“Standar prasarana untuk SMKMAK sekurang-kurangnya di kelompokkan menjadi tiga kelompok ruang, yaitu: ruang pembelajaran
umum, ruang penunjang, dan ruang pembelajaran khusus. ”
32
Kepala sekolah sebagai pemimpin dan penentu keberhasilan sekolah, sangat perlu memperhatikan standarisasi yang telah di jelaskan di atas,
dalam pengadaaan sarana dan prasarana karena sarana dan prasarana merupakan sebuah fasilitas baik benda bergerak ataupun tidak bergerak
yang digunakan sebagai faktor penunjang segala aktivitas di sekolah. Jika kurangnya sarana dan prasarana yang disediakan di sekolah, maka akan
menjadi penghambat kelancaran aktivitas yang dilakukan di sekolah dan kurang berjalan secara efektif dan efisien.
3. Prinsip – Prinsip Sarana dan Prasarana
Ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Prinsip-prinsip yang di maksud
adalah: a.
Prinsip pencapaian tujuan Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam
kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses pembelajaran di
sekolah. b.
Prinsip efesiensi Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus
dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga
yang relatif murah. Demikian juga pemakaiannya harus dengan hati- hati sehingga mengurangi pemborosan, untuk itu perlengkapan
32
Barnawi M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012, Cet. I, h. 85.
sekolah hendaknya di lengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya.
c. Prinsip adminstratif
Manajemen sarana dan prasana pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, intruksi, dan petunjuk
teknis yang diberlakukan oleh pihak yang berwenang. d.
Prinsip kejelasan tanggung jawab Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus di
delegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggung jawab, apabila melibatkan banyak personel sekolah dalam
manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap personel sekolah.
e. Prinsip kekohesifan
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu harus di realisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak.
Untuk itu, antara satu dengan lainnya dalam organisasi harus bekerja dengan baik.
33
Kelima prinsip di atas harus di perhatikan dan di jalankan dengan baik agar kelancaran dalam penggunaan sarana dan prasarana dalam pendidikan
dapat berjalan dengan baik, sehingga terjadinya kejelasan dalam penggunaanya dan tercapainya sesuai dengan tujuan secara efektif dan
efisien.
4. Manajemen Sarana dan Prasarana
Riduone, sebagaimana dikutip oleh Daryanto dan Mohammad Farid mengemukakan bahwa “manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat
33
Ibrahim bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h. 5-6.
didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien”. Menurut Juhairiyah,
sebagaimana dikutip oleh Daryanto dan Mohammad Farid “manajemen
sarana prasarana itu adalah semua komponen yanga secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan itu sendiri”.
34
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi
secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan,
penyimpanan, inventarisasi, dan penghapusan serta penataaan.
35
Garis besar tentang Manajemen Sarana Prasarana meliputi hal-hal di bawah ini, yaitu:
1. Penentuan Kebutuhan
Sebelum mengadakan alat-alat tertentu atau fasilitas yang lain lebih dahulu harus melihat kekayaan yang ada baru menentukan sarana
apa yang di perlukan berdasarkan kepentingan pendidikan di sekolah tersebut.
2. Proses Pengadaan
Dalam upaya proses pengadaan sarana pendidikan dapat diperoleh dengan beberapa jalan yang bisa ditempuh, yaitu: pembelian
dengan biaya dari pemerintah, pembelian dengan biaya SPP, bantuan dari BP3 atau komite sekolah, atau bantuan dari
masyarakat lainnya. 3.
Pemakaian
34
Farid, op. cit., h. 120.
35
Fachruddin Saudagar Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta: GP Press, 2009, Cet. I, h. 156-157.
Dari segi pemakaian atau penggunaan terutama alat perlengkapan dapat dibedakan atas: barang habis pakai dan barang tidak habis
pakai. Pengguanaan barang habis pakai harus digunakan secara maksimal di pertanggungjawabkan pada triwulan, sedangkan
pengggunaan barang tidak habis pakai atau barang tetap di pertanggungjawabkan satu tahun sekali sehingga di perlukan
adanya pemeliharaan dan barang-barang tersebut disebut dengan inventaris.
4. PencatatanPengurusan
Untuk keperluan pengurusan dan pencatatan ini disediakan instrument administrasi berupa: buku inventaris, buku pembelian,
buku penghapusan, dan kartu barang. 5.
Pertanggungjawaban Penggunaan
barang-barang inventaris
sekolah harus
di pertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan penggunaan
barang-barang tersebut yang ditujukan kepada instansi atasan.
36
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana adalah proses pendayagunaan semua komponen sarana dan
prasarana yang ada di sekolah dalam menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Dalam mengelola sarana dan
prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses sebagaimana terdapat dalam manajemen yang ada pada umumnya perencanaan, pengadaan, pengawasan,
penyimpanan, inventarisasi, dan penghapusan serta penataaan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik menciptakan sekolah yang
bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga di
36
Farid, op.cit., h. 116-117.