur rekrutmen dan kaderisasi Anggota Biasa dilaksanakan dengan sistem dan mekanisme sebagai berikut: a. Setiap orang secara sukarela mendaftarkan diri dan menyatakan persetujuannya terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai, diangkat dan ditetapkan menjadi Anggota Pendukung b. Setiap Anggota Pendukung yang setia mengikuti kegiatan dan pelatihan yang diselenggarakan partai, diangkat dan ditetapkan menjadi Anggota Terbina. c. Setiap Anggota Terbina yang setia mengikuti pembinaan dan kaderisasi yang diselenggarakan partai, diangkat dan ditetapkan menjadi Anggota Inti. Kaderisasi yang berkelanjutan dalam tubuh partai yang cukup baik adalah Partai Keadilan Sejahtera PKS.Akar kekuatan pengkaderannya yang bertumpu pada kekuatan anggotanya di dalam lingkaran-lingkaran pengajian baik kecil maupun besar dan dibina secara berkesinambungan yang disebut dengan liqo’.

4.1.1 Rekrutmen Jama’i Merekrut KolektifBeramai-Ramai

Rekrutmen jama’i yaitu rekrutmen yang dilakukan PKSsecara kolektif dari agenda-agenda besar di ranah formal formal dan informal. Untuk ranah formal PKS melakukannya dengan menggunakan 3 organisasi sebagai mihwar poros untuk menjaring calon kader-kadernya.Sedangkan di ranah Universitas Sumatera Utara 109 informal masyarakat umum PKS melakukannya dengan strategi seperti bakti sosial dan agenda-agenda keagamaan Islam. Foto 7.Bakti sosial seperti membangun masjid sebagai sarana perekrutan jama’i PKS Foto 8. Afiliasi PKS Medan dengan organisasi KAMMI sebagai poros mihwar PKSdalam sistem perekrutan jama’i PKS Kota Medan di kampus. Sumber: Facebook KAMMI Merah Putih Komisariat USU tahun 2015 Universitas Sumatera Utara 110

4.1.2 Sistem Rekrutmen Fardhi

Sistem perekrutan kedua PKS adalah rekutmen fardhi.Rekrutmen fardhiadalah rekrutmen yang dilakukan oleh anggota tarbiyah terhadap suatu atau dua orang dengan pendekatan pribadi atas inisiatif sendiri atau atas rekomendasi seorang murrabbi. Rekutemen ini dilakukan dengan cara seseorang anggota tarbiyah mencari calon peserta tarbiyah, dimana calon tersebut kemudian dikondisikan melalui tahap tahap, antara lain : ta’arif pengenalan dan pendekatan kepada calon kader, taqwinupaya mempengaruhi dan penanaman nilai keislaman dan tarbiyah kepada calon kader, dan tanfidzpenugasan bahwa dakwah dan tarbiyah merupakan kewajiban. Hasil dari upaya pemantauan ini kemudian dilaporkan, dibicarakan, dan dianalisis dalam forum halaqohberdasarkan standar syarat syarat peserta tarbiyah. Jika memenuhi syarat maka ia akan diarahkan untuk mengikuti tarbiyah 49 . Hal-hal yang diperhatikan dalam diri seseorang yang layak di rekrut menjadi kader dari metode fardhi, harus memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Aktif dalam beriibadah wajib, khususnya sholat lima waktu 2. Cendrung memperbaiki diri 3. Memiliki potensikeahlian tertentu 4. Simpatisan lembagaorganisasi dakwah 5. Mau mendengarkan dakwah. 49 Rahmad Immanuddin M. 2012 Ideologi Politik PKS, dari masjid kampus ke gedung parlemen. Jakarta: LKis hal:278 Universitas Sumatera Utara 111 Dari kedua sistem rekrutmen yang dilakukan PKS khususnya Kota Medan, sistem rekrutmen fardhi lah yang memiliki peran penting dan vital daripada sistem rekrutmen jama’i.Dari sistem rekrutmen fardhi, memiliki peran yang sangat vital dalam perekrutan, pembentukan watak kader yang Islami dan paham teoritis politik.Sistem rekrutmen jama’i yang dilakukan di dua ranah, formal dan informal terdapat ketidaktranparanan status apakah nama kader itu ada di database tiap struktural partai atau tidak. Contohnya di ranah formal lembaga pendidikan, organisasi dakwah seperti KAMMI setiap kampus atau komisariat fakultasgabungan fakultas database kader hanya dikelola oleh organisasi tiap fakultasgabungan fakultas khususnya Bidang Kaderisasi. Jika kader yang hanya berada pada jenjang marhalah satu tidak dapat mengambil keputusankebijakan, dan juga kurangnya koordinasi yang kuat dan database yang up to date antara DPD PKS Kota Medan dengan organisasi underbrow PKS dikampus dalam pengelolaan kader yang stagnan tetap berada di marhalah tingkat satu. Alumni-alumni organisasi underbrow PKS lebih sering “lepas tangan” dalam pembinaan kader yang dibawahnya karena telah sibuk masing-masing meniti karir di politik instant seperti menjadi “tangan kanan” anggota DPRD Sumatera UtaraKota Medan dan menjalani usaha yang mereka geluti. Universitas Sumatera Utara 112

4.2 Pola Kaderisasi PKS Kota Medan