Merkantilisme Teori Perdagangan Internasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Paradigma Baru Perdagangan Internasional

Perkembangan ekspor dari suatu negara tidak hanya ditentukan oleh faktor- faktor keunggulan komparatif tetapi juga oleh faktor-faktor keunggulan kompetitif. Inti paradigma keunggulan kompetitif adalah keunggulan suatu negara di dalam persaingan global selain ditentukan oleh keunggulan komparatif teori-teori klasik dan H-O yang dimilikinya tetapi juga ditentukan oleh keunggulan kompetitif berupa adanya proteksi atau bantuan fasilitas dari pemerintah. Keunggulan kompetitif tidak hanya dimiliki oleh suatu negara, tetapi juga dimiliki oleh perusahaan-perusahaan di negara tersebut secara individu atau kelompok. Keunggulan kompetitif lebih bersifat dinamis dengan perubahan-perubahan, misalnya teknologi dan sumber daya manusia Tambunan, 2001.

2.2. Teori Perdagangan Internasional

2.2.1. Merkantilisme

Dalam perdagangan internasional terdapat beberapa aliran pemikiran, diantaranya aliran pemikiran yang dikenal sebagai aliran merkantilisme. Secara lebih spesifik, selama abad ketujuh belas dan delapan belas, sekelompok pria para pedagang, bankir, pegawai pemerintah bahkan para filsuf telah menulis esai dan pamflet mengenai perdagangan internasional yang disebut dengan merkantilisme. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Para penganut merkantilisme itu berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi sebuah negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sesedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh sebuah negara, maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor khususnya impor barang-barang mewah. Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Aliran merkantilisme ini berpendapat bahwa perdagangan internasional akan terjadi apabila terdapat kesempatan memperoleh surplus neraca transaksi berjalan current account. Dalam aliran ini kegiatan ekspor impor diletakkan sebagai lokomotif utama yang dipacu melalui peningkatan industri dalam negeri. Hasil ekspor tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan impor. Barangkomoditas impor selain untuk pemenuhan kebutuhan primerutama, juga dapat merupakan pelengkap hingga substitusi di mana beberapa jenis dari barang-barang tersebut dapat diklasifikasikan sebagai barang saingan untuk produk-produk lokal yang dihasilkan di dalam negeri. Aliran merkantilisme mengetengahkan pemikiran bahwa kegiatan produksi dalam negeri dan ekspor harus ditingkatkan dengan memberikan rangsangan berupa pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara subsidi dan fasilitas-fasilitas lain dari pemerintah. Sebaliknya, impor harus dibatasi melalui serangkaian hambatan impor yang berupa proteksi hingga perlindungan khusus, khususnya untuk industri-industri strategis maupun industri rakyat. Adam Smith menjelaskan bahwa perdagangan bebas antarnegara akan membawa keuntungan bagi kedua negara tersebut, jika salah satu dari kedua negara tersebut tidak memaksakan untuk memperoleh surplus perdagangan yang dapat menciptakan defisit neraca perdagangan dari mitra dagangnya Halwani, 2005. Salah satu tokoh besar yang lahir pada zaman merkantilisme adalah Thomas Mun. Mun adalah seorang cendekiawan Inggris dan putera seorang pedagang di London. Mun berhasil menelurkan hasil pemikirannya dalam bukunya yang berjudul England’s Treasure by Foreign Trade yang memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap teori perdagangan internasional. Mun berpendapat bahwa untuk meningkatkan kekayaan negara, cara yang biasa dilakukan adalah lewat perdagangan dan karena itu pedoman yang harus dipegang teguh oleh suatu negara adalah mengusahakan agar nilai ekspor ke luar negeri harus lebih besar dibandingkan dengan yang diimpor oleh negara itu. Keuntungan bersih menurutnya akan diperoleh melalui selisih dari hasil penjualan yaitu ekspor dengan pembelian yaitu impor dan dengan demikian jumlah uang emas dan perak yang akan diterima akan semakin besar tiap tahunnya. Mun juga berpendapat jika suatu negara lewat perdagangan memperoleh banyak uang, jangan sampai modal itu hilang justru karena uang itu tidak dipergunakan untuk berdagang lagi. Dari argumen Mun dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa bahkan dalam suatu tata ekonomi perdagangan, uang baru pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara merupakan kekayaan yang berarti hanya bila uang tersebut digunakan sebagai alat tukar menukar, dan uang akan menjadi beban suatu negara jika uang hanya disimpan saja. Sumbangan Mun yang tidak kalah pentingnya adalah terciptanya suatu kerangka dasar neraca pembayaran suatu