4 Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5 Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan
penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. Dikutip dari Siddiq, dkk 2008: 1.4 hasil belajar akan nampak pada
perubahan perilaku individu yang belajar. Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat kegiatan belajarnya. Pengetahuan dan
keterampilanya bertambah, dan penguasaan nilai-nilai dan sikapnya bertambah pula. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga
domain yaitu: Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Domain kognitif meliputi perilaku daya cipta, yaitu berkaitan dengan kemampuan intelektual manusia,
antara lain: kemampuan mengingat knowledge, memahami comprehension, menerapkan application, menganalisis analysis, mensintesis synthesis, dan
mengevaluasi evaluation. Domain afektif berkaitan dengan perilaku daya rasa atau emosional manusia, yaitu kemampuan menguasai nilai-nilai yang dapat
membentuk sikap seseorang. Domain psikomotorik berkaitan dengan perilaku dalam bentuk keterampilan-keterampilan motorik gerakan fisik.
Disimpulkan hasil belajar merupakan perubahan kemampuan dari siswa baik itu berupa perbuatan, pengertian, sikap-sikap, dan keterampilan yang lebih
baik dari sebelum belajar. Dengan kata lain hasil belajar merupakan adanya perubahan keterampilan siswa baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotor.
2.2.6 Performansi Guru
Menurut Suhardan 2010: 67 mengajar pada dasarnya merupakan kegiatan akademik yang berupa interaksi komunikasi antara pendidik dan peserta
didik. Proses ini merupakan sebuah tindakan profesional yang bertumpu pada kaidah-kaidah ilmiah. Aktivitas mengajar merupakan kegiatan guru dalam
mengaktifkan proses belajar peserta didik dengan menggunakan berbagai metode belajar. Mengajar yang efektif merupakan efek dari perbuatan guru yang terlatih
dalam menjalankan tugasnya. Hal ini tidak lepas karena guru memiliki kompetensi dasar sebagai guru
yang profesional. Kompetensi mengajar merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua tenaga pengajar. Kompetensi pendidik tertuang pada pasal 10
ayat 1 dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Bunyi pasal 10 ayat 1 tersebut yaitu kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Gagne Poerwanti, dkk 2008: 1 mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat tiga kemampuan pokok yang dituntut dari seorang guru
yakni: 1 kemampuan dalam merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar, 2 kemampuan melaksanakan dan mengelola kegiatan belajar
mengajar, 3 serta menilai hasil belajar siswa. Sementara menurut Saud 2009: 55-56 guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas
mengajarnya dengan baik. Dalam mengajar diperlukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar mengajar secara efektif dan
efisien. Keterampilan guru dalam proses belajar mengajar antara lain: 1 keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 2 keterampilan menjelaskan, 3
keterampilan bertanya, 4 keterampilan memberikan penguatan, 5 keterampilan
menggunakan media pembelajaran, 6 keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, 7 keterampilan mengelola kelas, 8 keterampilan mengadakan
variasi, dan 9 keterampilan mengajar perorangan dan kelompok. Agar performansi guru dalam mengajar menjadi lebih baik maka guru
harus memiliki berbagai kemampuan baik itu kemampuan merancang pembelajaran, melaksanakan rancangan pembelaran, dan melakukan evaluasi
terhadap pembelajaran. Tujuannya agar guru mengetahuai letak kelebihan, dan kekurangannya serta diharapkan dapat memperbaikinya.
2.2.7 Hakikat Model Pembelajaran