161
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya Buku Panduan “Model Career Based Intervention CBI sebagai Jembatan dalam
Pembentukan Kesiapan Kerja Lulusan Pendidikan Vokasi “.Produk hasil penelitian ini diimplementasikan pada mata kuliah Bimbingan Karir Kejuruan di Program
Studi Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Buku panduan ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa setelah menyelesaikan kegiatan
perkuliahan
dan sebagai bekal pengetahuan dan keterampilan dalam mencari pekerjaan dan mempertahankan karirnya kelak sebagai tenaga profesional di bidang
boga. Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi yang telah memberikan dana penelitian melalui skim penelitian Hibah Bersaing, sehingga buku panduan ini dapat terwujud. Buku panduan yang
telah disusun ini dapat diimplementasikan untuk pengembangan kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran Bimbingan Karir Kejuruan.
Akhir kata, kami berharap buku panduan ini bermanfaat bagi proses pendidikan vokasi untuk menghasilkan lulusan yang siap pakai.
Yogyakarta, April 2015 Penyusun
Kokom Komariah Fitri Rahmawai
Minta Harsana
162
DAFTAR ISI
Hal KATA PENGANTAR
i DAFTAR ISI
ii Bab I
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Pendidikan Bimbingan Karier 6
Strategi Sukses dalam Bekerja 12
Pengenalan Diri 13
Informasi Dunia Kerja 17
Bab II MODEL CAREER BASED INTERVENTION CBI SEBAGAI JEMBATAN
DALAM PEMBENTUKAN KESIAPAN KERJA LULUSAN PENDIDIKAN VOKASI
20 Solusi Mencapai Kesiapan Kerja Melalui Model Career Based Intervention
24 Perangkat Pembelajaran yang dibutuhkan
31 Bab III MEKANISME PELAKSANAAN MODEL PENGEMBANGAN
CAREER BASED INTERVENTION 34
A. Pelaksanaan Model B. Penilaian.....................................................
34 37
Bab IV PENUTUP
40 DAFTAR PUSTAKA
41
163
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia harus merupakan prioritas pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini. Tahun 2015 Indonesia memasuki era
masyarakat Ekonomi Asean MEA, sehingga sector ketenagakerjaan akan menjadi sorotan utama. Pada era industrialisasi dan globalisasi banyak perubahan dalam
kehidupan yang terjadi dengan cepat,sehingga menuntut manusia memiliki kemampuan dalam menghadapi perubahan tersebut. Usaha untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia adalah melalui peningkatkan kualitas pendidikan, baik ditingkat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Ahmad Syafiq 2014 mengemukakan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia saat ini merupakan ujung tombak dalam pencapaian tujuan nasional mencerdaskan
kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan tinggi memiliki fungsi meningkatkan secara kuantitas dan kualitas masyarakat kritis yang akan menjadi
fundasi kukuh sumberdaya manusia dalam upaya membangun bangsa. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendididkan nasional, seperti pengembangan kurikulum, peningkatan kopetensi dosen, melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan
perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Namun kualitas pendidikan nasional tetap memprihatinkan, solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan
belum ditemukan. Data BPS sampai tahun 2012, menyatakan bahwa dari 7.419.481 orang
lulusan Perguruan Tinggi, sebanyak 421.717 masih menganggur. Angka pengangguran ini menunjukkan gejala over supply, bahwa pertumbuhan angkatan
kerja jauh lebih besar dari pertumbuhan kesempatan kerja. Sarjana pendidikan guru memang dibutuhkan , namun program studi tertentu perlu dibatasi karena
164
sudah jenuh, sehingga LPTK perlu memprioritaskan program studi yang dibutuhkan. Depdiknas, 2009
Adanya fenomena banyaknya lulusan perguruan tinggi yang tidak terserap di dunia kerja, memerlukan adanya perubahan dalam pola penyelenggarakan
pendidikan sehingga mampu memperbaiki respon terhadap berbagai tantangan yang ada. Sikap kurang tanggap terhadap perubahan yang ada dilingkungan sekitar
disebabkan oleh muatan kurikulum perguruan tinggi masih berorientasi keilmuan semata.
Demikian pula saat ini masyarakat semakin sadar mengenai pentingnya pendidikan tinggi berkualitas dan menuntut relevansi pendidikan tinggi dalam
kehidupan nyata dengan sistem yang lebih baik. Situasi terkini menurut Syafiq 2014 ada dua kelompok besar. Pertama massifikasi pendidikan tinggi yang
ditandai dengan jumlah perguruan tinggi yang semakin meningkat, kemampuan dan demand masyarakat meningkat, menguatnya pengakuan formal, pengetahuan
dan pengalaman kredensialime, tuntutan terhadap hubungan lurus antara pendidikan dengan status social ekonomi dan hadirnya paradigm “knowledge society
dalam rangka knowledge economy. Kedua adanya dinamika global menyebabkan kompetisi antara perguruan tinggi meningkat, kompetisi regional dan internasional
meningkat dan adanya tuntutan terhadap employability lulusan perguruan tinggi melalui penekanan pembelajaran.
Situasi tersebut menyebabkan tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi, dan yang harus dijawab, dalam perspektif pendidikan tinggi dengan dunia kerja
bagaimana perguruan tinggi berperan dalam menyiapkan lulusannya untuk segera mendapat pekerjaan, dalam hal ini pendidikan tinggi perlu menekankan pentingnya
pemerolehan pengetahuan dalam kaitannya dengan deskripsi tugas di dunia kerja. Berbagai perspektif pendidikan tinggi dengan dunia kerja telah mengurai
pentingnya penguasaan kompetensi, baik yang sifatnya hard skills, maupun soft skills
. Marwanti dan Yuriani 2008 menyebutkan bahwa pentingnya kemampuan lulusan untuk program studi Boga adalah menguasai kompetensi produksi,
165