Deskripsi Proses TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

kecil-kecil berwarna merah dan hitam, memiliki tiga bagian, harum, rasanya seperti olive berwarna kuning kunyit tetapi lebih aktif”. Clasius pada tahun 1605 menyebutkan bahwa buahnya setelah dicampur dengan sebangsa tepung dari akar pohon tertentu ubi kayu digunakan orang portugis sebagai makanan budak-budak mereka sepanjang perjalanan ke Eropa dan Amerika. Ini awal diperkenalkannya sawit adalah makanan yang 300 tahun kemudian berubah menjadi makanan kelas saru seperti mentega, minyak goreng dan lain-lain serta menjadi bahan lain seperti obat, kosmetik dan lain-lain. Dengan meningkatnya kemajuan teknik dan industri di Eropa maka penggunaannya juga turut berkembang. Jika semula dipakai sebagai sabun cuci, sabun mandi, lilin maka saat ini sudah sangat meluas sekali sampai ke bidang industri ringan dan berat.

2.6 Deskripsi Proses

Proses pengolahan dimulai dari loading ramp LR-01 TBS dimasukkan ke dalam lori rebusan, kemudian lori dimasukkan ke dalam rebusan atau sterilizer S-01 untuk direbus dengan tujuan : - Memudahkan berondolan lepas dari tandan buah atau janjangan. - Melunakkan daging buah. - Mematikan enzim-enzim yang merusak mutu minyak. - Melekangkan inti supaya mudah lepas dari cangkang. Perubasan dilaksanakan dengan sistem 3 puncak dengan kondisi operasi sebagai berikut : - Puncak pertama dengan tekanan 2 kgcm 2 , puncak kedua 2,5 kgcm 2 . - Hal penting yang harus diperhatikan adalah : - Waktu menahan steam pada puncak ketiga 45-60 menit tergantung pada kondisi buah yang direbus. - Pembuangan air kondensat harus benar-benar kering 8-9 kali untuk mempertahankan suhu. - Pembuangan udara. - Kebersihan berondolan pada saringan kondensat. - Harus ada komunikasi atau koordinasi antara operator rebusan dan petugas pengisi lori yang mengetahui kondisi buah yang akan direbus. Universitas Sumatera Utara Setelah direbus, tandan buahdimasukkan kedalam alat penebahan atau thresser TP-01 dengan alat hoisting crane HC-01. Tujuannya untuk melepaskan berondolan dari janjangan. Proses perontokan berlangsung akibat adanya bantingan tandan buah di dalam alat penebahan yang berputar dengan kecepatan kurang lebih 23 rpm. Dalam pengoperasian alat penebahan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah : - Sewaktu tandan buah diputar dalam alat penebahan harus dapat mencapai ketinggian maksimal, baru jatuh dan terbanting pada as thresser. - Pengaturan buah yang masuk ke dalam alat penebahan disesuaikan dengan kapasitas alat. Sehingga tidak terlalu banyak yang menumpuk dalam alat penebahan. Berondolan yang telah rontok pada proses penebahan, sementara janjangan kosong diteruskan ke hopper tankos HT-01 untuk diangkut kelahan pertanian. Selanjutnya buah dialirkan dengan timba buah dan ularan buah kedalam alat pengaduk atau thresser KA-01. Didalam alat pengadukan berondolan diremas dengan pisau pengaduk yang berputar sambil dipanaskan. Pada bagian bawah alat pengaduk bottom plat dibuat lobang-lobang berdiameter 5 mm dan jumlahnya 120 buah untuk mengalirkan minyak selama pengadukan. Proses pengadukan berlangsung akibat adanya gesekan antara pisau dengan berondolan yang terisi penuh dalam alat pengaduk. Tujuan dari proses pengadukan adalah untuk mendapatkan massa adukan yang mudah diproses dalam pengepresan SP-01. Pengadukan dilakukan dengan kondisi sebagai berikut : - Ketel adukan dalam keadaan penuh, minimal ¾ bagian. - Waktu pengadukan 24-30 menit. - Pisau adukan tidak aus. - Suhu dipertahankan pada 90-95 C dengan menginjeksikan steam 3 kgcm 2 . - Tekanan dipertahankan pada 20 barr. