ditolak artinya koefisien regresi signifikan atau Return on Invesment X
6
benar- benar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rasio kredit modal kerja Y.
7. Untuk variabel Return On Equity X
7
= 2,768 sedangkan Nilai t
tabel
dengan
tingkat signifikansi á = 0,05 dan df = 31, maka nilai t
tabel
sebesar 1,696 berarti t
hitung
≥ t
tabel
atau 2,768 ≥ 1,696 sedangkan nilai signifikan t
hitung
= 0,01 dengan á = 0,05 berarti nilai signifikan t
hitung
0,05 atau 0,009 0,05, maka H ditolak
artinya koefisien regresi signifikan atau Return On Equity X
7
benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap rasio kredit modal kerja Y.
IV.1.5. Hasil Uji Hipotesis 2
Dalam pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis dengan menggunakan persamaan regresi liner berganda seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
diperoleh hasil uji model sebanyak 39 pengamatan pada Tabel IV.7 berikut ini.
Tabel IV.7. Hasil Uji Determinasi Kebijakan Moneter dengan Kredit Modal Kerja
Model Summary Model
R R Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .425
a
.180 .135
.07659 a. Predictors: Constant, INFLASI, BI RATE
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Dari Tabel IV.7 dapat dilihat bahwa R koefisien korelasi berganda antara variabel dari BI Rate X
8
dan Tingkat Inflasi Kota Medan X
9
secara simultan terhadap rasio kredit modal kerja modal kerja yang disetujui dan dimohon Y,
sebesar 0,425 korelasi ini tergolong kurang kuat. Sedangkan untuk menyatakan
Universitas Sumatera Utara
secara bersama-sama simultan, mengenai besar kecilnya kontribusi sumbangan variabel dari BI Rate X
8
dan Tingkat Inflasi Kota Medan X
9
secara simultan terhadap rasio kredit modal kerja yang disetujui dan dimohon Y atau R
2
koefisien determinan
dari persamaan regresi adalah sebesar 18, artinya bahwa persamaan model analisa hanya mampu memberikan penjelasan pengaruh ukuran dari BI Rate
X
8
dan Tingkat Inflasi Kota Medan X
9
secara simultan terhadap rasio kredit modal kerja yang disetujui dan dimohon Y adalah sebesar 18 sedangkan sisanya 82
ditentukan oleh faktor variabel lain. Setelah nilai R
2
koefisien determinasi diperoleh, maka langkah selanjutnya melakukan uji F statistik, di mana hasilnya dapat dilihat pada Tabel IV.8 berikut ini.
Tabel IV.8. Hasil Uji F Kebijakan Moneter dengan Kredit Modal Kerja
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Regression .046
2 .023
3.963 .028
a
Residual .211
36 .006
1
Total .258
38
a. Predictors: Constant, INFLASI, BI RATE b. Dependent Variable: RASIO KREDIT
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Dari Tabel IV.8 diperoleh nilai F
hitung
sebesar 3,963 dengan df =36 sebagai penyebut, 2 sebagai pembilang, mencari nilai F
tabel
menggunakan tabel F, maka nilai F
tabel
sebesar 3,26 sehingga nilai F
hitung
F
tabel
atau 3,963 3,26 sedangkan nilai signifikan F
hitung
= 0,028 dengan tingkat signifikan á = 0,05 yang artinya bahwa nilai signifikan F
hitung
0,05 atau 0,028 0,05, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah menolak H
yang berarti Kebijakan Moneter yang terdiri dari BI Rate X
8
dan
Universitas Sumatera Utara
Tingkat Inflasi Kota Medan X
9
berpengaruh secara simultan terhadap rasio kredit modal kerja yang disetujui dan dimohon Y, sehingga model regresi dapat pakai
untuk memprediksi terhadap rasio kredit modal kerja yang disetujui dan dimohon Y dan langkah selanjutnya melakukan uji t statistik, di mana hasilnya dapat dilihat pada
Tabel IV.9 berikut ini:
Tabel IV.9. Hasil Uji t Rasio Kebijakan Moneter dengan Kredit Modal Kerja
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients Model
B Std. Error
Beta t
Sig.
Constant 1.113
.195 5.703
.000 BI RATE
-1.592 2.320
-.104 -.686
.497 1
INFLASI -4.655
1.734 -.406
2.685 .011
a. Dependent Variable: RASIO KREDIT Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Dari Tabel IV.9 menggambarkan bahwa persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b
8
X
8
+ b
9
X
9
+ e Y = 1,113-1,592 X
8
- 4,655 X
9
+ e Di mana:
Y = Rasio kredit modal kerja X
8
= BI Rate X
9
= Tingkat Inflasi Kota Medan e = epsilon atau variabel yang tidak diteliti
Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel terhadap persetujuan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan dengan
hipotesa sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Ho : bi = 0 Kebijakan Moneter yang terdiri dari BI Rate, Tingkat Inflasi Kota Medan secara parsial tidak berpengaruh terhadap persetujuan pemberian kredit modal
kerja pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan. Ha : bi ≠ 0 Kebijakan Moneter yang terdiri dari BI Rate, Tingkat Inflasi Kota Medan
secara parsil berpengaruh terhadap persetujuan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan.
Uji t statistik adalah untuk menguji secara parsial antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan,
dengan tingkat keyakinan 95 á = 0,05. Dengan bantuan software SPSS akan diperoleh t hitung yang kemudian dibandingkan dengan t tabel. Kriteria pengujian
sebagai berikut: Jika nilai t
hitung
nilai t
tabel
maka H ditolak artinya koefisien regresi
signifikan. Jika nilai t
hitung
≤, nilai t
tabel
maka H tidak ditolak artinya koefisien
regresi tidak signifikan. Atau: Jika nilai signifikan t
hitung
0,05 maka H tidak
ditolak artinya koefisien regresi tidak signifikan. Jika nilai signifikan t
hitung
≤ 0,05 maka H
ditolak artinya koefisien regresi signifikan. Berdasarkan Tabel IV.9 nilai t
hitung
dari masing-masing variabel bebas dapat diinterpretasikan pengaruhnya terhadap rasio kredit modal kerja yang disetujui Y
sebagai berikut: 1.
Untuk variabel BI rate X
8
= 1,681 sedangkan Nilai t
tabel
dengan tingkat
signifikansi á = 0,05 dan df = 31, maka nilai t
tabel
sebesar 1,696 berarti t
hitung
≤t
tabel
atau -0,686 ≤1,69 sedangkan nilai signifikan t
hitung
= 0,497 dengan á = 0,05
Universitas Sumatera Utara
berarti nilai signifikan t
hitung
0,05 atau 0,497 0,05, maka H tidak ditolak
artinya koefisien regresi signifikan atau BI Rate X
8
benar-benar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rasio kredit modal kerja Y.
2. Untuk variabel Tingkat Inflasi Kota Medan X
9
= 2,685 sedangkan Nilai t
tabel
dengan tingkat signifikansi á = 0,05 dan df = 36, maka nilai t
tabel
sebesar 1,696
berarti t
hitung
t
tabel
atau 2,685 1,696 sedangkan nilai signifikan t
hitung
= 0,011 dengan á = 0,05 berarti nilai signifikan t
hitung
0,05 atau 0,011 0,05; maka H
ditolak dan Ha tidak ditolak yang berarti variabel Tingkat Inflasi Kota Medan X
9
benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap rasio kredit modal kerja Y.
IV.2. Pembahasan IV.2.1. Pembahasan Hasil Uji Simultan Rasio Keuangan dengan Rasio Kredit