IPA Sibolangit IPA Sunggal IPA Deli Tua Belumai I

2.6.1. IPA Sibolangit

Bangunan pengolahan air mata air Sibolangit merupakan bangunan pengolahan pertama yang dibangun pada zaman Belanda tahun 1907. Bangunan pengolahan ini adalah sistem aerasi untuk menurunkan CO 2 agresif dengan sistem pemancaran air dari mata air di dalam bangunan tertutup. Selanjutnya untuk proses kimia digunakan kapur atau soda ash untuk menetralisir pH dan kaporit atau Sodium Hipochlorit sebagai desinfektan.

2.6.2. IPA Sunggal

Intalasi Pengolahan Air Sunggal merupakan IPA dengan pengolahan lengkap yang pertama dibangun PDAM Tirtanadi pada tahun 1969 secara bertahap dimulai dengan 300 literdetik hingga akhirnya berkapasitas menjadi 1.500 literdetik. Sumber air baku yang digunakan adalah air dari sungai Belawan dan instalasi pengolahan air ini terdiri dari bendungan, bak prasedimentasi, clarifier, filter dan reservoir serta dilengkapi dengan Screensaringan air baku, fasilitas gas chloor, intake, pompa air baku, pompa distribusi, genset, gudang kimia, laboratorium, dan ruang scada.

2.6.3. IPA Deli Tua

Intalasi Pengolahan Air Deli Tua menggunakan air baku dari sungai Deli dan merupakan IPA lengkap kedua yang dibangun PDAM Tirtanadi pada tahun 1989 secara bertahap, dimulai dari 350 literdetik hingga selesai tahap terakhir Universitas Sumatera Utara kapasitasnya menjadi 1.400 literdetik. Bangunan pengolahan air di IPA Deli Tua mirip dengan bangunan pengolahan Sunggal, terdiri dari bendungan, bak presedimentasi, clarifier, filter dan reservoir serta dilengkapi dengan Screensaringan air baku, fasilitas gas chloor, intake, pompa air baku, pompa distribusi, genset, gudang kimia, laboratorium, dan ruang scada.

2.6.4. Belumai I

Intalasi Pengolahan Air Belumai I bersumber air baku dari sungai Belumai merupakan IPA lengkap yang dibangun dengan sistem BOT Build Operation Transfer oleh PT. Tirta Loienes berlokasi di desa Limau Manis Tanjung Morawa. Pembangunan melalui sistem BOT dilakukan secara bertahap yaitu tahap pertama 200 literdetik selesai tahun 2000, tahap kedua 200 literdetik tahun 2001 dan tahap ketiga 100 literdetik tahun 2004. Bangunan pengolahan terdiri dari bendungan, bak prasedimentasi, clirifier, filter dan reservoir serta dilengkapi dengan Screensaringan air baku, fasilitas gas chloor, Raw Water Pump Station, Distribution Pump, genset, gudang kimia, laboratorium, dan ruang scada.

2.7. Sumber Air Baku