Panas Pembentukan Hidrolisa Oksidasi Karoten Tokoferol

oleh peningkatan bilangan iodiumnya. Dalam keadaan cair panas spesifik meningkat dengan tajam akibat perubahan berat molekulnya dan menurun dengan tajam akibat perubahan bilangan iodiumnya. Secara praktek panas spesifik dari minyak cair termasuk minyak kelapa sawit dapat ditulis dengan rumus : Cp = 0,47 + 0,00073 T kkalkg T0C

c. Panas Pembentukan

Panas pembentukan adalah suatu sifat empiris yang tergantung pada panas pra pengolahan atau panas yang diberikan pada minyak. Tabel 2.5 Panas Pembentukan Minyak Kelapa Sawit Senyawa Hf kkalkg RBDPO 22,6 RBDPKO 29,7 Sumber : JAOCS, 1985

d. Viskositas

Minyak dan lemak menunjukkan sifat-sifat dari cairan Newton nyata, pendekatan dari titik leleh cairan Newton terjadi karena adanya kristal lemak. Viskositas dari minyak dan lemak alam tidak jauh berbeda. Viskositas naik dengan naiknya berat molekul dan menurun dengan peningkatan ketidakjenuhan dan kenaikan temperatur. Viskositas minyak menurun sebesar 30 untuk setiap kenaikan 100C. Tabel 2.6 Viskositas dari Beberapa Minyak Suhu 0C Minyak 20 25 30 35 40 45 50 Sawit 100a 100a 100a 96,3a 40,4 33,3 27 Olein 85,3 69,2 56,3 43,3 38,6 32,6 26,5 Inti 100a 100a 44 35,6 30 25,4 21 Kelapa 100a 48,1 39,8 32,9 27,4 23,3 19 Kedelai 63,6 51,6 43,1 36,8 31,7 26,8 22,5 Sumber : JAOCS, 1985 Keterangan : a = Turbulen, terjadi aliran non Newton b = Hasil-hasil ekstrapolasi, log viskositas vs T Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Sifat-sifat Kimia

Sifat-sifat Kimia CPO meliputi beberapa reaksi penting, antara lain :

a. Hidrolisa

Ikatan ester dari molekul trigliserida dapat dihidrolisa menjadi asam lemak bebas. Hidrolisa ini terjadi karena adanya air atau kelmbaban tinggi dan temperatur tinggi mempercepat hidrolisa dalam asam lemak bebas yang tinggi. Jumlah FFA dalam minyak, tidak hanya berpengaruh terhadap rafinasi, tetapi juga kualitas minyak keseluruhan, sehingga reaksi ini tidak diinginkan.

b. Oksidasi

Minyak sawit relatif stabil dengan panas dan oksidasi disebabkan kandungan asam lemak rendah. Akan tetapi minyak masih dapat dipengaruhi oleh beberapa oksidasi disebabkan tingginya persentasi asam oleat yang bersama-sama asam linoleat dan lain-lainnya membentuk labih kurang setengah asam lemak yang berat molekulnya rendah di dalam sawit, aldehid dan keton. Senyawa – senyawa ini menimbulakan bau dan rasa yang tidak diinginkan bau tengik. Tipe dari bau tengik yang tidak diinginkan ini tergantung pada komposisi asam lemak minyak, ketidak jenuhannya asam oleat, dan adanya anti oksidasi asam.

2.4 Komponen –komponen Pada Minyak Sawit

Lemak dan minyak merupakan senyawa yang tidak terlarut dalam air dan komponen penyusutan utamanya adalah trigliserida dan non trigliserida.

2.4.1 Komponen Trigliserida

Asam lemak penyusun trigliserida dapat merupakan asam lemak jenuh asam lemak non jenuh. Contoh-contoh asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh dapat dilihat pada Tabel 2.7 dan Tabel 2.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.7 Asam Lemak tidak Jenuh dengan jumlah atom C genap dan memiliki satu Ikatan Rangkap. Nama Sistematis Nama Umum Titik leleh C Sumber 4,dodesenoat Linderat 1,3 Lemak linderat 9-dodesenoat Laurat - Lemak hewani 4-T.dodesenoat Tsuzuluat 18,5 Lemak litsea glacula 5-T.dodesenoat Physterat - Minyak ikan paus Miristat Palmitoleat - Lemak hewani Palmitat Oleat 14,0 Minyak zaitun Sumber :Young, 1981 Tabel 2.8 Asam lemak jenuh dalam MinyakLemak Nama Asam Jumlah Atom Titik Didih C Titik leleh Asam C Titk leleh trigliserida Kaporat 6 107 -3,4 - Kaplirat 8 135 16,7 - Kapriat 10 159 31,6 31,5 Laurat 14 182 44,2 46,4 Marastat 14 202 54,4 57,0 Palmitat 16 222 62,9 65,5 Stearat 18 240 69,9 37,1 Aracminat 20 - 75,5 - Sumber :Young, 1981 Semakin jenuh molekul asam lemak dalam molekul trigliserida makin tinggi pula titik leleh atau titik didihnya.CPO terdiri dari dua trigliserida utama yaitu oleodipalmitin dan palmito diolin serta sejumlah kecil linoleopalmitolein, tripamlitin, oleopalpitostearin, oleopalmito bersama – sama dengan sejumlah kecil trigliserida dengan knfigurasi berbeda- beda. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Komponen Non Trigliseridas

komponen non trigliserida merupakan komponen yang tidak baik diharapkandalam minyak sehingga harus dipsahkan. Komponen ini menyebabkan bau yang tidak sedap , aroma dan warna yang kurang baik.Kandungan minyak sawit yang trdapat dalam jumlah sedikitini sering memegang peranan penting dalam menetukan mutu minyal.

a. Karoten

senyawa ini menimbulkan warna orange tua pada CPO.Karoten lerut dalam minyak, lemak dan pelarut minyak serta pelarut lemak akan tetapi tidak larut dalam air.senyawa ini dapat dihilangkan dengen proses adsorbsi dengan tanah pemucat.Fraksi akroten yang paling berpengaruh dalam CPO adalah B- karoten,pigmen ini juga tidak tahan terhadap pemanasan. Tabel 2.9 Kandungan Minor dan Kotoran Pada Minyak Sawit Komponen Ppm Karoten 500-700 Tokoferol 800-900 Sterol 300 Phospatida 500 Besi Fe 2,0-5,0 Tembaga Cu 0,3 Air 0,07-0,18 Kotoran 0,02 Sumber :Young, 1981

b. Tokoferol

Tokoferol merupakan anti oksidan dalam minyak sawit CPO. Tokoferol dapat dibedakan atas alpa,beta, tokoferol. Universitas Sumatera Utara

c. Senyawa Sterol