3.1.2. Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih
Martin Dharmasetiawan 2004 mengkategorikan kegiatan perencanaan untuk sistem distribusi air bersihminum pada dua kategori yaitu:
1. Perencanaan pada daerah yang belum ada sistem distribusi perpipaan
sama sekali atau biasa disebut sebagai Green Area.
2 Perencanaan pada daerah yang sudah ada sistem distribusi sebelumnya
dan sifat perencanaan adalah mengembangkan sistem yang sudah ada. Secara umum perbedaan langkah-langkah dalam perencanaan dari kedua
kategori tersebut adalah pada perencanaannya, dimana sistem sudah ada perencana harus mengevaluasi sistem yang sudah ada terutama dari kapasitas,
kemudian beranjak dari kapasitas yang ada direncanakan pengembangannya. Ada dua hal penting yang harus dikaji dalam merancang sistem air bersih
yaitu: 1.
Kajian dari sisi kebutuhan air 2.
Kajian dari sisi pasokan air Dengan mengkaji kedua hal ini dengan baik maka dapatlah dirancang sistem
distribusi yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
3.1.3. Perencanaan Jaringan Perpipaan Air Bersih di Green Area
Pada kondisi ini pelayanan air minum dengan perpipaan diasumsikan belum ada sehingga perencana mempunyai keleluasaan untuk membentuk jaringan
pipa sesuia dengan kebutuhan air dilapangan. 1.
Kajian dari Sisi Kebutuhan Air Tahapan mengkaji kebutuhan air meliputi:
a. Kajian terhadap peta
b. Pembuatan zone pelayanan
c. Perhitungan kebutuhan air zone pelayanan tersebut
2. Kajian Terhadap Peta
Kajian terhadap topografi lokasi perencanaan, kajian ini dilakukan dengan menggunakan peta kurang lebih 1:10.000 sampai 1:25.000.
Sumber peta dapat diperoleh di Bakosurtanal sementara sampai tahun
2004 baru sebagian dari Indonesia yang sudah dipetakan dengan skala 1:25.000.
Adapun yang harus diamati pada peta ini adalah: 1.
Lokasi pemukiman dan daerah 2.
Jalur jalan 3.
Elevasi tanah
Universitas Sumatera Utara
3.1.3.1.Pembuatan Zone Pelayanan
Setelah semua daerah pelayanan dikaji dengan baik daerah yang dilayani dikelompokkan dalam kelompok yang dapat dilayani oleh sebuah jalur pipa.
Pembuatan zona pelayanan dibagi kedalam beberapa tahapan antara lain: 1.
Tahapan Perencanaan Jaringan Perpipaan Air Bersih Pada Daerah Yang Sudah Terpasang Pipa
Secara garis besar tahapan perencanaan jaringan perpipaan air minum dibagi menjadi beberapa tahapan pendekatan sebagai berikut:
a. Pengumpulan jaringan yang ada berdasarkan data sekunder dan data
primer atau survei b.
Analisa jaringan yang ada c.
Perencanaan teknis rinci Literatur studi terdahulu dibutuhkan untuk dijadikan sumber pendukung,
supaya perencanaan dan pengembangan yang akan dilakukan sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Studi-studi tidak tertutup hanya pada studi perpiapaan
air minum tetapi juga studi pengairan dan studi tata ruang kota. Adapun data yang dikumpulkan adalah:
1. Kondisi fisik kota
Kondisi fisik kota yang dibutuhkan adalah topografi, fisiografi, hidrologi,geologi dan klimatoligi.
2. Kondisi sosial ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Data sosial ekonomi yang dibutuhkan adalah kependudukan, pendapatan daerah, kepadatan penduduk perkapita, kegiatan usaha
dan tingkat investasi. 3.
Rencana pengembangan kota Data rencana pengembangan kota di dapat dari studi tata ruang
kotakabupaten yang dikeluarkan oleh bappeda, dimana terdapat arah pengembanagn kota, kawasan strategis daerah industri, daerah
pariwisata, daerah perhubungan dan daerah pemukiman skala besar.
4. Sistem penyediaan air bersih yang ada.
Data sistem penyediaan air bersih yang dibutuhkan adalah: a.
Daerah pelayanan b.
Instalasi pengolahan produksi air c.
Jaringan pipa transisi dan distribusi serta bangunan penunjang d.
Rencana pengembanganprogram PDAM
3.1.4. Sistem Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih 3.1.4.1.Sistem Distribusi Air Bersih