Pemaknaan Temuan Penelitian Pembahasan

yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terlihat peningkatannya. Pembelajaran siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 15 dan 18 Mei 2012 untuk materi struktur bumi dan matahari untuk indikator hasil belajar siswa sudah mencapai yang diharapkan. Hasil belajar siswa yang diambil dari nilai tes formatif diakhir siklus II meningalmi peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I. Perolehan hasil tes formatif siklus II menunjukan rata-rata kelas mengalami peningkatan dari siklus I. Rata-rata kelas siklus I mencapai 72, dan meningkat pada siklus II yang mencapai 81. Persentase tuntas belajar klasikal juga mengalami peningkatan pada siklus II dibandingkan pada siklus I. Persentase tuntas belajar klasikal siklus I mencapai 74,07 atau dari 27 siswa ada 20 siswa yang sudah tuntas belajar dan 7 25,93 siswa tidak tuntas belajar, dan meningkat pada siklus II yang mencapai 88,89 atau dari 27 siswa ada 24 siswa yang sudah tuntas belajar dan 3 11,11 siswa yang tidak tuntas belajar. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 62 dan persentase tuntas belajar klasikal juga sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 75 . Tabel 4.11. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Siklus I dan II SIKLUS I SIKLUS II Rata-rata kelas 72 81 Persentase tuntas belajar klasikal 74,07 88,89 Peningkatan rata-rata kelas dan persentase tuntas belajar klasikal tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini: Gambar 4.2.Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Kelas Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Pembelajaran Siklus I Dan II yang Telah Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Gambar 4.3.Diagram Perbandingan Persentase Tuntas Belajar Klasikal sebelum Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Pembelajaran Siklus I dan II yang Telah Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Keberhasilan pembelajaran pada siklus II tidak hanya dilihat dari hasil belajar siswa, namun juga dilihat dari aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajat siswa meliputi dua indikator yaitu: 1 kehadiran siswa, 2 persentase aktivitas belajar siswa. Kehadiran siswa selama dua siklus telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 100 dengan kata lain tidak ada siswa yang tidak hadir pada saat pembelajaran IPA yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 68 , sedangkan pada siklus II meningkat yaitu mencapai 77 . Melihat dari data hasil aktivastas belajar siswa siklus I dan II telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 65. Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada gambar grafik 4.4 berikut: Gambar 4.4.Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Performansi guru pada siklus II juga mengalami peningkatan dari siklus I yaitu dari 83,25 dan meningkat pada siklus II yaitu mencapai 89,5. Nilai performansi guru pada siklus I dan II sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu minimal B atau ≥ 75. Jadi penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini mendukung teori yang disampaikan oleh Slavin. Secara singkat Slavin Asma 2008: 51 menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang mendorong siswa belajar secara berkelompok, sehingga diharapkan adanya aktivitas belajar siswa seperti: 1 siswa berani bertanya kepada guru apabila mereka belum paham, 2 menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, 3 aktif dalam proses kerja kelompok, 4 berani mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas, 5 berani mengungkapkan pendapat dan tanggapan, dsb.

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa implikasi dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, implikasi tersebut sebagai berikut: 1 Dalam pelaksanaan pembelajaran mendukung munculnya aktivitas siswa untuk saling bekerja sama dalam belajar, baik bekerja sama dalam kelompok belajar maupun bukan dalam kelompok belajar. Pembelajaran yang menerapakan model STAD secara tidak langsung merubah pemikiran siswa bahwa belajar atau bekerja harus sendiri dan merubah pemikiran bahwa belajar merupakan kompetisi. Apabila pemikiran seperti itu tidak dirubah maka siswa akan selalu belajar secara indivualis dan tidak percaya dengan kemampuan teman yang lain. 2 Pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan model STAD tidak hanya mengajarkan kepada siswa untuk saling bekerja sama dalam belajar namun menuntut adanya aktivitas belajar dari siswa. Aktivitas ini nantinya akan berdampak pada hasil belajar setiap siswa, maka dari itu perlunya seorang guru untuk memodifikasi pembelajaran sekreatif mungkin agar siswa tertarik dan aktif dalam belajar. 3 Pembelajaran yang menerapkan model STAD menuntut guru untuk berfikir lebih kreatif dalam pengembangan rencana pembelajaran. Tidak hanya menuntut guru untuk kreatif dalam mengembangkan rencana pembelajaran, namu juga diiring oleh kelihaian guru ketika mempraktekan rencana pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran. Keberhasilan dari pembelajaran yang menerapkan model STAD tercermin dari kesempurnaan rencana pembelajaran serta kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. 4 Performansi guru dan aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan model STAD berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa setiap siklusnya terbukti meningkat, hal ini menunjukan bahwa adanya hubungan antara performansi guru, aktivtas belajar siswa, dengan hasil belajar siswa.

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 02 LONING KABUPATEN PEMALANG

0 8 251

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENDENGARKAN PENGUMUMAN MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGPUCUNG PURBALINGGA

1 6 194

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MENGGUNAKAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION KELAS V SEKOLAH DASAR

0 0 13

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION SEKOLAH DASAR

0 0 9