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka ampas pressan masih kasar dan berakibat tingginya kehilangan minyak dalam ampas pressan. Massa adukan yang berasal dari alat pengaduk, dialirkan dalam alat pengempaan atau pressan SP-01. Tujuan pengepressan adalah semaksimal mungkin memisahkan minyak yang masih ada dalam massa adukan, pada tekanan 35-40 atm. Minyak kasar Universitas Sumatera Utara yang diperoleh dialirkan kestasiun pemurnian minyak untuk dimurnikan. Sedangkan ampasnya diteruskan dengan alat cake breaker conveyor CBC ke depericarper DP-01. Kapasitas pressan perlu disesuaikan dengan volume digester agar diperoleh waktu tinggal di dalam alat pengaduk 24-30 menit. Pada awalnya olah dilakukan penampungan ampas pressan kira-kira 5 menit dan mengembalikan ampas yang ditampung tersebut ke timba buah. Pengoprasian dilaksanakan pad kondisi sebagai berikut : - Temperatur massa yang diproses 85-90 C. - Air pengencer diberikan pada talang minyak setelah pressan sebanyak 15. - Screw press dan selinder press tidak aus. Minyak kasar yang keluar dari pressan dialirkan ke stasiun minyak klarifikasi melalui talang, sand trap dan vibrating screen. Pada talang diberikan air pengencer kira- kira 15 dengan suhu 98-100 C. Pada sand trap diberi injeksi uap langsung sehingga cairan minyak kasar mempunyai suhu 95-100 C. Sand trap berfungsi untuk mengendapkan pasir. Pembuangan pasir yang mengendap di dasar sand trap dilakukan secara rutin setiap 4 jam. Vibrating screen saringan getar berfungsi untuk menyaring benda-benda kasar dari cairan minyak. Vibrating screen terdiri dari dua buah tingkat. Tingkat pertama menggunakan kawat saringan ukuran 30 mesh, sedangkan tingkat kedua menggunakan kawat saringan ukuran 40 mesh. Minyak kasar dari vibrating screen ditampung dalam bak minyak kasar atau bak RO T-01, kemudian dipompa P-01 ke continous settling tank T-02. Didalam CST T-02 kotoran lumpur sludge dipisahkan dari minyak. Prinsip berlangsung berdasarkan gaya berat gravitasi. Minyak yang lebih ringan akan naik, sedangkan cairan Lumpur akan turun kekentalan, suhu dan ketenangan cairan dalam CST T-02 merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pemisahan minyak. Pemisahan minyak di CST T-02 memerlukan kondisi berikut : - Suhu cairan minimal 92 C. - Ketebalan minyak minimal 60 cm. - Waktu tinggal minyak kasar di CST minimal 6 jam. Cairan minyak yang sudah dipisahkan di CST T-02 mengandung kadar air 0,40- 0,80 dan kotoran 0,20-0,40 dialirkan ke oil tank T-04. Selanjutnya minyak dialirkan Universitas Sumatera Utara ke dalam oil purifier OP-01 untuk dipisahkan kotorannya. Minyak yang tinggal dari oil purifier OP-01 mengandung kadar air 0,20-0,50 dan kadar kotoran 0,02. Sedangkan untuk mengurangi kadar air, minyak dialirkan ke vacuum drayer VD-01 yang sudah memenuhi standart mutu yang kadar air 0,15 dan kadar kotoran 0,02 dialirkan ketangki tibun T-05. Sementara itu, cairan sludge yang keluar dari CST T-02 dialirkan ke dalam sludge tank ST-02 dan dipanaskan dengan menginjeksikan uap langsung sampai 95- 100 C. Selanjutnya cairan sludge dialirkan ke sludge dialirkan ke sludge seperator SS- 01 melalui stariner S-01 dan