negara pada tahun tertentu. Walaupun neraca pembayaran pada saat itu angka-angka itu memang tidak disusun teliti, namun yang penting Mun telah menunjukkan kerangka dasar neraca pembayaran dengan baik sekali. Sebutan merkantilisme mengandung makna menyamakan suatu bangsa atau negara dengan kebijakan seorang pedagang, yang berusaha mendapatkan hasil yang lebih besar pada waktu menjual dibandingkan dengan apa yang dikeluarkannya ketika membeli dan dengan demikian meningkatkan kekayaan perusahaannya. Seperti layaknya seorang pedagang, bangsa yang merkantilis memandang bangsa dan negara lain sebagai saingannya dan mencoba untuk merebut pasaran saingannya dengan cara merebut suatu monopoli atau dengan cara lainnya. Biasanya seorang pedagang berusaha untuk menekan harga barang yang akan dibelinya, dan membayar upah serendah mungkin dengan tujuan untuk menekan biaya pada titik yang paling minimal. Demikian juga negara yang menganut paham merkantilisme berusaha untuk menumpuk kekayaan dengan jalan memeras dan menguras sumber-sumber daya yang murah di negara jajahan dan mengupah buruh dengan upah yang sangat minim di negerinya sendiri. Karena situasi dan kondisi tersebutlah maka mengapa peranan negara harus begitu kuat demi nasionalisme ekonominya. Kekuasaan negara yang semakin kuat berhasil menciptakan keadaan yang aman dengan mengatasi konflik- pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara konflik antarwilayah yang sering berkecamuk di antara para bangsawan. Terciptanya keamanan dan kestabilan dalam negeri ini merupakan prasayarat untuk memperluas pasar dalam negeri dan perkembangan produksi. Di samping itu juga negara memberikan kemudahan-kemudahan kepada para pedagang untuk melakukan perdagangan internasional, dengan demikian maka keuntungan yang diraih oleh para pedagang dapat memberikan masukan pendapatan bagi negaranya. Merkantilisme memang tidak semata mendatangkan keuntungan belaka bagi negara-negara yang melakukan perdagangan internasional, namun juga kerugian bahkan penderitaan bagi para buruh, petani, dan rakyat yang tinggal di daerah koloni sebagai daerah jajahan. Para buruh dipaksa bekerja dengan sekeras-kerasnya dengan upah yang serendah- rendahnya guna mendorong ekspor sebanyak-banyaknya, bahkan konsumsi untuk dalam negeripun sampai dilupakan. Jam kerja pada kenyataannya sangat tidak terbatas. Kondisi buruh sangat memprihatinkan, anak-anak dan para wanita dengan pakaian yang compang-camping dipaksa untuk bekerja di tambang batu bara di Inggris. Pemogokan para pekerja dianggap sebagai suatu kejahatan dan langsung ditindak tegas. Nasib para petani tidak lebih baik dibandingkan dengan kaum buruh, pada saat itu fungsi pertanian hanya dipandang sebagai penyedia bahan pangan yang semurah mungkin dengan demikian juga upah buruh dapat ditekan rendah, dan sebagai sumber bahan mentah untuk industri yang semurah-murahnya. Karena itu mengapa penghasilan para tuan tanah terutama para petani yang bekerja padanya begitu rendah. Belum lagi jika lahan pertanian dipaksa untuk diubah menjadi lahan industri oleh pemerintah, maka dapatlah dipastikan berapa banyak para petani yang pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara bakal menganggur. Lebih mengenaskan lagi nasib daerah jajahan pada saat itu. Karena didorong motivasi untuk memperoleh daerah koloni baru guna menopang industri-industri yang baru tumbuh, maka perbudakan menjadi salah satu cara guna memperoleh sumber daya manusia yang murah bagi industri di negara merkantilis. Pengurasan sumber-sumber daya alam besar-besaran dilakukan di setiap daerah jajahan dengan tujuan untuk memperoleh sumber daya alam dengan semurah- murahnya seperti kentang, tembakau, kopi, tebu, teh, cengkeh, dan lain-lain untuk dijual lagi dengan harga yang setinggi-tingginya Limongan, 2001. Kaum merkantilis mengukur kekayaan sebuah negara dengan stokcadangan logam mulia yang dimilikinya. Sementara saat sekarang ini kita mengukur kekayaan sebuah negara dengan cadangan sumber daya manusia, hasil produksi manusia, serta kekayaan alam yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa. Semakin besar cadangan ini, semakin besar pula arus barang dan jasa untuk memenuhi keinginan manusia, dan dengan demikian akan semakin besar pula standar hidup masyarakat negara tersebut. Dalam setiap kesempatan, kaum merkantilis selalu melakukan pengendalian pemerintah yang ketat terhadap semua aktivitas ekonomi dan mengajarkan nasionalisme ekonomi karena mereka percaya bahwa sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan dengan mengorbankan negara lain dimana artinya, perdagangan adalah a zero-sum game Salvatore, 1997.

2.2.2. Keunggulan Absolut