Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
7 Kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor- faktor, melihat hubungan, dan membuat keputusan.
8 Kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya.
2.2.4 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Piaget Suprijono 2011: 22-23 menggambarkan perkembangan kognitif, yaitu:
Tabel 2.1. Tahap Perkembangan Kognitif Tahap
Umur Ciri-ciri pokok perkembangan
Sensorimotor 0-2 tahun
Berdasarkan tindakan langkah demi langkah
Praoperasional 2-7 tahun
Penggunaan simbolbahasa Tanda Konsep intuitif
Operasional konkrit
8-11 tahun Pakai aturan jelasLogis
Reversibel dan kekelan Operasional formal 11 tahun keatas
Hipotesis Abstrak Deduktif dan induktif Logis dan Probabilitas
Berdasarkan tahap perkembangan kognitif maka untuk siswa sekolah dasar berada di antara tahap akhir praoperasional, operasional konkrit, dan awal
operasional formal. Melihat tahap perkembangan kognitif tersebut ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih
mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat sekolah dasar. Pentingnya mengenali karakteristik siswa bertujuan supaya guru dapat memilih dan
menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya. Karakteristik siswa sekolah dasar Sekolah Dasar 2011, yaitu:
1 Siswa sekolah dasar senang bermain khususnya untuk siswa kelas
rendah.
2 Siswa sekolah dasar senang bergerak, siswa sekolah dasar dapat duduk
dengan tenang paling lama 30 menit, berbeda dengan orang dewasa
dapat duduk berjam-jam.
3 Siswa sekolah dasar senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulanya
dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok,
belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing
dengan orang lain secara sehat sportif, mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran
yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa
implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru
dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara
kelompok
.
4 Karakteristik siswa sekolah dasar yang terakhir senang merasakan atau
melakukanmemperagakan sesuatu secara langsung. Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, siswa sekolah dasar memasuki tahap
operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama.
Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang
angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi siswa sekolah dasar, penjelasan guru tentang
materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri,
sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. 2.2.5 Hasil Belajar Siswa
Menurut Rifa’i dan Anni 2011: 85 hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.
Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi. Merujuk pemikiran Gagne Suprijono 2011: 5-6 hasil belajar berupa:
1 Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2 Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3 Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4 Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5 Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan
penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. Dikutip dari Siddiq, dkk 2008: 1.4 hasil belajar akan nampak pada
perubahan perilaku individu yang belajar. Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat kegiatan belajarnya. Pengetahuan dan
keterampilanya bertambah, dan penguasaan nilai-nilai dan sikapnya bertambah pula. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga
domain yaitu: Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Domain kognitif meliputi perilaku daya cipta, yaitu berkaitan dengan kemampuan intelektual manusia,
antara lain: kemampuan mengingat knowledge, memahami comprehension, menerapkan application, menganalisis analysis, mensintesis synthesis, dan
mengevaluasi evaluation. Domain afektif berkaitan dengan perilaku daya rasa atau emosional manusia, yaitu kemampuan menguasai nilai-nilai yang dapat
membentuk sikap seseorang. Domain psikomotorik berkaitan dengan perilaku dalam bentuk keterampilan-keterampilan motorik gerakan fisik.
Disimpulkan hasil belajar merupakan perubahan kemampuan dari siswa baik itu berupa perbuatan, pengertian, sikap-sikap, dan keterampilan yang lebih
baik dari sebelum belajar. Dengan kata lain hasil belajar merupakan adanya perubahan keterampilan siswa baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotor.
2.2.6 Performansi Guru