Pembahasan Hasil Uji Simultan Kebijakan Moneter dengan Rasio Kredit Modal Kerja Pembahasan Hasil Uji Parsial Kebijakan Moneter dengan Rasio Kredit Modal Kerja

Selain dari rasio keuangan dalam pemberian kredit yang menjadi pertimbangan utama adalah kelayakan usaha. Kelayakan usaha debitur merupakan sumber pembayaran utama dari kewajiban yang timbul sehubungan dengan pemberian kredit.

IV.2.3. Pembahasan Hasil Uji Simultan Kebijakan Moneter dengan Rasio Kredit Modal Kerja

Dari hasil pengujian simultan atas Kebijakan Moneter yang terdiri dari BI Rate dan Tingkat Inflasi Kota Medan adalah berpengaruh secara simultan terhadap rasio kredit modal kerja yang disetujui dan dimohon Y hal ini membuktikan bahwa kondisi perekonomian suatu negara atau daerah khususnya tentang tingkat bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia atau BI Rate dan kondisi ekonomi di Kota Medan yang digambarkan dengan tingkat inflasinya adalah berpengaruh signifikan terhadap persetujuan pemberian kredit modal kerja sehingga pendapat Kasmir 2003 bahwa dalam pemberian kredit perlu diperhatikan kondisi ekonomi condition of economic ternyata sudah benar dilaksanakan oleh analis kredit pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan.

IV.2.4. Pembahasan Hasil Uji Parsial Kebijakan Moneter dengan Rasio Kredit Modal Kerja

Dari kedua variabel bebas kebijakan moneter yaitu BI Rate dan Tingkat Inflasi Kota Medan ternyata secara parsial berpengaruh signifikan terhadap persetujuan pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan adalah Tingkat Inflasi Kota Medan. Jadi prinsip 5’ C yang dikemukakan oleh Kasmir 2002 yang telah digunakan oleh analis kredit pada waktu analisa kredit Universitas Sumatera Utara modal kerja adalah prinsip character, capacity, capital, collateral demikian juga prinsip condition of economic telah digunakan sebagai pedoman dalam analisis pemberian kredit modal kerja pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan dan menurut para analis kredit yang paling penting untuk dianalisis adalah jaminan collateral yang berdasarkan ketentuan bank adalah minimal 125. Kondisi ekonomi dalam suatu negara sebaiknya harus mendapat perhatian bagi para analis kredit yang biasanya kondisi ekonomi yang tidak stabil ditandai dengan inflasi yang tinggi, suku bunga yang tinggi dan lain-lain, karena akibat kondisi ekonomi yang tidak stabil seperti krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998 dan juga krisis Global tahun 2008 yang berakibat banyak perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang pada akhirnya menimbulkan kredit macet pada bank atau Non Performing Loan NPL yang tinggi. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan atas hasil penelitian yang diperoleh melalui uji hipotesis, maka kesimpulan yang dapat dipeoleh adalah sebagai berikut: 1. Rasio Keuangan yang terdiri dari Current Ratio, Quick Ratio, Debt to Asset Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio, Net Profit to Sales Ratio, Return on Investment, Return on Equity secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rasio persetujuan pemberian kredit modal kerja, sedangkan secara parsial variabel yang berpengaruh signifikan adalah Return on Equity, Quick Ratio, Return on Investment, Longterm Debt to Equity Ratio dan Net Profit to Sales Ratio. 2. Kebijakan Moneter yang terdiri dari BI Rate dan Tingkat Inflasi Kota Medan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rasio persetujuan pemberian kredit modal kerja, sedangkan secara parsial variabel yang berpengaruh signifikan adalah Tingkat Inflasi Kota Medan.

V.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari keterbatasan seperti: 1. Tidak semua variabel rasio keuangan dan kebijakan moneter yang diduga mempengaruhi persetujuan pemberian kredit modal kerja dimasukkan dalam Universitas Sumatera Utara