Kebudayaan Struktur Masyarakat Pertanian Desa Rokan Baru

Jumlah 884 100 Sumber: Data Monografi Desa Rokan Baru Tahun 2014 Data di atas menunjukkan bahwa 85 masyarakat Desa Rokan Baru bermata pencaharian sebagai petani, 2,3 bermata pencaharian sebagai nelayan, 1,23 bermata pencaharian sebagai pengusaha, 1,35 bermata pencaharian sebagai buruh bangunan, 2,8 bermata pencaharian sebagai pedagang, 1,35 bermata pencaharian sebagai pegawai negeri sipil, 0,3 bermata pencaharian sebagai TNIPOLRI, dan 5,67 masyarakat Desa Rokan Baru termasuk ke dalam kategori mata pencaharian lainnya. Data di atas juga menunjukkan bahwa, masyarakat Desa Rokan Baru tidak hanya bergantung pada satu jenis mata pencaharian saja, melainkan ada berbagai jenis mata pencaharian.

4.1.4. Kebudayaan

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa mayoritas masyarakat Desa Rokan Baru adalah Suku Jawa, jadi segala kebiasaan ataupun adat istiadat yang dilakukan oleh masyarakat Desa Rokan Baru pada umumnya berlandaskan pada kebiasaan atau adat istiadat masyarakat Suku Jawa, seperti acara kuda lumping diadakan setiap ada rapat atau acara-acara besar, Samroh Kesenian Kasidahan yang dilakukan apabila ada tamu-tamu besar atau peringatan pada hari-hari keagamaan, peringatan 10 Ashyuro sebagai tanda syukur atas panen yang telah selesai dan Kesenian Wayang Kulit Semalam Suntuk.

4.1.5. Struktur Masyarakat Pertanian Desa Rokan Baru

Desa Rokan Baru pada awalnya adalah sebuah desa eks transmigrasi yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani padi. Artinya dahulu sebelum beralih ke tanaman kelapa sawit, mayoritas masyarakat Desa Rokan Baru memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan cara mengolah lahan gambut dengan menjadikannya sebagai lahan pertanian padi. Namun seiring dengan masuknya tanaman kelapa sawit ke daerah ini pada tahun 2000, tanaman padi yang dahulunya sebagai mata pencaharian utama bagi seluruh masyarakat desa kini berganti menjadi tanaman kelapa sawit. Dengan adanya perubahan secara fisik yang terjadi dalam pemanfaatan lahan gambut tersebut, maka sudah dipastikan bahwa masyarakat petani di Desa Rokan Baru pun mengalami perubahan, baik itu pada struktur maupun pada hubungan-hubungan sosial yang terjadi pada sistem produksi pertanian. Sebab, Struktur sosial komunitas petani dibentuk oleh kehadiran pola hubungan sosial yang terkait dengan sumberdaya agraria lahan, dalam hal ini mengikuti penguasaan sumberdaya agraria. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sanderson dalam Wisadirana 2005, komunitas petani adalah sebuah komunitas yang menyandarkanhidupnya pada pertanian, baik sebagai pemilik sumberdaya agraria lahanmaupun bukan pemilik tunakisma. Oleh sebab itu, gambaran struktur sosialkomunitas petani akan bertumpu pada posisi para petani dalam penguasaan sumberdaya agraria, baik melalui penguasaan tetap pemilikan maupun penguasaan sementara seperti bagi hasil. Pada dasarnya, transformasi pertanian yang terjadi pada masyarakat Desa Rokan Baru tersebut telah menjadikan struktur masyarakat petani di desa ini terdifferensiasi ke dalam dua lapisan. Adapun lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Petani Pemilik Lahan