1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pola hubungan patron klien antara petani sawit lahan gambut
dengan buruh tani di Desa Rokan Baru Kecamatan Pekaitan? 2.
Bagaimana implikasi hubungan tersebut dan cara mengelolanya yang berpengaruh terhadap kontinuitas hubungan antara petani sawit lahan
gambut dengan buruh tani?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menginterpretasikan pola hubungan patron klien
antara petani sawit lahan gambut dengan buruh tani di Desa Rokan Baru Kecamatan Pekaitan.
2. Untuk mengetahui dan menginterpretasikan implikasi dari hubungan
tersebut dan cara mengelolanya yang berpengaruh terhadap keberlanjutan hubungan antara petani sawit lahan gambut dengan buruh tani.
1.4. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian mampu memberikan manfaat, baik untuk diri sendiri, orang lain maupun ilmu pengetahuan. Adapun manfaat yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah:
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa khususnya bagi mahasiswa Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara serta dapat memberikan sumbangan pengetahuan terkait dengan hubungan patron-klien antara petani sawit
lahan gambut dengan buruh tani dalam produksi pertanian di Desa Rokan Baru Kecamatan Pekaitan.
1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis agar dapat meningkatkan kemampuan akademis, terutama dalam hal pembuatan karya
alamiah tentang hubungan patron-klien antara petani sawit lahan gambut dengan buruh tani dalam produksi pertanian di Desa Rokan Baru Kecamatan Pekaitan.
Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk pemerintah pusat maupun daerah sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan yang bertujuan untuk
meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat petani sawit lahan gambut.
1.5. Definisi Konsep
Agar penelitian tetap pada fokus kajian dan supaya tidak menimbulkan penafsiran ganda di kemudian hari maka dibuat definisi konsep antara lain:
a. Perkebunan Kelapa Sawit
Adalah lahan yang ditanami kelapa sawit dan dengan penggunaan lahan terkait seperti prasarana, jalan, wilayah tepian tebing dan pencadangan
konservasi.
b. Lahan Gambut
Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang, konsep lahan gambut memiliki banyak pengertian. Gillbert dalam Suwondo, 2012
mendefinisikan lahan gambut sebagai salah satu tipe ekosistem yang terbentuk pada kondisi anaerob drainase buruk di rawa pasang surut atau
lebak dan mengandung bahan organik 50 dari hasil akumulasi sisa tanaman.
Sementara itu, Najiyati, S., dkk 2005 mendefinisikan lahan gambut sebagai ekosistem yang multifungsi, di mana sumber daya alam ini tidak
hanya sekedar berfungsi sebagai pengatur hidrologi, sarana konservasi keanekaragaman hayati, tempat budidaya, dan sumber energi; tetapi juga
memiliki peran yang lebih besar lagi dalam perubahan iklim global karena kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan cadangan karbon
dunia.Dalam penelitian ini, lahan gambut didefinisikan sebagai lingkungan sosial di mana komunitas hidup dan mencari penghidupan dengan
membudidayakan kelapa sawit di rawa pasang surut atau lebak dan mengandung bahan organik.
c. Pola
Pola adalah standardisasi, penggolongan, organisasi atau arah dari perilaku Soekanto, 1985 : 361. Pola dalam penelitian ini diarahkan pada tindakan
action yang berulang-ulang dan telah tertata yang dalam kesehariannya dilakukan oleh petani sawit lahan gambut dan buruh tani.
d. Hubungan patron klien
Hubungan patron klien yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan yang bersifat vertikal antara petani lahan gambut dengan buruh
tani. Di mana seorang individu dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi petani lahan gambutpemilik lahan menggunakan pengaruh dan
sumber-sumber yang dimilikinya modal, pemasaran, jaminan pekerjaanupah dan jasa lainnya kepada buruh tani yang sebaliknya
membalas dengan memberikan dukungan dan bantuan secara umum jasa atau tenaga kerja.
e. Pola hubungan patron klien
Pola hubungan patron klien adalah hubungan sosial ekonomi yang melibatkan dua aktor, di mana satu aktor memiliki peran yang lebih tinggi
dibandingkan aktor yang lain. Aktor yang lebih tinggi patron ini kemudian memberikan bantuan yang diperlukan kepada aktor yang lebih
rendah klien, sehingga secara norma aktor yang lebih rendah tersebut merasa harus membalas kebaikan aktor yang kedudukannya lebih tinggi
tersebut. f.
Petani pemilik. Petani Pemilik adalah para petani pada lapisan ini menguasai sumber daya
agararia hanya melalui pola pemilikan tetap baik petani pemilik yang lahannya diusahakan sendiri dan atau petani pemilik yang lahannya
diusahakan oleh orang lain.
g. Petani Pemilik Sekaligus Buruh Tani
Adalah para petani yang menguasai sumber daya agraria melalui pola pemilikan tetap. Selain itu untuk menambah penghasilan keluarganya,
mereka juga menjalankan peranan sebagai seorang buruh tani.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep dan Pola Hubungan Patron Klien