jalan kebun dan belakangan ini dapat diolah menjadi “Activated carbon”, yang sangat berguna untuk mengatasi polusi udara.
c. Kernel Inti
Bagian ini terletak disebelah dalam tempurung. Dalam satu buah terdapat satu biji yang mengandung inti. Inti ini mengandung minyak yang warnanya jernih, dan
kualitas minyak inti lebih jika dibandingkan dengan kualitas minyak daging buah mesocarp. Hanya saja kandungan minyaknya lebih sedikit dibanding dengan
kandungan minyak daging buah. Minyak inti sawit sangat baik digunakan dalam industri, misalnya industri pembuatan minyak margarine. Selain dari minyak inti
yang dihasilkan, terdapat juga ampas dari inti sawit yang digunakan pada industri fermentasi alkohol.
Pada dasarnya kelapa sawit diklasifikasikan kedalam 3 varietas yaitu :
a. Dura
Cangkang tebal, daging buah tipis, intinya besar, dan dikelilingi serabut dan hasil ekstraksi minyaknya rendah yaitu berkisar 17-18.
b. Pesifera
Tidak mempunyai cangkang, serat tebal mengelilingi inti yang kecil. Jenis ini tidak dikembangkan untuk tujuan komersil.
c. Tenera
Suatu hibrida yang diperoleh dari hasil penyulingan dura dengan pesifera. Cangkangnya tipis, mempunyai cincin disekelilingi biji hasil ekstraksi minyaknya
tinggi berkisar 23-26.
Kelapa sawit tumbuh baik pada daerah iklim tropis, daerah suhu antara 24-270C dengan kelembaban yang tinggi dan curah hujan 20 cmtahun. Kelapa sawit
menghasilkan minyak 2 macam yang sangat berlainan sifatnya yaitu : a.
Minyak sawit CPO yang berasal dari daging buah mesocarp kelapa sawit. b.
Minyak inti sawit PKO yang berasal dari inti kernel kelapa sawit. Buah kelapa sawit mengandung 35-60 daging buah dan 6-13 inti sawit,
kandungan minyak dan daging buah kelapa sawit adalah 50-55. Minyak inti sawit mirip
Universitas Sumatera Utara
sekali dengan minyak kelapa baik dalam tetapan-tetapan kimia seperti Iodium dan bilangan penyabunan kandungan asam lemak bebas terutama asam laurat. Oleh karena
itu minyak inti sawit bersama-sama dengan minyak kelapa sawit digolongkan dalam minyak laurik. Pada umumnya minyak sawit mengandung lebih banyak asam-asam
palmitat, oleat dan linoleat dibandingkan dengan minyak inti.
Tabel 2.1 Karakteristik Minyak Sawit
Karakteristik Harga
Iodine value 50-58
Melting point, 0C 27-50
Saponification value, 195-205
Unsaponification value, 0,5-2
Titre, 0C 40-47
Sumber : Berdanini’s, 1987
Minyak sawit merupakan gliserida yang terdiri dari berbagai asam lemak, sehingga titik lebur dari gliserida tersebut tergantung kepada kejenuhan asam lemaknya.
Semakin jenuh asam lemaknya semakin tinggi titik leburnya dari minyak tersebut.
Tabel 2.2 Titik Lebur Beberapa Gliserida dan Berbagai Asam Lemak
Gliserida Titik Lebur 0C
Asam Lemak Titik Lebur 0C
Tri-Laurin 46,6
Laurat 43,6
Tri-Miristat 57
Miristat 54,4
Tri-Palmitat 65,5
Palmitat 62,2
Tri-Stesrin 75,5
Stearat 69,9
Tri-Olein 4,9
Oleat 16
Tri-Linolein -12,5
Linoleat -5
Sumber : Ling,AK., 1986
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan minyak sawit adalah sebagai bahan baku untuk internal combustion engine, minyak pelumas, bahan baku pembuatan deterjen, lilin, sabun, dan lain-lain.
Kegunaannya adalah sebagai bahan pangan seperti bakery, table margarine, convectinery fat, minyak goreng, dan lain-lain.
2.2 Mutu Minyak Kelapa Sawit