Daya Tangkap Responsiveness Pembahasan

rakitannya, selain itu juga bentrok dalam pemakaian ruang laboratorium dengan guru lain. 11 Dari penjelasan di atas penulis dapat simpulkan bahwa dalam dimensi jaminan ini untuk meningkatkan mutu layanan sarana dan prasaraa pada perpustakaan dan laboratorium masih cukup baik terkait dalam segi kenyamanan dan kepuasaan yang peserta didik rasakan masih kurang dalam hal menunjang kelancaran.

4. Emphaty

Tingkat komunikasi kepala sekolah dengan kepala perpustakaan dan kepala lab sudah baik terkait pembahasan perkembangan perpustakaan dan laboratorium. Dalam keadaan dimanapun kepala sekolah mau menerima saran dan masukan maupun kekurangan terkait hal-hal yang dibutuhkan di perpustakaan dan di lab. Kepala Laboratorium Multimedia dan Akuntansi Alvino Octafiano S. Kom, mengemukakan “komunikasi kepala sekolah terkait perkembangan lab Alhamdulillah berjalan baik, posisi komunikasi ini tergantung beliau kadang langsung diajak keruangannya berarti secara formal, dan kadang lagi duduk- duduk sambil ngobrol beliau menerima saran atau masukan ”. 12 Komunikasi kepala sekolah dengan peserta didik untuk membahas perpustakaan dan lab tidak pernah, bahkan dari peserta didik pun tidak ada yang memulai terlebih dahulu. Peserta didik mengemukakan bahwa kepala sekolah belum pernah berkomunikasi langsung terkait perkembangan perpustakaan dan lab, biasanya beliau yang menanyakan kepada guru maupun kepala laboratorium dan kepala perpustakaan. Dari kami pun belum juga 11 Yudi Purwa Tarsono, S. Pd, Wawancara Kepala Program sekaligus Kepala Lab otomotif SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, Selasa, 18 November 2014, 11. 00 WIB. 12 Alvino Octafiano, S. Kom, Wawancara Kepala Laboratorium Multimedia dan Akuntansi SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, Jum’at, 07 November 2014, 09. 30 WIB. pernah langsung berkomunikasi dengan beliau terkait perpustakaan dan laboratorium karena melihat mukanya kepala sekolah sudah takut. 13 Dari pernyataan yang di ungkapkan oleh peserta didik tersebut, kepala sekolah mengungkapkan bahwa “tidak adanya keluhan dari peserta didik berarti mereka sudah merasa cukup ”. 14 Komunikasi yang biasa kepala sekolah lakukan kepada peserta didik yaitu terkait dengan kinerja guru saat mengajar di kelas, hal ini kepala sekolah lakukan sering tetapi sifatnya umum, kapan saja dan dimana saja berada. Dengan tujuan untuk merefleksi apa yang pernah kita lakukan selama ini dan mengukur sejauhmana peserta didik menikmati apa yang telah kita berikan dari tingkat kepuasan yang mereka rasakan, guna penilaian sekolah untuk kedepannya supaya lebih baik. Terkait komunikasi dengan guru-guru lain yang menggunakan lab beliau memang kurang dan sangat jarang untuk membahas perkembangan atau kebutuhan lab dan perpustakaan. Hal ini karena guru yang bersangkutan langsung melaporkan kepada kepala lab dan kepala perpustakaan kemudian di sampaikan kepada kepala sekolah. Pada tingkat kepedulian dari kepala sekolah untuk perpustakaan dan lab sudah cukup baik, di lihat dari adanya perkembangan kemajuan perpustakaan satu tahun yang lalu dengan saat ini begitu juga dengan lab terkait dengan persediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan di dalamnya, walaupun masih belum 100. Kepala lab bahasa Yadi, S. Pd, mengemukakan bahwa “kepala sekolah memiliki kepedulian yang tinggi, seperti di perbaharui ruang laboratorium bahasa dengan lebih indah dan rapi, walaupun jumlah unit komputernya tidak sesuai dengan banyaknya jumlah peserta didik ”. 15 Wakil Bidang Sarana dan 13 Wawancara Peserta Didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. 14 Drs. H. Ambiar, S. Pd, Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, Sabtu 22 November 2014, 10.15 WIB. 15 Yadi, S. Pd, Wawancara Kepala Laboratorium Bahasa SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, Rabu, 22 Oktober 2014, 10. 30 WIB. Prasarana Dr. H. M. Askolani mengemukakan bahwa “kepedulian kepala sekolah dengan turun langsung, dan setiap ada kerusakan tidak dibiarkan sampai berlarut-larut dengan segera di datangkan tim mekanisnya”. 16 Tetapi sampai saat ini ternayata masih banyak yang perangkat komputer atau mesin-mesin di lab AK, MM, dan otomotif yang rusak. Untuk di lab otomotif kerusakan pada mesin atau alat-alat masih bisa digunakan karena sebagai perkenalan nama-nama alat secara langsung kepada peserta didik. Sedangkan di lab MM dan AK kerusakan pada perangkat komputer tidak bisa berfungsi sampai adanya perbaikan. Setelah penulis bandingkan hasil observasi dengan teori standar sarana dan prasarana pada perpustakaan dan lab, maka masih adanya kekurangan atau belum memenuhinya standar sarana dan prasarana pada perpustakaan dan laboratorium. Hal ini mungkin masih lemahnya kepedulian kepala sekolah untuk benar- benar memperhatikan kembali persediaan yang ada di perpustakaan dan lab setelah beliau melimpahkan wewenang kepada para kepala lab dan perpustakaan, serta dikarenakan melihat anggaran yang tersedia, karena sekolah mempunyai prioritas yang mana lebih di utamakan terlebih dahulu. Begitupun dengan penambahan unit baru yang besar harus melaporkan kebagian dinas baik pusat maupun daerah. Selain itu, terkait juga kurangnya tindak lanjut dari kepala sekolah kepada guru yang semestinya menggunakan lab, terutama pelajaran bahasa tetapi tidak pernah mengajak peserta didik untuk praktek di lab. Sehingga sampai saat ini peserta didik dari kelas X dan kini kelas XI belum pernah belajar bahasa Inggris di dalam lab, semestinya hal ini berhak peserta didik merasakan atau memakai lab dari kelas X untuk mengembangkan kompetensi dan menambah pengalaman. Kenyataanya hanya anak kelas XII yang mulai 16 Dr. H. M. Askolani, Wawancara Wakil Kepala Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, Selasa, 11 November 2014, 09. 46 WIB. sering menggunakan lab, karena untuk pembiasaanya dalam hal listening sebelum menghadapi ujian.

