kapasitasnya menjadi 1.400 literdetik. Bangunan pengolahan air di IPA Deli Tua mirip dengan bangunan pengolahan Sunggal, terdiri dari bendungan, bak
presedimentasi, clarifier, filter dan reservoir serta dilengkapi dengan Screensaringan air baku, fasilitas gas chloor, intake, pompa air baku, pompa distribusi, genset,
gudang kimia, laboratorium, dan ruang scada.
2.6.4. Belumai I
Intalasi Pengolahan Air Belumai I bersumber air baku dari sungai Belumai merupakan IPA lengkap yang dibangun dengan sistem BOT Build Operation
Transfer oleh PT. Tirta Loienes berlokasi di desa Limau Manis Tanjung Morawa. Pembangunan melalui sistem BOT dilakukan secara bertahap yaitu tahap pertama
200 literdetik selesai tahun 2000, tahap kedua 200 literdetik tahun 2001 dan tahap ketiga 100 literdetik tahun 2004. Bangunan pengolahan terdiri dari bendungan, bak
prasedimentasi, clirifier, filter dan reservoir serta dilengkapi dengan Screensaringan air baku, fasilitas gas chloor, Raw Water Pump Station, Distribution Pump, genset,
gudang kimia, laboratorium, dan ruang scada.
2.7. Sumber Air Baku
Sumber air baku PDAM Tirtanadi untuk daerah pelayanan 1 kota Medan dan sekitarnya berasal dari 3 jenis sumber air baku, yaitu mata air, air permukaan, dan air
tanah dalam.
Universitas Sumatera Utara
1. Mata Air
Air dari mata air yang terletak didaerah Sibolangit digunakan untuk air baku dari IPA Sibolangit dan disadap dari beberapa mata air sebagai berikut;
a. Lau KabanPuang Aja sebanyak 15 bangunan penangkap air dengan kapasitas
setiap unit 283 literdetik. b.
Bau Bangklewang sebanyak 12 bangunan penangkap air dengan kapasitas setiap unit sebesar 204 literdetik.
c. Rumah Sumbul sebanyak 3 bangunan penangkap air dengan kapasitas setiap
unit 186 literdetik. 2.
Air Permukaan Air permukaan yang saat ini diambil sebagai air baku untuk pengadaan air bersih
di pelayanan 1 kota Medan dan sekitarnya berasal dari Sungai Belawan, Sungai Deli dan Sungai Belumai.
a. Sungai Belawan: Air sungai Belawan merupakan air baku untuk IPA Sunggal
yang terletak di Kecamatan Sunggal. Berdasarkan studi MUDP II, sungai Belawan mempusnyai catchment area 200 km
2
dan debit aliran minimum 8,6 m
3
detik. Bila mengacu pada hasil studi tersebut, , maka penyadapan air sungai sebesar 1.5 – 1.7 m
3
detik dapat dilakukan secara baik, namun pernah terjadi kapasitas penyadapan harus diturunkan bahkan dihentikan karena debit
air Sungai Belawan tidak mencukupi, walaupun dalam 1 tahun hanya terjadi selama beberapa jam. Hal tersebut menunjukkan adanya penurunan kuantitas
Universitas Sumatera Utara
yang drastis dari Sungai Belawan yang kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi di hulu sungai.
b. Sungai Deli: Air sungai Deli merupakan air baku untuk IPA Deli yang terletak
di kecamatan Deli Tua. Sungai Deli yang mengalir melalui tengah kota Medan adalah merupakan gabungan beberapa anak sungai dan dan bermuara
di Selat Malaka. Catchment area sungai Deli adalah seluas 160 km
2
. Saat ini debit yang disadap untuk IPA Deli Tua antara 1,5-1,8 m
3
detik dan berdasarkan informasi lapangan
yang ada, diperkirakan
kapasitas pengambilan air baku dari sungai ini sudah tidak bisa ditingkatkan lagi karena
kapasitasnya yang terbatas. c.
Sungai Belumai: Memiliki “catchment area” di Limau Manis IPA BOT seluas 244 km
2
. Berdasarkan studi yang ada, semula air sungai ini yang akan dimanfatkan sebagai sumber air baku untuk penyediaan air bersih di daerah
pelayanan 1 kota Medan dan sekitarnya adalah 3m
3
detik. Namun dari peninjauan lapangan serta informasi dari PDAM Tirtanadi Medan, maka saat
ini debit air baku yang mungkin bisa dimanfaatkan dari sungai ini hanya 1 m
3
detik., dan ini sudah dimanfaatkan untuk IPA Belumai 1 dan 2. Ini menunjukkan adanya penurunan kuantitas air sungai Belumai.
3. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam diwilayah kota Medan dan sekitarnya pada umumnya memiliki kadar Fe dan Mn yang tinggi, sehingga bila air tanah dalam ini akan dimanfaatkan
Universitas Sumatera Utara
sebagai sumber air baku untuk sistem penyediaan air bersih kota Medan dan sekitarnya, perlu dilengkapi instalasi pengolahan air untuk menurunkan kadar Fe.
PDAM Tirtanadi sebagai pengelola sistem penyediaan air bersih telah memanfaatkan air tanah dengan membuat sumur bor pada kedalaman rata-rata
200 m dengan kapasitas 10 – 20 literdetik. Sumur-sumur bor yang telah dibangun oleh PDAM Tirtanadi sejak tahun 1984 sampai dengan tahun 2004 sebanyak 26
unit. Untuk mengatasi kekurangan air di daerah Medan dan sekitarnya akibat pertambahan pelanggan saat ini sedang dibangun 4 unit sumur bor dengan
kapasitas masing-masing 25 literdetik sedangkan 1 unit sumur bor telah dioperasikan dengan kapasitas 10 literdetik.
2.8. Proses Produksi