diberikan, hal ini bertujuan apabila terjadi kredit macet, maka bank dapat menarik kembali uang dengan cara menjual barang agunan tersebut.
Jadi ditinjau dari hasil uji simultan maka hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sinar Abdi Gulo
2005 dan juga hasil penelitian Suroso 2003 bahwa informasi akuntansi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian kredit dan juga pendapat
Helfert 1996 dan Walsh 2003 bahwa dalam pemberian kredit harus memperhatikan rasio-rasio keuangan dari calon debitur.
IV.2.2. Pembahasan Hasil Uji Parsial Rasio Keuangan dengan Rasio Kredit Modal Kerja
Dengan menggunakan nilai t
tabel
pada tingkat signifikansi รก =0,05 dan df = 31 adalah 1,696 maka signifikansi hasil uji t dari variabel rasio keuangan terhadap
rasio persetujuan pemberian kredit modal kerja dapat disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel IV.10. Hasil Uji t Variabel Rasio Keuangan Variabel
t
hitung
Keterangan
Current Ratio X
1
Quick Ratio X
2
Debt to Asset Ratio X
3
Longterm Debt to Equity Ratio X
4
Net Profit to Sales Ratio X
5
Return on Investment X
6
Return on Equity X
7
1,261 2,639
2,490 -2,033
1,760 -1,918
2,768 Tidak Signifikan
Signifikan Signifikan
Tidak Signifikan Signifikan
Tidak Signifikan Signifikan
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Jadi dari 7 variabel bebas rasio keuangan yang berpengaruh secara signifikan terhadap persetujuan kredit modal kerja adalah variabel Return on Eqiuty Quick ratio,
Debt to Asset Ratio, Net Profit to Sales Ratio dan variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap persetujuan
kredit modal kerja adalah variabel Return on Eqiuty. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Gulo 2005 yang hasilnya bahwa tidak ada variabel
informasi akuntansi secara parsial berpengaruh terhadap persetujuan kredit Yasa Griya, tapi hasil penelitian ini hampir sama seperti hasil penelitian Suroso 2003 dan
Hasibuan 2003 yang hasil penelitiannya adalah bahwa informasi akuntansi berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pemberian kredit modal kerja
khususnya rasio likuiditas dan struktur modal. Sesuai dengan pendapat Walsh 2003 bahwa Return on Eqiuty atau Rasio
Laba atas Modal adalah merupakan rasio yang penting dalam keuangan suatu perusahaan yang mengukur pengembalian absolut yang akan diberikan perusahaan
kepada pemegang saham. Suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat
perusahaan dengan mudah menarik dana baru. Hal itu juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai dan pada
gilirannya akan memberikan laba yang besar, semua hal tersebut dapat menciptakan nilai yang tinggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan atas kekayaan para pemiliknya
dengan demikian bahwa penggunaan rasio ini dalam analisis pemberian kredit sudah benar.
Universitas Sumatera Utara
Demikian juga dengan variabel Quick Rasio atau rasio cair yang menurut
Helfert 1996 bahwa konsep utama dari Quick Ratio adalah untuk menguji kemampuan membayar kolektibilitas kewajiban lancar bilamana terjadi krisis yang
nyata sehingga perlu kemampuan untuk membayar dalam keadaan mendesak. Bank melakukan analisa terhadap quick ratio, untuk melihat ketersediaan kas atau asset
setara kas guna memenuhi kewajiban yang segera dibayar dengan kas. Variabel Debt to Asset Ratio atau Rasio Total Kewajiban atas Total Harta
yang secara parsial menempati urutan yang ketiga dalam signifikansi terhadap rasio modal kerja adalah sesuai dengan pendapat Helfert 1996 menyatakan dari sudut
pandang pemberi pinjaman, berbagai rasio yang berhubungan dengan hutang jangka panjang adalah mengukur kemungkinan risiko pemberi pinjaman dalam hubungannya
dengan ketersediaan nilai aktiva yang menjadi jaminan. Rasio ini menunjutkan besarnya hutang jangka panjang yang berasal dari kreditor dibandingkan dengan
harta yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila terlalu banyak berutang, perusahaan dapat mengalami masalah dalam pembayaran angsuran.
Variabel Net Profit to Sales Ratio atau Rasio Laba Bersih atas Penjualan adalah rasio yang paling kecil tingkat signifikansinya terhadapat rasio pemberian
kredit modal kerja. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih operasi terhadap total penjualan. Semakin besar rasio
semakin baik karena semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan demikian penggunaan rasio ini menjadi salah satu rasio yang dianalisis adalah
sudah sesuai.
Universitas Sumatera Utara
Selain dari rasio keuangan dalam pemberian kredit yang menjadi pertimbangan utama adalah kelayakan usaha. Kelayakan usaha debitur merupakan
sumber pembayaran utama dari kewajiban yang timbul sehubungan dengan pemberian kredit.
IV.2.3. Pembahasan Hasil Uji Simultan Kebijakan Moneter dengan Rasio Kredit Modal Kerja