5. Bukti Langsung Tangible

Di lihat dari tersedianya ruang perpustakaan dan laboratorium di lingkungan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, ini merupakan sebuah bukti bahwa kepala sekolah memberikan sebuah layanan kepada peserta didik untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan program jurusan yang di pilih oleh peserta didik, dan untuk mengasah vocal peserta didik agar terbiasa dalam listening ataupun speaking. Di perpustakaan sebagai wadah untuk meningkatkan minat baca peserta didik. Besarnya ruang perpustakaan dan laboratorium ini jika dibandingkan dengan banyaknya murid di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan serta melihat dari jumlah peserta didik dalam satu kelas masih kurang luas dan kekurangan ruangan lab, dikarenakan sudah terpenuhinya oleh perlengakapan yang ada di dalamnya, selain itu berakibat jarangnya guru yang semestinya minimal seminggu sekali mengadakan KBM di lab, tetapi tidak mengajak peserta didiknya dikarenakan ruangan di pakai dengan guru lain. Selain itu alternatif lain yang di ambil yaitu dalam satu kelas terdiri dari 40 maka di bagi menjadi dua rombel yaitu sebagian ada di kelas dan sebagian ada yang di lab, hal ini mungkin efektif untuk yang berada di lab karena sering di pantau oleh guru, sedangkan kalau yang di kelas itu jauh dari pemantauan guru yang bersangkutan, sehingga membuat peserta didik yang di kelas tidak serius dalam belajar. Biasanya ini sering di lakukan oleh pengguna lab otomotif dan AK, bahkan di lab otomotif dalam waktu pelajaran yang sama menggunakan lab berbarengan dengan kelas lain dengan guru yang berbeda, sehingga di lab tersebut terjadi 2 proses KBM menjadikan peserta