Penguruspanitia zakat Al-‘Amil Mu’allaf Yang Perlu Ditundukkan Hatinya Mu’allaf Qulubuhum

5 Jaminan hidup untuk orang-orang invalid, jompo, yatim piatu, dan orang-orang yang tidak punya pekerjaan. 6 Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dasar sampai tinggi untuk setiap warga atau rakyat yang memerlukan. 7 Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan bagi setiap warga atau rakyat yang membutuhkan. 8 Pengadaan sarana dan prasarana lain yang erat hubungannya dengan usaha mensejahterakan rakyat lapisan bawah. 21

b. Penguruspanitia zakat Al-‘Amil

Allah menyediakan upah bagi mereka amil dari harta zakat sebagai imbalan dan tidak diambil dari selain harta zakat. Bagian yang diberikan kepada para panitia atau amil zakat, dikategorikan sebagai upah atas kerja yang dilakukannya. Meskipun dia orang kaya, panitia atau amil zakat tetap diberi bagian zakat. Dia tidak boleh mendapatkannya, jika hal itu dikategorikan sebagai zakat atau sadaqah. 22 Pada zaman sekarang ini panitia atau amil zakat tidak hanya berbentuk perseorangan tetapi berbentuk badan atau lembaga amil zakat. Lembaga-lembaga dan panitia-panitia pengurus zakat yang ada adalah bentuk kontemporer bagi lembaga yang berwenang mengurus zakat yang ditetapkan dalam syariat Islam. Oleh karena itu panitia atau amil yang 21 Masdar F. Mas’udi, Agama Keadilan Risalah Zakat Pajak dalam Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991, cet. Ke-1, h. 149-150. 22 Wahbah al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008, cet. Ke-7, h. 283. bekerja di lembaga amil zakat harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh para ulama fikih, antara lain : 1 Muslim, karena zakat itu urusan kaum Muslimin, maka Islam menjadi syarat bagi segala urusan mereka. 2 Mukallaf, yaitu orang dewasa yang sehat akal pikirannya. 3 Jujur, karena ia diamanati harta kaum Muslimin. 4 Memahami hukum-hukum zakat, sebab bila ia tidak mengetahui hukum tak mungkin mampu melaksanakan pekerjaannya dan akan lebih banyak berbuat kesalahan. 5 Mampu untuk melaksanakan tugas dan sanggup memikul tugas itu, karena kejujuran saja belum mencukupi bila tidak disertai kekuatan dan kemampuan untuk bekerja. 23

c. Mu’allaf Yang Perlu Ditundukkan Hatinya Mu’allaf Qulubuhum

Dalam pengertian ini, sasaran zakat untuk mu’allaf pada konteks kemasyarakatan sekarang ini adalah untuk : 1 Usaha penyadaran kembali dalam ungkapan yang kini berlaku : pemasyarakatan orang-orang yang terperosok ke dalam tindakan asusila dan atau kejahatan, kriminal. 2 Biaya rehabilitasi mental atas orang-oranganak-anak yang diakibatkan oleh penyalahgunaan narkotika dan sejenisnya. 3 Pengembangan masyarakat atau suku-suku terasing. 4 Usaha-usaha rehabilitasi kemanusiaan lainnya. 24 23 Qardhawi, Hukum Zakat, h. 551-552.

d. Budak Fir-Riqab