pre cleaner PC-02. Stariner berfungsi untuk memisahkan atau menghilangkan serat-serat halus yang masih ada dalam cairan sludge dengan maksud untuk meringankan beban kerja di sludge seperator. Sedangkan fungsi dari pre cleaner adalah untuk menghilangkan pasir. Sludge seperator dioperasikan dalam konsisi suhu cairan sludge 90-95 C. Sisa cairan sludge yang telah dihilangkan serat-serat kasar dan pasirnya dialirkan ke sludge seperator untuk dikutip minyaknya. Cairan minyak yang dikutip di sludge seperator dipompakan ke CST T-02, sedangkan sisanya berupa sludge yang masih mengandung minyak 1 dialirkan ke fat pit. Dalam bak fat Pit dilakukan pengutipan kembali sisa- sisa minyak yang masih ada dengan sistem pengendapan dan pemanasan. Setelah itu cairan dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah IPAL untuk diproses sebelum dibuang keperairan umum. Sedangkan sisa-sisa minyak yang dikutip dipompakan ke bak T-01. Hal penting yang harus dilakukan dalam stasiun pemurnian adalah melakukan spui CST T-02, sludge tank dan sand trap minimal satu kali pada saat sebelum mengolah dengan maksud membuang pasir-pasir dan benda-benda lain yang mengendap. Spui atau pembuangan pasir atau endapan agar dihindarkan minyak jangan sampai terbawa. Bak RO T-01 dibersihkan setiap minggu. Melalui cake breaker conveyor CBC ampas yang keluar dari pressan dialirkan ke depericarper D-01 untuk memisahkan antara ampas dan biji. Ampas dialirkan keketel uap melului blower fiber cyclone FC-01 untuk dipakai sebagai bahan bakar. Sedangkan biji melalui polishing drum PD-01 dan timba biji dimasukkan ke silo biji TS-01 untuk diperam selama 18 jam dengan suhu bagian atas 80 C, tengan 70 C dan Universitas Sumatera Utara bawah 60 C. Biji yang berasal dari silo biji melalui shaking grade atau nut grading screen NG-01 dimasukkan ke dalam creaker untuk dipecah. Biji yang sudah dimasukkan ke dalam hidrocyclone seperator atau claybath HC- 01 untuk dipisahkan cangkangnya selama minimal 12 jam dan dipanasi dengan suhu bagian atas 80 C, tengah 70 C dan bawah 60 C. Sedangkan cangkang yang telah dipisahkan dari inti dimasukkan kedalam silo cangkang SC-01 sebagai bahan bakar ketel uap. Dan inti sawit dimasukkan ketangki silo KS-01 untuk dikeringkan. Inti sawit yang sudah kering dibersihkan dengan blower yang dimasukkan kedalam tangki timbun silo inti KS-03. Kenudian digonikan, ditimbang dan selanjutnya dimasukkan kedalam gudang inti. Mutu inti akan baik dan persentase kehilangan inti akan kecil bila proses pengolahan biji sampai pengeringan atau pnghisapan kotoran dilaksanakan dengan baik. Universitas Sumatera Utara

BAB III NERACA MASSA

Kapasitas Produksi : 30 ton TBSjam Basis Perhitugan : 1 Jam Operasi Satuan massa : Kilogram Kg

3.1 Sterilizer

Tabel 3.1 Neraca Massa pada Sterilizer Masuk kgjam Keluar kgjam Komposisi Alur 1 Alur 2 Alur 3 Alur 4 Alur 5 Minyak Air TBS TBS masak Kotoran Exshaust steam - - 30.000 - - - 8.178 - - - - - 56,942 10.058,975 - - 237,084 - - - - - - 1.425 - 456,72 - 25.943,28 - - Jumlah 30.000 8.178 10.353 1.425 26.400 Total 38.178 38.178

3.2 Stripping

Tabel 3.2 Neraca Massa pada Stripping Masuk kgjam Keluar kgjam Komposisi Alur 5 Alur 6 Alur 7 Minyak TBS masak Air Janjangan kosong Brondolan - 25.943,28 456,72 - - 1,680 - - 8.339,997 58,803 - - 280,793 - 17.718,727 Jumlah 26.400 8.400,48 17.999,52 Total 26.400 26.400 III-1 Universitas Sumatera Utara